Seperti hari hari biasa, Nara menggendong tas ranselnya menuju ruang kelas bertulis kan XI IPA-1.
Gadis itu mengintip lewat celah pintu, diamati nya siswa siswi kelas tapi tatapan nya tertuju pada satu cowok yang duduk dikursi tengah sambil menelungkupkan kepala dan headset yang tertempel ditelinga.
Nara mendengus, meskipun hampir tiap hari dia mengunjungi kelas aksa tiada rasa bosan yang hinggap untuk sekedar mengagumi sosok cowok itu.
"Liatin trus ampe tu mata keluar."
"Anjeng." umpat Nara kaget.
Sosok disamping nya tertawa kencang.
"Ra ra.. lo tu gada cape cape nya apa?"
Nara mendelik "Bacot dah."
Shana ikut mendelik.
"Galak najis." lalu ikut mengintip dengan rusuh."Ah ih udah sono." seru Nara, bisa bisa nya aksi pengintipan dia gagal karna bocah ini.
"Ihh gue juga mau liat zaki anying." Shana menyipitkan matanya.
Ketika kedua nya rusuh, tanpa sadar ada seseorang dibalik mereka, seseorang itu menatap mereka dengan tajam juga tangan yang bersilang dan kumis yang siap untuk menusuk mereka.
"Aduh zaki cakep bat dah jadi makin cinta." ujar shana kegirangan sendiri.
"Rusuh bego." Nara bahkan hampir mengeluarkan isi perut nya, geli. Padahal dia sendiri pun sama.
"Biarin ngapa lo juga."
"Udah sono sono hus hus."
"Eh balik yuk? gue ngeri ke gep pa aji."
"Lo aja gih."
"Ahelah yaudah gue duluan ya-"
Sosok dibelakang itu tersenyum ramah tapi menurut shana itu tidak ramah ada aura gelap yang terpancar.
Shana mencubit lengan Nara sampai sahabat nya itu sadar."Sakit beg-"
"EH BAPAK SEJAK KAPAN DISITU?"
✍️🔔📝
Dan, berakhirlah mereka berdua di tengah lapangan.
"Duh gara gara lo sih na." tuduh Nara.
"Lo anjir pake segala ngintip Aksa."
"Kalo lo ga rusuh juga gabakal ke gep." dengus Nara, ia menghela napas. bodoh nya dia belum menaruh tas nya dikelas.
Alhasil Nara menggendong tas itu sampai jam istirahat nanti.
Tangan yang semula hormat perlahan turun, Nara mengabsen seluruh siswa yang berada di luar kelas.
Oke, aman.
Setelah itu menjatuhkan tas nya.
"Haaaahh." desah nya seperti membuang beban negara."Bau anying."
Kurang ajar emang shana.
"Yeeeh." seru nya merenggangkan kedua bahu.
"Panas banget jadi haus gue." keluh Nara mengibaskan tangan nya berharap menghasilkan energi angin.
Shana pun melakukan hal yang sama.
Nara melihat sosok bersinar dari ujung mata nya. Tepat dia menoleh Aksa sedang berjalan bersama dua teman lain nya.
Cocok banget ini mah
Tanpa aba aba Nara langsung berjalan riang menuju sosok yang memancarkan sinar itu.
Shana mendengus mulai deh
"Aksa!" Panggil nya.
Bukan nya menyapa Nara yang sudah melambaikan tangan, Aksa malah berjalan melewati Nara.
Shana tersenyum kemenangan melihat Nara menahan marah.
Aksa menaikan sebelah alis nya.
"Engga manggil doang, btw zaki mana?" tanya nya.
Fyi zaki adalah mantan kekasih shana.
aneh kan? udah mantan masi digebet, emang paling cocok temenan sama Nara."Ngantin."
Shana membulat kan mata nya.
"Nganten?! ama siapa anj!?"
"Ngantin bolott!" ujar Nara tiba tiba berdiri disamping Aksa.
Lalu menyengir.
"Hai Aksa." sapa nya.
Dibalas acuhan.
"Gada lagi kan?" justru aksa malah berinteraksi sama shana.
Shana tertawa evil dalam hati, puas sekali menjahili sahabatnya. Ia menggeleng lalu berterimakasih sebelum aksa pergi.
"Shana lo.jahat.banget." ucap Nara penuh penekanan.
Hai buat pembaca yang lagi gabut hehe makasi udah sempet mampir, jujur aku banyak bgt bikin cerita yang akhirnya ga jadi aku lanjutin.
Tapi tiba tiba dapet inspirasi cerita trus langsung mood buat cerita sampe cover nya juga 🥲
Kalo kamu suka yuk di vote jangan lupa di share juga biar makin banyak yang tau Aksa!
See you!💌
KAMU SEDANG MEMBACA
aksara
Teen FictionAksa tuh bagi Nara kaya hobi, sekali nya Nara suka bakal di kejar sampe hasil nya maksimal. ga henti henti nya Nara melakukan berbagai cara supaya Aksa peka, hal itu pun membuat Aksa muak sekaligus bingung. lantas apakah hobi itu akan membuah kan ha...