Ini Dunia Kita

7 3 2
                                    

Pangkalpinang, ibukota dari provinsi Bangka yang masih dalam kesatuan Republik Indonesia. Kota yang hanya memiliki 327 ribu penduduk ini adalah salah satu kota paling vital.

Disinilah tempatku lahir dan tumbuh.
Memang kota tempatku tinggal ini tidak semaju DKI Jakarta yang memiliki bus Trans ataupun kereta sebagai transportasi umum, bahkan untuk penggunaan taksi saja bisa dihitung jari. Jadi, kendaraan pribadi dan angkutan umum—angkot— mendominasi

Tidak ada yang namanya sekolah elit, anak pengusaha dan anak CEO yang disegani, atau perkumpulan anak-anak tampan dan cantik yang mendominasi sekolah.

Ayolah, ini dunia nyata.

Memang ada orang-orang dengan paras diatas rata-rata, namun itupun masih bisa dihitung jari, bahkan jika mereka tampan sulit untuk menjadi terkenal. Standar kita pada paras seseorang bisa berbeda-beda bukan?

Tapi kenapa kita membahas masalah paras?

Karena aku adalah yang mereka sebut sebagai wajah pasaran, lalu apa hubungannya?

Tidak ada.

Benar-benar tidak ada.

Namaku Silva January. Singkat, padat, dan jelas.

Hutan yang tercipta dibulan Januari, itu artinya. Seperti artinya, aku lahir bulan Januari tahun 2004

Aku berasal dari keluarga sederhana, dengan orangtua lengkap dan 2 saudara kandung laki-laki. Aku adalah anak kedua dan anak perempuan satu-satunya

Dan anak perempuan itu sedang duduk di café dan mendengarkan celotehan temannya yang tidak berhenti sejak setengah jam lamanya. Menyebalkan.

Aku ingin menjahit mulut temanku ini sekarang juga, dia terus berceloteh tentang pacar onlinenya yang berselingkuh darinya.

“…dan ka tau? Die masih sempet-sempetnya ngegombalinku pas ku pake akun fake, anjim”, dan dengan umpatan itu ia mengakhiri celotehannya.

(“…dan kamu tahu? Dia masih sempat-sempatnya menggombaliku saat aku menggunakan akun palsu, anjim*” )

“sudah?” tanyaku malas.

Temanku mengangguk, aku membenarkan posisi dudukku yang awalnya bersender malas menjadi tegak, kemudian menjulurkan tanganku agar bisa menyetil dahi temanku yang terpampang jelas karena ia memakai hijab.

Ia mengaduh, “berapa kali ku bilang, pacaran online itu gak sehat. Dasar jones goblok ” ucapku dan membatin untuk kalimat terakhir

Aku masih punya hati untuk tidak menyinggung perasaannya, terutama saat dia baru saja putus dari pacarnya. Percayalah, kau tidak akan mau mengusik perempuan yang baru putus.

“ck, kenapa ku punya teman kayak ka*” gerutunya

*Ka = Kamu (dalam bahasa Bangka Melayu)

Aku hanya mengedikkan bahu, “kalo udah selesai aku pergi dulu, masih ada urusan. Ah , tolong bayarkan minumanku” pamitku kemudian keluar dari café

Aku memilih untuk jalan kaki hingga lelah kemudian minta jemputan. Menjadi anak sekolahan di bangku kelas 12 membuatku jarang keluar dan lebih memilih menghabiskan waktu libur untuk istirahat dan belajar, jadi waktu-waktu seperti ini adalah momen dimana aku bisa sedikit bergerak untuk sekedar menyehatkan tubuh.

Tinn..Tinn..

Aku menoleh dengan cepat ke belakang saat mendengar bunyi klakson yang berasal dari belakangku.
Apa-apaan mobil ini, bisa-bisanya dia menggunakan trotoar sebagai jalan, saat mobil itu melaju ke arahku dengan cepat aku melompat ke jalan untuk menghindar.

Reflekku memang bagus, batinku bangga

Brak

Bugh

Akh, aku harusnya ingat pesan ibu untuk melihat-lihat sebelum menyebrang, batinku sambil terkekeh kecil dengan darah yang mengalir keluar dari mulutku.

Saat melompat ke jalan tanpa berpikir, aku tertabrak minibus yang melaju dari arah yang sama dengan mobil sialan ditrotoar itu dan sialnya aku terlempar ke arah tiang listrik dan membuat punggungku terasa remuk.

Dengan pengelihatan yang semakin memburam, aku melihat banyak orang datang menghampiriku seperti burung yang melihat roti jatuh.

Kurasakan mataku perlahan memberat. Aku belum menggunakan gaun indah, aku belum mengatakan pada Ibuku bahwa aku di diagnosa 80% sosiopat, bekas sayatan dilenganku belum hilang, masih banyak yang harus ku katakan pada keluarga ku.

Aku belum boleh mati.

Aku belum boleh pergi.

Aku belum boleh..

Aku belum…

Aku…

Mati.

_******_*****_

*anjim : plesetan dari kata Anjing
*Ka : Kamu (dalam bahasa Melayu bangka)

Terima kasih atas waktunya

Adios

Parallel World - Breaking the lawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang