#5. Ai Wa, Nanidesu Ka?

425 46 29
                                    

Ai wa anata o jirenma ni otoshīremasu. Ai no imi wa nanidesu ka? Sono haigo ni aru imi o rikai shite imasu ka?

Cinta membuatmu dilema. Apa itu cinta? Apa kau mengerti arti dibaliknya?

Sasaki

Code melayang di atas pijakan batu bulan, di depan istana Toneri Otsutsuki yang baru saja dibuatnya terkena genjutsu. Code membangunkannya, membuat Toneri patuh tak bisa melawan karena Toneri kehabisan tenaga dari tidur panjangnya. Sekarang pula Code kehabisan chakra, dia butuh mencari buah chakra yang katanya buah tersebut bagian dari para bijuu yang akan bereinkarnasi untuk hidup kembali.

Ditatapnya bumi dengan seringai jahat terulas di bibirnya. "Aku butuh darah keturunan Shigaraki untuk membuat keturunan dari Otsutsuki, agar bisa membantuku melawan para wadah dari karma. Dan yang tertinggal hanya kau ... seorang."

Toneri diam tak menjawab, tapi jelas dia mendengarkan. "Lebih dari itu, kejadian bulan yang akan hancur menabrak bumi beberapa tahun lalu untuk menculik putri byakugan tak berhasil, bukan? Culiklah putri byakugan yang kini darahnya bercampur dengan darah Uzumaki." Code tertawa. "Permainan ini semakin mengasikkan bagiku. Aku akan pergi ke dimensi lain untuk mengambil buah chakra. Kau kumpulkan mereka di sini, kalau perlu ulanglah kejadian di mana bulan akan jatuh menabrak bumi. Jika semua selesai, aku akan menjadi penguasanya."

Code membalikkan badan dan memegang satu bahu Toneri. "Kau tahu siapa mereka yang perlu kau bawa?"

Bibir Toneri terbuka. "Su ... mire," desisnya.

"Lalu?"

"Hi—hima ... wari."

Code mengangguk. "Jika kau tak terkena genjutsu, mungkin kau akan bertanya, 'kenapa kau membutuhkan mereka?' tentu saja mereka terlalu kuat. Aku tak sanggup, bahkan Rikudo Sannin berpihak pada mereka. Apa dayaku melawan dewa?" Dia tertawa lagi. "Maka dari itu, menikahlah dengan Shigaraki, buat keturunan dan pertemukan mereka dengan para wadah. Lalu putri byakugan itu, aku membutuhkan matanya untuk bisa kubawa menuju pohon chakra."

"Laksanakan sebelum mereka mengetahui kau sedang di bawah pengaruh genjutsu, atau mereka menemukan penawarnya dari bunga Gypsophilia itu. Bunga abadi ... yang dulu disukai ibuku." Code menjentikkan jari. "Janganlah terlalu kaku agar mereka tak mencurigaimu. Jika rencanamu gagal, bunuh saja mereka, agar tak menghalangi rencanaku yang lain."

Tubuh Toneri terhuyung hingga akhirnya terjatuh. Dengan begitu, Code kembali melayang dan pergi.

.
.
.
.
.
.

"Tadaima," ujar Boruto seraya menyimpan payung di sisi rak sepatu. Mata birunya dapat melihat ke arah ruang tamu yang sepi, hanya ada ibunya yang sedang mencuci piring. Biasanya di rumah ada Himawari yang membantu Hinata juga berceloteh macam-macam, hingga rumah terasa sedikit lebih ramai.

"Okaeri, Boruto."

"Kaa-san, Hima belum pulang dari misi?" tanya Boruto, melangkahkan kaki dan duduk di kursi meja makan. "Padahal dia bilang ingin ikut festival."

Hinata tersenyum kemudian membawa omelette dan disimpannya di atas meja. "Belum. Kata Hanabi, jembatan yang biasa dilewati menuju desa Hana runtuh karena hujan. Lagi pula, Himawari bersama Shikadai di sana."

"Mereka menjalankan misi bersama? Bukankah Shikadai akan menikah dengan Yodo beberapa hari lagi setelah festival?" Boruto menghela napas. "Kenapa dia ambil misi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BoruSumi | SukidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang