Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix letakkan ponselnya asal, rasanya kesal sekali dipaksa menikah padahal dia sendiri pun belum punya keinginan sampai ketahap itu. Dijodohkan dengan seseorang yang belum pernah di temui sebelumnya? Yang benar saja.
Apa-apaan memaksa kehendak, coba saja mereka yang dipaksa begitu kira-kira mau atau tidak, malang sekali nasip seorang anak yang apa-apa harus menurut kata orang tua.
"oke, mau lihat aku tak perawan lagi rupanya, sampai harus maksa nikahin anak pejabat? Deal malam ini juga aku hilangin perawan aku, biar anak pejabat itu nyesal sudah dipaksa nikah sama orang yang sudah tidak perawan lagi".
Felix berada di kamar salah satu hotel bintang lima sekarang, sengaja lari dari rumah, setelah bertengkar dan membantah keinginan orang tuanya tadi ia memutuskan untuk mengikuti kata hati saja.
Lebih baik hilang perawan dari pada menikah diusia sembilan belas tahun.
Felix raih telfon yang disediakan dikamar hotel, ia tekan tombol yang langsung menghubungkan dirinya dengan resepsionis hotel, ia meminta mereka untuk mengirimkan satu laki-laki yang dapat menemaninya malam ini.
Begitulah sisi lain yang disimpan rapat pihak hotel, jika tamu menginap dan meminta permintaan khusus seperti ini, mereka akan menyediakan sesuai permintaan.
Tiga puluh menit felix menunggu akhirnya pintu kamar di ketok tanda lelaki pesanan nya telah tiba, dengan cepat felix buka pintunya.
Didepan pintu ada seorang lelaki berambut pirang menggunakan kemeja putih dengan lengan digulung hingga siku, celana bahan berwarna hitam dan dasi pita yang menghiasi sekitar leher. Rambutnya dikuncir ke belakang, tubuhnya lumayan tinggi, cocok jika disandingkan dengan felix. Tapi wajahnya dihalangi oleh topeng yang menutupi sekitar dahi, mata dan hidung.
"selamat malam lixie" ucap lelaki itu.
"jangan bertele-tele cepat masuk, aku butuh jasa mu malam ini".
Tak perduli bahwa lelaki didepannya menggunakan topeng felix tak masalah, bukan wajahnya yang terpenting saat ini, tapi servis kasurnya.
Felix tolak kasar lelaki yang ada didepannya hingga lelaki itu jadi duduk setengah berbaring dengan kedua siku menumpu berat tubuh, felix naik dan duduk di atas paha lelaki maskulin itu, membukakan dasi kupu-kupunya, tergesa-gesa membukakan kancing kemeja miliknya satu demi satu.
"hey hey tenang sedikit lixie, malam masih panjang, kenapa buru-buru sekali" ucapnya.
"aku membutuhkan itu sekarang, lebih cepat lebih baik kan? Lecehkan aku sekarang juga".
