SAHABAT SEJATI BY MARSYA HAWA

1 0 0
                                    

Berteman dengan siapa saja boleh, mau dia kaya, miskin, jelek tampan, lelaki, wanita, tua, atau muda. Semua boleh saja karena tidak ada aturan yang menghalangi seseorang untuk berteman dengan siapapun, baik Presiden sekali pun.

Dalam berteman, kita harus mempunyai tata krama, sopan santun, dan etika. Jika tidak, mungkin berawal dari teman kita bisa menjadi musuh atau bahkan menjadi seorang penjahat.

Itu lah gunanya tata krama, sopan santun, dan etika dalam berteman agar pertemanan berjalan dengan baik dan dapat saling membantu. Hal-hal itu harus diperhatikan dalam memilih teman baik atau sahabat karena teman baik dapat menentukan arah tujuan hidup kita juga. Misalnya, jika kita berteman baik dengan para pengedar narkoba, secara tidak langsung kita dapat menjadi pecandu narkoba ataupun pengedar narkoba.

Berteman baik dengan orang yang lebih pintar, secara tidak langsung kita akan mendapat ilmu yang bermanfaat darinya. Hati-hati lah memilih teman baik dalam hidupmu. Harus bisa memilih dan menyaring, mana yang baik dan mana yang buruk.

Seperti Romi yang terlena dengan kata-kata Doni dan Lio. Romi menjadikan mereka teman baik. Doni dan Lio adalah anak yang nakal, suka merokok, dan tawuran. Mereka menghasut Romi untuk ikut merokok dan hasilnya Romi berada di rumah sakit dengan perban di kepala dan memar di tubuhnya.

Teman baik bukan teman biasa, melainkan teman yang selalu berada di samping kita ketika

"Temanmu adalah yang berkata benar bukan yang membenarkan kamu!"

Kata-kata itu terus membayangi pikiranku, menyesali atas apa yang telah terjadi kepadaku.

Kalimat itu adalah ucapan ayahku. Ayah selalu mengingatkannya kepadaku agar selalu memilih teman baik yang jujur. Hal ini karena teman yang menentukan arah hidup kita. Misalnya, temanmu adalah pemain gitar, dia akan mengajak kamu untuk bermain musik dan membentuk sebuah band.

ya, aku harus membayangi kata-kata itu agar selalu mengingatnya. Saat aku makan, berangkat ke sekolah, bermain, dan ketika akan tidur aku selalu mengingatnya, mengingatnya, dan mengingatnya.

tapi aku bodoh, aku tidak memegang teguh amanat ayahku itu. Hasilnya, aku mengalami suatu musibah karena salah dalam bergaul.

Kejadian itu berawal ketika aku tidak sengaja membuang sampah sembarangan di dalam kelas.

"Siapa yang membuang sampah di sini?" tanya Pak Kusni, guru pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan. Sebelum memulai pelajaran, Pak Kusni selalu memeriksa kebersihan kelas.

Aku menyadari bahwa itu adalah bekas bungkusan makananku. Aku tidak mau mengaku, aku takut dimarahi, walaupun jika jujur tidak akan dihukum, tapi aku tetap tidak mau mengaku.

Teman sebangkuku, Wahyu, menyenggol tubuhku.

"Tidak ada yang mengaku?" tanya Pak Kusni dengan nada lantang. "Lebih baik jujur dan mengaku saja, daripada nanti ketahuan, akan Bapak hukum," lanjut Pak Kusni sambil memegang kumisnya yang lebat.

Wahyu terus menyenggol tubuhku, mengisyaratkan agar aku mengaku.

"Siapa?" suaranya kencang menggelegar.

Wahyu menyenggolku lagi dan berbisik, "Sudah Rom, mengaku saja, kalau jujur tidak akan dihukum," Wahyu memperingatkanku.

Brakk!

Pak Kusni, memukul meja.

"Kalau tidak ada yang berbicara, semua akan Bapak jemur di lapangan!"

"Rom, ngaku saja, masa kamu tega teman-teman kamu dihukum gara-gara ulah kamu," Wahyu berbisik kepadaku.

"Sudah diam saja, Way" aku menggubris usulannya.

"Tapi Rom."

Belum sempat Wahyu Berbicara, aku memotongnya, "Berisik kamu!" aku mulai geram dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAHABAT SEJATI BY MARSYA HAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang