3. TAK TERDUGA

122 19 7
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, Sangga dan Rangga segera keluar dari sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel pulang sekolah berbunyi, Sangga dan Rangga segera keluar dari sekolah. Ternyata di depan kelas nya sudah ada Adip yang menunggu mereka.

"Sendiri Dip? Mana si Akbar?" Tanya Rangga.

"Akbar lagi ke Ruang OSIS jemput jeon katanya mereka pulang bareng jadi gua di suruh nebeng bareng Sangga"

"Bareng gua aja Dip. Lagian rumah kita searah nanti Sangga muter muter ngantar lo, kasian." Sahut Rangga

"Oke deh, gua bareng Rangga aje ye Sang?"

"Sok aja gapapa, gua juga mau ke Taman Kota"

Rangga dan Adip saling pandang. Lalu mereka bertanya secara serempak

"NGAPAIN?!"

"Astaghfirullah, jangan ngegas. Gua cuma mau cari angin aja. Mau ikut?" Tanya Sangga

"Engga deh, gua cape sang."

"Ho.oh gua juga cape, lu aje. Gapapakan?" Tanya Adip

"Isoke gapapa, yok pulang" Ajak Sangga

Akhir nya mereka bertiga menuju parkiran sedangkan Akbar masi di ruang OSIS menemani sang pujaan hati.

***

"Dek, yakin pulang sendiri? Kakak khawatir." Ucap Gibran.

Sekarang Devon, Nathan dan Kakak nya Devon, Kak Gibran sedang berbicara di parkiran. Bukan berbicara sih, namun sedang memaksan Devon untuk pulang bersama mereka.

"Gapapa kak, Devon cuma mau gambar. Nanti kalau apa apa Devon telpon Kakak." Jawab Devon.

"Kakak anter aja ya? Nanti Kakak jalan jalan sama Nathan kamu tunggu di taman. Gimana?"

Gibran masi kukuh untuk mengajak Devon pulang bersama nya. Ia sangat khawatir sang adik kecil nya kenapa napa. Meski sekarang Devon sudah menginjak bangku SMA, tetap saja di mata Gibran, Devon adalah adik kecil nya yang harus di jaga.

"Gapapa kak, Devon naik angkot aja. Nah, itu ada angkot!" Tunjuk Devon ke arah angkot yang berhenti tak jauh dari nya.

"Devon pergi dulu, papaiii!"

Dia segera berlari menuju angkot yang terparkir di tepi jalan. Gibran hanya geleng geleng kepala melihat tingkah adek nya.

"Devon Devon"

Nathan hanya tersenyum lalu memegang tangan Gibran.

"Aku yakin dia bakal jaga diri baik baik. Kamu harus bebasin dia sekali kali. Dia butuh kebebasan. Aku yakin Devon anak kuat dan bisa jaga diri." Ucap Nathan kepada Gibran.

PERSAMAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang