03.Rahasia?

129 21 17
                                    

Begitu sampai dirumah jae hwa langsung disuruh istirahat dikamarnya karena jae hwa sedang terkena demam.

Dibaringkannya tubuhnya dikasur dan berguling guling dengan perasaan senang.

"Jaemin sangat tampan."gumam jae hwa dengan pipi yang merona.

"Aku harus bertemu dengan nya besok,pokoknya aku akan memaksa papa untuk mengantarkanku."

Keesokan harinya

"Papa kumohon ya"

"Tidak boleh jae hwa kau masih sakit."

"Aku tidak sakit lihat bahkan badanku sudah tidak panas lagi."

"Tetap saja tidak boleh."

"Hentikan,junho kau seharusnya mengizinkan anakmu tidak kah kau berpikir jae hwa pasti bosan,dan jae hwa mama yang akan mengantarmu kesana."ucap sang ibu menengahi pertengkaran antara ayah dan anak tersebut.

Mendengar jawaban sang ibu jae hwa segera berlari memeluk ibunya.

"Mama memang yang terbaik tidak seperti papa huh."

"Soyoung bagaimana bisa kau mengizinkan nya."

"Diam atau kau tidak ku perbolehkan tidur di kamar nanti malam."

Ancaman yang diberikan oleh soyoung ternyata sangat efektif buktinya sekarang junho langsung terdiam seketika.

"Huft pergilah aku tidak akan melarang."

Setelah melihat ancaman nya mempan soyoung tersenyum manis.

"Dasar monster."gumam junho

namun sayangnya ucapannya tersebut terdengar oleh soyoung yang mengakibatkan dirinya mendapatkan sebuah cubitan lagi.

"Teruslah mengataiku jika kau ingin mati."

Soyoung memberikan tatapan tajam sembari mengarahkan tangannya ke lehernya yang membuat junho bergidik ngeri.

Jae hwa yang bosan menunggu di mobil segera berteriak memanggil soyoung.

"Mama cepatlah."

"Oh oke kita akan segera pergi lets go."

"kupikir benar aku sudah menikahi moster."kata junho dalam hati begitu melihat perubahan ekspresi soyoung.

———🐰———

"JAEMIN!"Teriak jae hwa dari kejauhan begitu melihat jaemin sedang duduk dibangku taman yang kemarin.

Merasa namanya terpanggil jaemin segera menengok kebelakang dan mendapati bahwa jae hwa sedang berlari ke arahnya dengan membawa sebuah buku gambar ditangannya.

"Oh jae hwa."pekik jaemin begitu melihat kehadiran jae hwa.

"Halo aku datang sesuai janjiku kemarin."

"Ya,dan kenapa kau membawa buku gambar?"tanya jaemin,
yang dibalas senyuman penuh arti oleh jae hwa.

"Ingin minta diajari menggambar olehmu."

"Hah aku,kenapa harus aku?"

"Karena jaemin jago menggambar kata mama aku harus belajar menggambar pada jaemin,bolehkan aku belajar menggambar padamu?"

"Boleh,lagipula aku juga sedang ingin menggambar sesuatu."

"Oh ya apa itu?"

"Ada deh rahasia."balas jaemin sembari menutup sebelah matanya.

"Hmm yaudah deh."

Tidak terasa sudah satu jam mereka menghabiskan waktu bersama.

"Mama jaemin kok gak pernah jemput jaemin kenapa?"jae hwa bertanya dengan rasa penasaran yang tinggi pasalnya dirinya tidak pernah melihat ibu jaemin menjemput ataupun mencari jaemin.

"Bunda dan ayah sudah meninggal 2 tahun yang lalu."

Jaemin menatap sendu gambaran sang ibu,jae hwa yang merasa bersalah karena bertanya tentang hal itu segera meminta maaf.

"Maafkan aku jaemin seharusnya aku tidak bertanya tentang hal itu."murung jae hwa sembari menundukkan kepalanya.

"Tak apa itu bukan salahmu."

Jaemin tersenyum sambil mengusap kepala jae hwa.

Merasakan tangan jaemin yang mengusap kepalanya jae hwa merasa wajahnya sangat merah sekarang.

"O-oke."

"Kalau begitu mau main ke rumahku besok."

Perkataan jaemin sontak membuat jae hwa mendongakkan kepalanya dan mentapan jaemin dengan mata yang berbinar.

"Benarkah,apakah boleh?"

"Tentu saja boleh,kita kan sudah berteman."tegas jaemin sambil menggenggam tangan jae hwa.

Jae hwa langsung memeluk jaemin hingga sang empu merasa sangat gugup.

Sampai akhirnya sebuah suara mengganggu acara berpelukan mereka.

"Jae hwa ayo pulang,besok kau sekolah jadi tidak boleh sakit."

Ternyata suara tersebut milik soyoung yang ingin menjemput jae hwa karena mereka sudah bermain terlalu lama.

Jae hwa langsung melepaskan pelukan mereka dan berlari menuju sang ibu yaitu soyoung.

"Kalau begitu aku akan main ke rumahmu besok,sampai jumpa lagi jaemin."pamit jae hwa yang dibalas senyuman oleh jaemin.

"Ya aku akan menunggumu."
jaemin berteriak sebelum akhirnya mobil yang ditumpangi jae hwa menjauh.

Soyoung yang melihat anaknya tersenyum terus-menerus berusaha untuk menggodanya sesekali.

"Apakah jaemin mengajakmu ke rumahnya?"

"Iya jaemin mengajakku untuk main ke rumahnya."

"Kalau begitu apakah anak mama ini menyukainya."goda soyoung sembari menaikkan alisnya sebelah.

Tiba-tiba pipi jae hwa langsung memerah begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh soyoung.

"T-tidak aku hanya berpikir jaemin tampan,apakah itu artinya aku menyukainya mama?"

"Jae hwa akan tau ketika sudah besar nanti."

"Kenapa jae hwa harus besar dulu."protes jae hwa dengan bibir yang dimajukan.

"Kalo itu rahasia donk."

"Kenapa sih hari ini semuanya main rahasiaan tadi jaemin sekarang mama hmp."

"Makanya jae hwa harus cepat besar biar tau apa rahasianya."
.
.
.
Halo makasih banyak yang udah baca cerita aku sejauh 😭😊🙏

For You,From Me ||Na Jaemin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang