Chapter 5 - The meetings

257 33 26
                                    

Dosan lebih banyak diam dalam perjalanan pulang dari kantor menuju ke Apartemen. Tangannya menggenggam setir mobil dengan kuat serta pandangannya sangat tajam lurus ke depan. Dalmi melihat Dosan dengan mata menyipit. Ada apa dengan suaminya ini. Apa dia cemburu karena kiriman bunga tadi.

"Dosan-ah, Apa kau marah karena kiriman bunga untukku tadi?"

"Mwo? Wae?" Dosan balik bertanya

"Molla, habis dari tadi kamu diam saja." Jawaban singkat Dosan membuat Dalmi kesal.

Dosan hanya terdiam. Percuma ia membahas mengenai dokumen bayi tabung yang membuatnya marah saat ini karena istrinya pasti tidak akan menghiraukannya. Rahang Dosan mengeras dan meremas pengangan setir mobilnya.

Sepanjang perjalanan Dosan dan Dalmi hanya saling diam. Mereka menatap keluar jendela dan masing-masing sibuk dengan pikirannya yang diliputi rasa kesal.

***

Keesokannya, di CheongMyeong Company suasana kesibukan berjalan seperti biasa. Dalmi sebagai CEO perusahaan sedang fokus mereview laporan keuangan yang baru diterimanya. Sebagai perusahaan yang baru beranjak sebagai Unicorn Company, Dalmi ingin meningkatkan volume bisnis dengan membuat variasi baru untuk product dan jasanya. Namun semua itu pastinya membutuhkan investasi yang besar. Konsentrasi Dalmi teralihkan ketika pesawat telpon yang ada di mejanya berbunyi. Ia lalu mengangkatnya dan mendengar suara sekretarisnya yang ingin menyambungkan telpon dari Hyundey company.

Mendengar nama Hyundey Company membuat Dada Dalmi berdegup kencang. Hyundey Company adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Dunia. Kenapa perusahaan itu tiba-tiba menghubunginya. Dalmi langsung menyetujui untuk menerima telponnya dan ia lalu tersambung dengan suara bariton yang sekilas terdengar familiar.

"Annyeong haseyo Dalmi-ssi, aku Dave CEO dari Hyundey Company. Aku sangat tertarik berinvestasi di perusahaanmu. Apa kita bisa ketemu?"

Dalmi terdiam sejenak. Ia masih terkejut tidak percaya dengan pendengarannya.

"Dalmi-ssi apa kau mendengarku?"

"Ne, mianhamnida. Aku hanya sedikit terkejut, tentu saja kami sangat menyambut baik rencana anda. Kapan Sajangnim ada waktu ? Kami bisa datang ke kantor anda untuk presentasi"

"Aniyo, aku tidak butuh presentasi karena teamku sudah mereview track record CheongMyeong Company. Bagaimana kalau kita diskusikan lebih lanjut di dinner meeting saja, malam ini di Rooftop Kloud?

"Arasseo, aku akan datang. Kamsahamnida"

Setelah percakapan selesai, Dalmi menutup telpon. Sejenak ia terdiam, pikirannya masih mencerna percakapan barusan. Tak lama kemudian Ia berteriak senang. Senyumnya mengembang, dengan investasi ini rencananya untuk lebih mengembangkan CheongMyeong Company akan bisa cepat terlaksana.

***

Dalmi melirik ke meja Dosan yang kosong. Ia ingin mendiskusikan mengenai rencana investasi Hyundey ini termasuk mengajaknya ikut ke dinner meeting nanti. Dalmi mengambil ponselnya untuk menelpon suaminya namun gerakannya terhenti ketika ia melihat Dosan datang.

"Dosan-ah, cepat kemari ada kabar yang sangat bagus." Dalmi menarik tangan Dosan untuk duduk didepannya.

"Mwo?"

"Barusan CEO Hyundey menelponku dan bilang kalau mereka tertarik menjadi investor kita" ucap Dalmi dengan mata berbinar.

"Jinjja? Wae?"

"Molla, mungkin mereka melihat potensi yang besar di perusahaan kita. Dave mengajak dinner meeting malam nanti untuk membahas lebih lanjut"

Dosan mengernyitkan dahinya "Dave?"

Thin Blue LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang