"Moza, apa impian mu sayang?"
"Entahlah Bu, aku hanya tidak mengerti kenapa setiap orang harus memiliki impian."
"Sayang, impian akan menjadi tujuan hidupmu. Kelak, saat kau tengah berjuang melewati hari-hari yang buruk, impian akan menjadi salah satu alasanmu untuk tetap berjalan. Impianmu akan menjadi alasan untuk bersemangat bangun di pagi hari."
"Apa kah ibu mencintai ayah?"
"Tentu saja sayang, dia laki-laki terhebat yang pernah aku temui," ucap wanita paruh baya tersebut seraya membelai lembut rambut putrinya.
"Kalau begitu impianku adalah menikah dengan laki-laki hebat seperti ayah. Laki-laki yang penuh cinta dan tanggung jawab. Laki-laki yang akan selalu memperlakukan aku seperti ratunya. Bisakah, Bu?"
Wanita itu mengulas senyum lembut tatkala kedua mata putrinya menatapnya penuh harap, "tentu sayang, kau pantas mendapatkannya. Tumbuhlah menjadi perempuan baik, Moza. Dan Tuhan akan memberikan pasangan terbaik untukmu. Kelak, saat kau telah menikah, patuhi suamimu. Jangan pernah membantahnya. Layani ia sepenuh hatimu, sayang."
"Terima kasih, Bu. Aku selalu berdoa semoga kau bisa menyaksikan hari pernikahanku yang bahagia suatu saat nanti. Aku mencintaimu dan ayah, selalu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZA
General FictionApa yang akan kalian lakukan jika terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak pernah kalian inginkan? Bukankah itu mengerikan, hidup bersama seorang pria yang tidak pernah memberimu harga diri sebagai seorang istri. Tidak pernah mengakui keberadaan...