HAAAALOOO SELAMAT MALAMM!!!
Akhirnya chapter 1 Extraordinary Fangirl ini sudah rampung ke permukaan🫶🏻SELAMAT MEMBACA SEMUANYAAAA!
Bacanya pakai mata aja, jangan pakai hati dulu takut keburu baper sama trio gemas ini!Salam kenal dari Syerra, Keano dan Regen yang akan menemani hari-hari kalian selama membaca cerita ini🤩
JANGAN LUPAAAAAAA BOOOOMM COMMENT BIAR CEPET UP DAN VOTE JUGAAAA! PROMOIN JUGA KE TEMEN TEMEN YAAAAA💗
SELAMAT MEMBACA
🦋🦋🦋
Suasana pagi hari yang mendung membuat gadis cantik yang masih menggunakan piyama berwarna ungu semakin merapatkan tubuhnya ke dalam selimut. Alarm sudah berbunyi sejak beberapa waktu lalu, tapi matanya tak kunjung terbuka.
"Sye, bangun, mau sekolah ngga?" Suara bariton berasal dari daun pintu itu berhasil mengusik Syerra. Gadis itu menguap, tak lama duduk sambil mengucek matanya.
"Siap-siap cepet, mau hujan, jangan sampai kehujanan ya."
Dengan nyawa yang masih terkumpul seperempat, Syerra mengangguk pelan. Perlahan, matanya terbuka, pandangan matanya menatap lurus pada poster besar, tujuh manusia tampan tersenyum, menatapnya dan memberikan energi setiap Syerra bangun tidur.
"Pagi ganteng-gantengnya Syerra.... Semalem kalian di sana bobo nyenyak kan? Jangan lupa senyum ya hari ini, bahagia terus bangtan!"
Seulas senyum tipis tulus menghangatkan hati Syerra. Entah perasaan macam apa, tapi ini membuatnya bahagia. Rutinitas paginya seperti ini, selalu membawa suasana berbeda.
"Syerra sekolah dulu ya." Tak lama setelah mengucapkan itu, tangannya menyambar handuk BT21 custom miliknya. Kakinya setengah berlari menuju kamar mandi sambil bersenandung ringan.
Jangan bingung dengan sisi kehidupan Syerra yang ini. Baginya, bertemu--Ralat, maksudnya melihat wajah mereka di pagi hari walaupun hanya berbentuk poster yang ditempel di dinding kamarnya dapat membuat moodnya sangat baik. Mungkin tidak semua orang merasakan euforia seperti ini. Sebagian mungkin akan menganggap Syerra dan setipenya merupakan orang gila.
Gadis itu kembali masuk ke kamar dan menatap pantulan dirinya yang sempurna. Rok abu khas SMA selututnya terlihat pas dikenakan di pinggang ramping Asyerra. Rambutnya diurai begitu saja dengan jepit ungu sebagai pemanis. Pergelangan tangannya, ia tambahkan beberapa gelang manik-manik yang 'couple' an dengan Taehyung BTS, katanya.
Mengoleskan sunscreen juga lipbalm sebagai starter pack pagi hari nya. Sebelum pergi, matanya mengintip melalui celah jendela kamarnya, mengintip seseorang yang ada di sebrang kamarnya. Terlihat jelas sudah tidak ada manusia itu. Jendelanya sudah dibuka artinya Regen alias tetangga menyebalkannya itu sudah bergegas.
Syerra menyambar tas sekolahnya yang ramenya minta ampun. Maksudnya, perintilan gantungan kunci menghiasi tas ransel ungunya. Mulai dari seleting depan sampai seleting belakang. Lengkap juga dengan beberapa pin.
"Bunda mana, Yah?"
Arka, sang ayah yang sedang menonton berita menoleh sekilas. "Biasa," jawabnya.
Seperti bukan hal yang asing mendengar jawaban ayahnya, Syerra menepuk jidatnya pelan, merasa ada yang aneh di keluarga ini. Bundanya sibuk sendiri bagiin brosur mingguan di komplek rumahnya.
Mengambil setangkap roti, sudut matanya tak sengaja melihat jam dinding rumahnya.
06.35
Mampus, Syerra menyumpahi dirinya sendiri yang terlalu santai sampai lupa kalau hari Senin adalah musibah baginya. Biasanya diawali upacara, yang artinya kalau Syerra telat, bisa-bisa dia jadi pemeran utama yang akan berdiri dan dijemur di tengah lapangan selama satu jam penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syerra: Extraordinary Fangirl
Teen Fiction"Lo terima nggak kalau gue jadiin pacar ke delapan?" Pertanyaan itu selalu muncul di interview 'Seleksi Calon Pacar Asyerra' yang rutin digelar mingguan di komplek rumah sama bundanya yang udah angkat tangan sama anak gadisnya, yang berumur 19 tahu...