9- Him and Me

413 73 15
                                    

🔹️▫️❄▫️☁️▫️❄▫️☁️▫️❄▫️☁️▫️🔹️

Sepasang kekasih diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi
Saling menutupi kekurangan
Saling berbagi kehangatan
Dan saling menguntungkan

🔹️▫️☁️▫️❄▫️☁️▫️❄▫️☁️▫️❄▫️🔹️

____

*Tok tok tok*

"Do you wanna build a snowman~"

*Click*

"Jangan membuat dirimu menyesal atas tingkahmu ini, Jeno." Ucap pemuda dengan hoodie cokelat kebesarannya itu.

Terlihat menggemaskan.

Dan Jeno tidak mungkin tidak setuju akan fakta itu.

"Diam! Berani kau maju selangkah, maka aku tidak akan jadi ikut bersamamu." Ancam pemuda itu dengan ekspresi yang dibuat seram.

Namun sekali lagi, malah semakin terlihat menggemaskan di mata seorang Lee Jeno.

"Ayolahh Renjun~"

Sedangkan pemuda yang bernama Renjun itu hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak menyetujui entah apa pun yang akan dilakukan Jeno kepadanya.

"Tidak atau tidak sama sekali." Renjun kembali berucap.

Jeno pun hanya mendengus pasrah, menelan kenginannya untuk mengecup bibir ceri itu. Lagi pula itu bisa dilakukannya nanti, yang penting pemuda manis nan sangar di hadapannya mau pergi berkencan dengannya hari ini.

Pemuda dominan itu membalikkan badannya hendak beranjak, tidak ingin tambah merusak mood si submisif, bisa-bisa gagal usahanya semalam yang sudah lelah-lelah membujuk pemuda Huang itu untuk mau pergi berkencan dengan kedok menemaninya membeli jas formal untuk suatu acara.

*Grep*

*Cup*

Jeno semakin merinding kala Renjun mengendus lehernya.

Back hug, dikecup, dan diendus.

Ucapkan selamat tinggal pada kewarasan seorang Lee Jeno.

"Kau mencuri parfumku."

Jeno meneguk salivanya kasar seraya menatap sebuah parfum yang baru saja dibeli Renjun setelah pulang sekolah tadi. Bahkan si pemilik belum menggunakannya.

"Aku suka aromanya, apakah kau suka?" Renjun bertanya pada Jeno, masih dengan posisinya yang memeluk Jeno dari belakang.

"Ini terlalu dewasa untukmu, aku lebih menyukai aroma yang biasa kau pakai." Jeno menggenggam erat tangan Renjun yang masih memeluknya.

"Aku sudah dewasa, Jeno!" Renjun sedikit membentak, sebab tidak terima dengan ucapan si dominan.

Renjun semakin menempelkan tubuhnya dengan tubuh bagian belakang Jeno, "ingin bertaruh?" Renjun menyeringai.

Jeno sengaja melemahkan tenaganya, karena seperti dugaannya bahwa Renjun akan mencoba membalikkan badannya mengahadap ke arah Renjun.

Bahkan si dominan sudah siap bila bibir ceri itu menyapa bibir tebalnya.

Siap membalasnya dengan senang hati tentunya.

Jeno masih menahan diri untuk tidak memulai, menanti Renjun yang memulai. Meski kini bibir mereka telah saling berbagi gas buangan hasil oksigen. Ia masih mencoba menahannya.

Cold Bonnie  | NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang