Chapter 9

2.1K 96 9
                                    

Seminggu ini Maura hanya makan dan tidur lalu menonton Televisi tetapi ada kala nya ia bosan dan ingin bertemu dengan sahabatnya dan juga Arka. Maura merindukan Arka dan ingin melihat wajahnya. Aline Zara dan Vela apakah mencari nya? Tetapi mereka tidak datang ke rumahnya untuk mencari tahu kenapa ia tidak masuk sekolah?

Saat ini pikiran Maura di penuhi dengan banyak pertanyaan, entah kenapa akhir akhir ini banyak sekali hal yang membingungkan. Arka yang menuduh Papi nya orang yang membakar tempat tinggal Arka dan juga Papi nya juga melarangnya bertemu Arka padahal Papi nya bukan orang yang melarang Maura bergaul. Papi nya yang mengurung nya di rumah dan mengambil ponselnya bahkan ketiga sahabat sahabatnya juga tidak datang ke rumahnya untuk sekedar mencari tahu keberadaan nya.

Ada apa? Kenapa?

Maura terlalu pusing memikirkan itu sampai akhirnya ia terlelap tidur. Maura terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Pantas saja ia kelaparan karena ia kelewatan makan siangnya tadi, Maura turun dari ranjang dan sangat lega karena pintu kamar nya tidak terkunci. Ia keluar dari kamar nya untuk makan malam tetapi Mama dan Papi nya entah dimana hanya ada kesunyian di rumahnya sekarang.

"Kemana mereka pergi?" Maura mendekati meja makan, ia langsung menyantap makanan nya dengan nikmat sampai ia mendengar deru mobil memasuki area rumahnya. Tommy dan Elen masuk kedalam rumah dengan terburu buru membuat Maura keheranan.

"Ra, ayo ikut Mami ke atas." tiba tiba saja Elen membawa Maura kedalam kamar putrinya. Elen mengambil koper besar dan membuka lemari baju Maura membuat gadis itu keheranan.

"Apa yang Mami lakukan? Mau di apakan pakaian Maura." Maura menghentikan Mami nya yang akan memasukkan semua pakaian nya kedalam koper.Elen memegang bahu putrinya dan menatap memohon kearah Maura.

"Maura dengarkan Mami, sekarang bukan waktunya untuk bertanya sayang. Malam ini Maura harus berkemas karena Maura akan Mami dan Papi kirim bersekolah ke Luar negeri."

Maura terbelalak mendengar ucapan Mami nya. Keluar negeri? Maura melepaskan tangan Mami nya yang ada di bahu nya."Apa! Kenapa Maura harus keluar negeri? Maura ingin di sini."

"Sayang dengarkan Mami, Maura harus berangkat malam ini karena Papi dan Mami sudah mempersiapkan semua keperluan Maura. Maura akan sekolah dan berkuliah di sana."

"Maura tidak mau! Maura ingin disini bersama kalian! Maura tidak mau pindah!" teriak Maura bersikeras tidak ingin pindah kemanapun dan ingin tetap tinggal disini. Elen memijat pelipisnya mendengar penolakan dari putrinya itu.

"Tidak ada pilihan lain lagi sayang. Papi sudah memesan tiket untukmu pergi ke sana malam ini." jelas Elen membuat Maura menangis tidak mau pindah. Tommy datang dan menatap kedua wanita yang ia cintai sedang berpelukan.

"Tapi Mi..." Maura mencoba menolaknya.

"Apa sudah beres?" tanya Tommy  datang dan Maura menggelengkan kepala nya tetap tidak ingin pergi.

"Maura ingin disini Pi, Maura tidak ingin pindah. Kalian juga tidak ikut dengan Maura, kan. kenapa? Maura ingin disini bersama kalian." perkataan Maura membuat tangisan Elen pecah. Elen semakin memeluk putrinya dengan erat.

"Mami dan Papi akan menyusul mu ke sana sayang. Sekarang Maura yang lebih dulu pergi, setelah itu Mami dan Papi menyusul." ujar Tommy.

"Kenapa harus Maura terlebih dulu? Kenapa tidak berangkat bersama? Ada apa sebenarnya Pi, katakan kepada Maura. Apa kalian menyembunyikan sesuatu?" desaknya tetapi Tommy tidak menjawabnya.

"Papi tunggu di bawah, jangan lupa membawa Pasport nya juga." tukas Tommy pergi meninggalkan Maura yang menangis tidak ingin ke luar negeri. Elen mengusap wajah putrinya dengan sayang.

"Untuk kali ini Mami mohon Maura turuti semua perkataan Papi tanpa bertanya dan membantah. Mami dan Papi sayang Maura." setelah itu Elen membawa koper Maura kedalam mobil.

"Iya Mi." Maura menyeka air mata nya sebelum masuk kedalam mobil menatap Mami nya dengan memohon tetapi Elen memalingkan wajahnya dengan wajah penuh kesedihan. Maura pun masuk kedalam mobil dengan air mata yang berjatuhan. Di dalam mobil hanya keheningan yang terjadi karena Maura sudah lelah terus menerus bertanya tetapi tidak ada satupun dari pertanyaan nya di jawab oleh Papi dan Mami nya.

Di tempat lain Aline Vela dan Zara sedang berkumpul di rumah Aline karena sudah seminggu ini Maura tidak ada kabarnya. Mereka sempat menelfon Maura tetapi ponsel sahabatnya itu itu tidak aktif dan kemarin mereka datang ke rumah Maura tetapi mereka tidak di izinkan untuk masuk dan mengatakan bahwa Maura sedang liburan.

Aline tidak mempercayai perkataan penjaga rumah Maura dan entah kenapa Aline merasa bahwa ada yang tidak beres. Zara dan Vela pun merasakan hal yang sama karena Maura tidak pernah seperti ini, dan mereka yakin ini pasti ada kaitan nya dengan Maura yang datang mencari Arka. Aline sempat bertanya kepada Arka apa yang mereka bahas tempo hari tetapi Arka tidak menjawabnya dan malah bersikap dingin.

"Aku mencemaskan Maura." Zara berkata.

"Aku sudah bertanya kepada Arka dan Tiara tetapi mereka bilang tidak ada hal yang di bahas tempo hari." sahut Aline.

"Maura kemana kau.." gumam Vela cemas sampai akhirnya notifikasi pesan di ponsel Aline menarik perhatian mereka.

"Pesan dari Maura.." pekik Aline terkejut, Zara dan Vela pun segera mendekati Aline untuk melihat pesan apa yang Maura kirimkan sampai akhirnya mereka meneguk ludah nya membaca isi pesan Maura yang tak mereka duga.

Ini aku Maura, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku akan pindah keluar negeri dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi. Selamat tinggal..

Mereka sudah sampai di bandara dan Maura hanya diam saja dan duduk dengan hati yang gelisah karena ia sebentar lagi akan meninggalkan negara ini. Elen memegang tangan putrinya dan memenangkan bahwa semua nya akan baik baik saja.

"Ini pertama kali nya putri Mami pergi sendirian ke Luar Negeri. Mami berharap Maura di sana belajar dengan rajin dan jangan memikirkan apapun. Soal Aline Zara dan Vela mereka sudah Mami beritahu tadi bahwa kau akan pindah sekolah ke luar negeri, sayang."

Maura hanya diam saja mendengar kalimat Mami nya sampai akhirnya ia melihat Papinya mendekatinya dan memberitahu bahwa pesawat akan terbang sebentar lagi. Tommy dan Elen memeluk Maura dengan erat dan mengecup wajah Maura dengan ketidakrelaan tetapi mereka harus melakukan ini semua.

"Apa Maura harus pergi?" lirihnya dengan sorot mata sedih membuat air mata Elen semakin turun."Apa tidak bisa Maura tetap disini?

"Maafkan Papi sayang tapi ini demi kebaikanmu dan masa depanmu. Di sana akan ada orang suruhan Papi yang akan menemani mu sebelum kami datang ke sana."

Setelah itu Maura mulai memasuki pesawat tetapi saat menginjak tangga pesawat Maura menoleh sejenak kearah sekelilingnya."Selamat Tinggal Indonesia. Aku harap nanti bisa kembali kesini lagi."

Maura langsung memasuki pesawat dan tak berapa lama akhirnya pesawat itu terbang meninggalkan Bandara dan juga Tommy Elen yang menatap sedih pesawat yang membawa putrinya.

Maafkan kami sayang..

*****

Selamat malam guys.
Maura nemenin malam dingin kalian nih. Dingin kaya gini enaknya baca ceritaku sekaligus selimutan iya gak. 😅

Maura di suruh ke luar negeri tuh.
Gimana nasib Maura nih? Apakah dia akan ke luar negeri?
Arka gimana tuh?

Next sabar menunggu nya.

Aku juga ganti Cover nih jadi lebih bagus. Kalian suka ga Cover yang sekarang ga nih 😃

Note ❗ BAGI YANG BAPERAN DAN TIDAK BISA BEDAIN MANA FIKSI DAN NYATA LEBIK BAIK MUNDUR TERATUR YA. LAPAK INI TIDAK COCOK UNTUK KALIAN. THANKYOU 💋💋

Vote komen dan follow ya agar aku semangat nulisnya.
Ramaikan juga love you ,❤

21.06.2021.💋💋
21.08 wib

Yang TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang