3

7 0 0
                                    

Bagaimana bisa Jihan melupakan Jeno jika hampir setiap hari bertemu dengan Jeno?

Bukan apa-apa, setiap Jihan bertemu Jeno, rasa sesak yang ada di dada nya semakin sesak.

Setiap ia melihat netra mata indah Jeno, ia semakin tidak bisa melepaskan Jeno, karena separuh dari dirinya sudah ia serahkan kepada Jeno.

Apakah ia tidak bisa mengambil setengah dari dirinya di Jeno?

Setiap lelaki itu tertangkap di tatapan mata Jihan, Jihan merasa ia kehilangan dunia nya, terdengar berlebihan tapi ini nyata.

Seperti kemarin saat bertemu di depan gerbang kampus, Jihan melihat tatapan itu.

Tatapan itu...tatapan yang baginya dunia nya dulu, tatapan yang selalu menenangkan bagi nya.

Ah, Jihan jadi rindu di saat Jeno selalu chat Jihan, 'Kamu sudah makan?' 'Ayo kita night ride di pusat kota, Cantik'

Semua kata-kata manis yang di lontarkan oleh Jeno masih menempel di kepalanya.

Kecuali kata-kata pahit yang Jeno lontarkan saat Jeno memutuskan hubungan dengannya, itu juga masih menempel di lubuk hati nya.

Tolong! Berikan Tutorial Move on kepada Jihan.

➖➖➖

Jenoaditya_

Di sukai oleh Hanaaaaulia dan 380 lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sukai oleh Hanaaaaulia dan 380 lainnya

Jenoaditya_  w/th my gurlll @Daraluvvvv

Comments are turned off.

"Bahagia banget yaa kayaknya..." gumam Jihan saat melihat postingan Jeno baru saja.

Lihat, Jihan selalu mengomeli diri nya karena susah untuk melupakan Jeno tapi ia sendiri selalu stalk akun media sosial Jeno.

Jadi, di sini salah siapa? Jihan sendiri apa Jeno?

Terkadang, Makan saja bisa lupa, masa melupakan mantan juga tidak bisa?

Jihan bersiap-siap untuk pergi bekerja di cafe. Ya, Jihan bekerja paruh waktu sejak jam 6 sore hingga 11 malam.

Untuk gaji juga lumayan yang di dapatnya, untung-untung  untuk kuliah agar ia tidak merepotkan Tante nya lagi.

Setelah mengunci rumah nya ia langsung pergi menuju halte di depan gang sana.

➖➖➖

Saat ini, jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, masih tersisa 2 jam ia berada di cafe yang ramai pelanggan ini.

Ia di sana berperan sebagai pelayan yang mengantar pesanan pada pelanggan, jadi, wajar jika tubuh nya lelah karena bolak-balik.

"Anterin di meja nomer 14 di pojok, ya" Jihan langsung menampa makanan dan minuman dan segera mengantarkan pesanan itu kepada pelanggan.

Best EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang