Bab 31

13 3 1
                                    

Bab 31. Babak Penyisihan (2)

Satu setengah jam sudah berlalu sejak dimulainya pertandingan. Beberapa peserta sudah ada yang mulai selesai, beberapa gagal dan memulai kembali. Untuk yang memulai kembali, hanya memiliki sedikit peluang yang tersisa, namun tidak ada yang menyerah dan terus berusaha meskipun mereka tau bahwa kemungkinan besar tidak akan selesai.

Lagian kalau gagal pun mereka tidak akan rugi, toh bahan-bahan sudah dipersiapkan dan tidak diperlukan modal untuk itu. Hanya saja, mungkin energi mereka yang terkuras dan mereka akan kelelahan.

Semua peserta berusaha menggunakan semua kemampuan mereka untuk hasil yang terbaik. Di sisi lain, Lassse juga berusaha sekuat tenaga. Namun berbeda dari yang lain yang menginginkan hasil yang baik, Lasse berusaha untuk menekan kemampuannya untuk hasil yang standar.

Sungguh sangat merepotkan!

Biasanya dia akan dengan santai melakukan alkimia tanpa memperdulikan hasilnya dan secara bebas dan lepas melakukannya dengan sesuka hati. Tapi kali ini dia harus menekannya, mencoba untuk memperoleh hasil serendah-rendahnya. Jika tidak, maka akan menjadi kontroversial. Meskipun sudah cukup heboh dengan energi roh alkimianya, tidak usah menambahnya lagi!

Beberapa peserta sudah merasa tidak enak badan. Bukan karena penggunaan energi mereka yang berlebihan, tapi karena suhu di tempat itu terus-menerus menurun beberapa derajat. Para peserta itu tidak tahu penyebab perununan suhu di tempat itu tapi para juri dan penonton serta panitia yang ada tahu penyebabnya. Lasse sendiri tidak menyadari kalau alkimia-nya membuat orang tidak nyaman. Dia masih terus berkonsentrasi dalam penyulingan.

Orang pertama yang selesai adalah seorang pemuda dengan temperamen ramah yang berada di ujung barisan. Dia selalu tersenyum menampilkan lekungan kecil dipipinya dan matanya yang sempit menjadi lengkungan indah.

Masih tersisa waktu 15 menit sebelum batas waktu. Lasse menyelesaikannya dan seketika udara dingin berangsur-angsur mereda membuat para peserta yang ada disekitar menghela napas lega. Disusul beberapa detik kemdian oleh Leonardo yang ada disampingnya. Dan selang beberapa waktu, satu persatu peserta sudah mulai menyelesaikan pil mereka.

Batas waktu telah habis. Tidak banyak peserta yang gagal, sebagian besar dapat melakukannya dengan baik. Penilaian pun dilakukan.

Para peserta satu persatu maju ke depan untuk meletakkan pil itu di alat untuk memeriksa tingkat suatu benda, yang disebut dengan Assay. Selanjutnya mereka akan menunjukkan pil yang dibuat kepada para juri dan para juri secara khusus memberi nilai yang akan langsung di cantumkan di layar. Penilaian mencakup hal-hal seperti proses, hasil, tingkatan, dan sikap peserta selama proses berlangsung.

Namun keadaan hari itu sangat suram. Pasalnya nilai yang tertinggi saat ini hanyalah 48. Meskipun standar lulus adalah pil tingkat semi-menengah rendah tapi pemberian nilai terdapat pada keputusan juri. Tidak ada yang tahu standar nilai dari para juri sehingga sulit untuk menentukannya sendiri.

Yang akan maju ke babak selanjutnya hanya memuat 10 orang peserta. Beberapa orang yang gagal tidak akan di nilai. Orang yang menunggu untuk dinilai sekarang berkeringat dingin di seluruh tubuhnya.

Tiba giliran pemuda yang selesai untuk pertama kali. Dia melangkah ke depan dengan mantap. Matanya yang berwarna ungu menatap tajam namun tetap ramah. aura yang mengesankan tanpa disadarinya keluar dari tubuhnya yang tinggi. Sangat tampan!

Ditangannya terdapat pil berwarna ungu mengkilap seperti warna matanya. Disekitarnya terdapat aura misterius yang mengelilingi pil itu membuat orang secara tidak sadar terserap ke dalamnya. Itu membuat penonton begitu bersemangat dan para juri pun menampakkan kepuasan di dalam mata mereka.

Orang yang melihatnya akan tanpa sadar akan berpikiran, sangat berbakat!

Dengan banyak mata yang tertuju kepadanya sulit untuk membuat orang gugup. Namun pemuda ini hanya dengan ramah tersenyum, dia tenang seperti air dalam genangan. Meski dia terlihat tenang, matanya tidak bisa menipu Lasse yang terlihat sangat bersemangat dan kebanggaan yang muncul. Dia sangat percaya diri.

Setelah pil miliknya diletakkan di Assay, alat itu berbunyi dan memunculkan tingkat berapa pil itu berada. Itu berhenti di tulisan Semi-menengah Tengah.

Semua penonton langsung rebut dengan hasil seperti itu. Padahal semua peserta yang telah dinilai tidak ada yang menembus sampai tingkat Tengah, tapi dirinya mencapai semi-menengah tengah dengan mudahnya. Itu sangat mengejutkan, apalagi dirinya masih terlihat sanagt muda.

Akhirnya penilaian dari para juri. Hasilnya tentu saja dia peringkat pertama dengan nilai 95! Ini diluar dugaan semua orang. Semua orang mulai mendiskusikannya dengan semangat. Sementara itu, Lasse menatap layar dengan pandangan kosong.

“Den Haag... Guan?!”

Dia tidak perrnah menyangka bahwa akan bertemu dengan anggota klan ibunya. Dia kira klan Guan telah dimusnahkan beberapa waktu lalu. Tunggu dulu! Jangan cepat berspekulasi begitu cepat, bisa saja hanya namanya yang sama belum tentu dia berasal dari klan Guan juga bukan?!

Dan betapa sialnya Lasse karena dia yang selanjutnya dinilai setelah pemuda yang bernama keluarga sama dengannya. Siapa tadi namanya? Oh ya, Den Haag.

Kenapa seperti nama ibukota di dunia ku?

Garis hitam muncul di wajahnya. Dia nampak lesu dan tidak bersemangat ataupun gugup seperti yang lainnya. Semua orang mengira dia depresi karena mempunyai saingan yang kuat dan tidak percaya diri.

Setelah sampai didepan Assay, Lasse diam-diam berdoa di dalam hatinya, semoga tidak tinggi, semoga tidak tinggi, semoga tidak tinggi!

Assay itu pertama-tama bergetar ringan. Ini semua membuat banyak orang kebingungan. Namun para senior yang menontonnya sudah tahu, dan merasa di hati mereka perasaan yang rumit.

Bakat alami telah lahir!

Assay itu bergetar karena menerima energi yang tidak biasa dari benda yang diperiksanya. Ada beberapa kemungkinan untuk kejadian seperti ini, seperti energi asing atau energi terlalu kuat yang terkandung dalam benda tersebut. Tidak banyak orang tahu tentang ini, karena jarang sekali ada yang bisa menggetarkan Assay. Oleh karena itu, banyak para senior yang tertarik pada anak ini dan banyak dari mereka yang ingin menjadikannya murid pribadi.

Laase yang tidak tahu bahwa harapannya hancur: Apakah Assaynya rusak?

Setelah bergetar beberapa waktu, Assay itu mulai bergerak menunjukkan nilainya. Dia berhenti tepat pada tingkat Tengah Bawah.

Lasse menatap dengan tatapan tidak berdaya. Mengapa masih begitu tinggi?

Ketika saatnya penilain oleh para juri, Lasse melihat sesuatu yang tidak biasa dalam tatapan juri didepannya yang mengarah kepadanya.

Apakah ada sesuatu yang salah denganku?

Layar berkedip dan menampilkan nama disana. Nama Lasse Guan muncul pada urutan kedua setelah Den Haag Guan dengan nilai 94 poin.

Tepat ketika namanya tercantum didalam layar, Lasse merasakan tatapan panas yang mengarah padanya di belakangnya. Saat berbalik, dia melihat Lasse dengan tatapan yang bersemangat dan berapi-api.

Tunggu, untuk apa kamu menatapku seperti itu?! Aku bukan pecinta batang, aku masih menyukai bantalan!!

***

Haag:
Kurasa ku t'lah jatuh cinta
Pada pandangan yang pertama
Sulit bagiku untuk bisa
Berhenti mengagumi dirinya
Oo-oo, wo-oo~

Lasse: *ambil kresek* huee🌈

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rubah Kecil: Rebirth The Prince of Archean KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang