Chapter 10

2.4K 105 18
                                    

6 Tahun kemudian.

Amerika Serikat.

Seorang Gadis sedang berlari cepat karena sadar bahwa ia sudah terlambat, gadis itu menyeka keringat nya saat cahaya matahari pagi ini yang mulai muncul. Gadis itu mencari Taksi untuk ia tumpangi berangkat kuliah pagi ini, dengan tak sabar gadis itu menunggu Taksi yang lewat sebab mobilnya saat ini sedang dalam perbaikan di bengkel. Gadis itu menghembuskan nafasnya lega karena akhirnya Taksi yang ia tunggu akhirinya datang juga dan ia segera menaiki nya.

Gadis itu segera masuk kedalam mobil dan menyuruh sang supir untuk segera berangkat dengan cepat sebab ia tak mau sampai di hukum karena telat. Gadis itu mengambil ponselnya untuk mendengarkan musik lewat earphone agar mengurasi rasa bosen nya. Kemudian ia memejamkan kedua mata nya yang menghitam karena tadi malam ia kurang tidur karena ia harus mengerjakan beberapa soal yang harus ia kumpulkan sekarang.

Beberapa menit berlalu akhirnya ia sudah sampai dan berlari cepat untuk segera sampai menuju ruangan nya dan seketika ia bernafas lega karena kelas belum di mulai. Seorang gadis blonde menyipit menatapnya dan kemudian gadis Blonde itu mendekat.

"Kau hampir telat lagi, Maura." ujar gadis blonde itu dengan bahasa Inggris nya. Gadis itu adalah Maura yang saat ini tinggal di Amerika Serikat selama 6 tahun ini. Maura hanya bisa meringis mendengar omelan sahabatnya bernama Gwen itu, ia sadar bahwa ia selalu telat datang.

"Sorry, Gwen." bisik nya pelan kemudian Dosen datang dan akhirnya pelajaran pun di mulai. Setelah jam pelajaran selesai Maura tidak langsung pulang tetapi ia harus bekerja sampingan untuk menambah uang saku nya sebab Mami dan Papi nya beberapa tahun ini selalu mengirim uang dengan jumlah sedikit dan tentu saja itu tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari Maura disini.

Maura tidak mau membuat kedua orang tua nya susah karena mereka berkata Maura harus menghemat uang yang mereka kirimkan sebab perusahan saat itu sedang tidak stabil dan Maura langsung mengerti dan mulai menghemat tetapi tetap saja uang yang mereka berikan setiap bulan tidak cukup.

Semakin bertambah usia Maura merasa ia harus mulai mandiri dan tidak boleh terus bergantung kepada Mami dan Papi nya. Maka dari itu Maura memutuskan untuk bekerja paruh waktu sebagai penjaga tiket bioskop setahun ini meski ia terkadang lelah karena harus berkuliah dan juga bekerja paruh waktu.

"Sudah datang? Hari ini hari Minggu pasti banyak yang akan datang menonton." ujar Betty teman kerja Maura."Aku dengar ada Film Romantis terbaru, aku ingin sekali menonton nya tetapi aku tidak bisa menonton dengan kekasihku karna sekarang aku bekerja."

"Besok kau libur, kau masih bisa menonton nya dengan kekasihmu, bukan." jawab Maura yang sudah memakai seragam nya dan sudah berdiri di samping Betty yang mendelik tajam kearah Maura.

"Hei, kalau besok berbeda Maura, sekarang aku ingin menonton nya." tunjuk Betty kearah beberapa pasangan yang mulai mendekati mereka untuk memesan tiket."Kau tidak tahu sensasi saat menonton di hari libur berbeda saat hari biasa nya. Carilah kekasih agar kau tahu."

Maura terdiam mendengar ucapan Betty karena memang selama ia disini Maura tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, ada beberapa pria yang mungkin mencoba mendekatinya tetapi entah kenapa Maura tidak ingin menjalin hubungan karena yang Maura pikirkan sekarang adalah lulus kuliah dan kembali pulang.

Maura merindukan kedua orang tua dan juga sahabatnya Aline, Zara dan Vela, termasuk Arka..

Hari ini mulai malam dan masih banyak orang yang datang sampai akhirnya Maura dan Betty bernafas lega akhirnya mereka sudah bisa pulang.

"Aku pegal sekali." gumam Maura memijat lehernya dan meregangkan otot-ototnya yang tegang.

"Aku juga, rasa nya aku ingin segera pulang dan tidur di ranjang nyamanku." sahut Betty meregangkan otot-ototnya juga."Aku pulang dulu, Jody sudah menjemput ku di luar. Ingat pesanku, carilah kekasih."

Yang TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang