Sinar matahari yang terik masuk ke dalam kamar Naomi melalui celah-celah tirai kamar membuat Naomi terbangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya dan meregangkan badannya lalu bangun dan duduk di atas kasurnya..“Hoaamm, ternyata sudah pagi.” Ia masih berusaha mengumpulkan nyawanya untuk terbangun sepenuhnya. Cukup lama ia duduk di kasurnya sampai ia teringat ayahnya.
“Heh ini sudah pagi aku harus berbicara dengan ayah,” ia segera beranjak dari kasur lalu berlari sambil berteriak, “Ayahhhhhhh!!” Dengan masih memakai piyama dengan rambut acak-acakan turun tangga menuju ke kamar ayahnya.
“Ada apa denganmu Naomi kenapa pagi-pagi sudah membuat keributan dengan berteriak seperti orang gila dan lihatlah penampilanmu ini, astaga.” Ayah Naomi geleng-geleng melihat tingkah anak gadisnya itu. Naomi yang baru sadar dengan penampilannya yang masih acak-acakan hanya bisa nyengir di hadapan ayahnya.
“Hehe ah tak apa lagian ini hanya di rumah yah, oh iya apa yang ingin ayah katakan padaku kemarin?”
“Oh itu begini...” Belum sempat ayahnya berbicara Naomi membungkam mulut ayahnya dengan tangannya dan dengan cepat berkata.
“Berhenti yah!! Ayah tidak sedang mengidap penyakit serius kan? Atau kita jatuh miskin? Atau jangan-jangan aku ini bukan anak ayah dan ibu?! huaaaa aku tidak mau diberi tahu kalau yang mau ayah katakan diantara ketiganya itu.” Alih-alih mendapat jawaban justru Naomi mendapatkan toyoran didahinya.
“Heh kau ini ada-ada saja kita memang mengalami kerugian tapi kita tidak akan jatuh miskin maka dari itu dengarkan ayah dulu hish kau ini.”
“Syukurlah kalau begitu huhh aku bisa bernapas lega.”
“Baik sekarang dengarkan ayah. Ayah ingin kau bertunangan dengan putra dari Rehendra’s Group, Bastian Rehendra, agar mereka mau bermitra dengan kita untuk kita meneruskan proyek impian ibumu. Bagaimana?”
“Apa?!” Naomi kaget pasalnya ia belum pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun selama 20 tahun ia hidup di dunia ini, bukannya karena tidak laku hanya saja Naomi malas jika harus memikirkan kalau dia harus menjaga sikapnya untuk orang lain selain ayahnya.
“Iya, bagaimana? Ayah tidak akan memaksamu kalau kau tidak mau hanya saja proyek impian ibumu itu harus terhenti.” Naomi berusaha mencerna apa yang baru saja ayahnya katakan bagaimanapun ia masih terkejut dengan permintaan ayahnya itu.
“Aku akan memikirkannya dulu yah nanti malam akan ku beritahu keputusanku. Aku akan pergi ke kamar.” Naomi kembali ke kamarnya sambil melamun dan berjalan dengan langkah gontai.
“Baiklah, ayah tunggu keputusanmu nanti malam ya? Ayah akan pergi ke kantor kau mandi dan sarapanlah nak.”“Hmm baiklah.”
***
Sampai di kamar Naomi masih melamun memikirkan apa yang harus ia lakukan. Kalau ia tidak setuju bagaimana dengan impian ibunya tapi kalau ia menyetujuinya apa yang harus dilakukannya nanti. Bertunangan apanya bahkan Naomi saja belum pernah melihat wajah pria itu bagaimana bisa dia bertunangan semudah itu. Semakin dipikirkan kepala Naomi semakin pusing.
“Arghh aku bingungg. Lebih baik pergi berbelanja saja supaya mendapatkan jawaban dari semua ini.” Akhirnya Naomi pergi bersiap lalu pergi berbelanja untuk menghilangkan pusingnya.
/Di Mall/
“Aku akan membeli semua sepatu yang dipajang dirak ini dari sini sampai ujung. Ini kartu pembayarannya kau kirim saja semuanya ke alamat ini ya.” Itulah kebiasaan Naomi saat sedang stress memborong semua barang yang menurutnya menarik sampai ia lupa kalau perusahaan ayahnya membutuhkan dana untuk melanjutkan pembangunan. Sampai sebuah ide cemerlang muncul dikepalanya.
“Ahaa aku ada ide dengan kebiasaan borosku ini aku akan membuat si Bastian itu ilfeel padaku dan mengira kalau aku hanya mengincar harta keluarganya saja saat pembangunan di Ilsan selesai.” Naomi bemonolog dengan dirinya.
“Iya kak? ada yang ingin kakak beli lagi?” Tanya pelayan toko itu karena bingung melihat Naomi berbicara sendiri.
“Apa? Oh iya aku tidak jadi membeli semuanya aku hanya akan ambil yang ini dan itu saja.” ucapnya, “Aku memang cerdas. Baiklah mari kita pulang ahahahah.” Naomi berjalan keluar toko sambil tertawa bak tokoh jahat dari sebuah dongeng sampai menjadi pusat perhatian di Mall. Namun ia tidak peduli karena sekarang dia sangat senang.
***
Malam pun tiba sudah waktunya untuk makan malam. Naomi menunggu ayahnya pulang tak berapa lama suara mobil terdengar memasuki rumahnya.
“Ah itu ayah sudah pulang.” Ia turun untuk menyambut ayahnya pulang dan menghampiri ayahnya dengan wajah tersenyum lebar.
“Hai sayang, ada apa denganmu kenapa kau kelihatan bahagia sekali?”
“Sini biar ku bawakan tas ayah. Ayah cepatlah mandi dan kita makan malam ya?”
“Hey ada apa?”
“Tak apa nanti kita berbicara di meja makan saja yaaa. Bi ini tas ayah tolong bibi bawakan. Dah ayah aku tunggu di meja makan.”
“Baik non.” jawab pembantu itu lalu pergi membawa tas ayah Naomi.
“ Baiklah, ada apa dengan anak itu kenapa sangat bahagia sepertinya tadi pagi sangat murung?” Ayah Naomi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya dan pergi ke kamarnya.
Saat ini Naomi dan ayahnya telah selesai makan akhirnya mulai berbincang.
“Ayah, aku akan setuju untuk bertunangan dengan Bastian tapi aku ingin mengenalnya lebih jauh dulu.”“Benarkah? Tak apa lagi pula tadi ayah bertemu dengan Bastian dia bilang tidak ingin terburu-buru jadi ayah rasa ia akan setuju untuk saling berkenalan terlebih dahulu.
“Baiklah bagus, ayah atur saja kapan kami akan bertemu.”
“Baiklah sayang, ayah akan atur semuanya kau tenang saja.”
“Okee yah, aku ke kamar dulu ya. Dah ayah good night.”
“Night sayang.”
Keesokan paginya saat sarapan bersama ayah Naomi bilang kalau Bastian memintanya untuk bertemu hari ini di salah satu restoran bintang lima miliknya. Naomi pun bersiap-siap untuk bertemu dengan Bastian agar tampil cantik karena ia tak mau kalau orang-orang nanti mengira kalau Bastian menolaknya karena ia tak cantik.
Setelah selesai bersiap dan berangkat disinilah ia sekarang. Naomi duduk di meja yang sudah dipesan oleh Bastian namun yang mengajaknya bertemu saja belum muncul batang hidungnya.
“Dimana si Bastian itu?! Dia yang mengajak bertemu tapi aku yang harus menunggu hish menyebalkan.” Saat mengomel tidak jelas Naomi membalikkan badannya menghadap ke arah pintu masuk dan melihat dua orang pria muda tampan dengan pakaian rapi menuju ke arahnya.
Thanks yang sudah baca🙏
Jangan lupa kasih bintang 🤗
From, cheekaboo_
1 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED LOVE
Romancecover by © Pinterest [ON GOING] Pernah merasakan mencintai dua orang sekaligus? Bagaimana rasanya bingung? Rumit? Tak tahu mana yang sebenarnya dicintai dan mana yang hanya dianggap sebagai teman? Itulah yang dirasakan oleh seorang Naomi Baskara, p...