PMS

397 58 4
                                    

Jisoo mengeram kesakitan pada perutnya dikarenakan dia sedang kedatangan bulan. Mana hari pertama, hari dimana banjir banjirnya ditambah lagi perutnya keram abis sampai mau gerak pun gak bisa. Berakhirlah dia cuma meringkuk dikasur sambil memeluk bantal panas untuk meredakan nyerinya.

Tiba tiba ponselnya berdering, ia langsung meraihnya dengan malas dan membaca nama tertera. Ia berdecih sambil menempelkan benda pipih itu ke pendengarannya.

"Apa?"

"Ayok jalan jalan. Aku udah didepan"

"Enggak!"

"Aku tunggu kamu sampai hitungan ke tiga ya kalo gak aku cium. Satu dua.."

"Iya bentar bentar!" Jisoo bergegas turun dari kasurnya tanpa memperdulikan darahnya keluar seperti air yang keluar dari keran musholla.

Persetan rasa sakit, ketimbang dicium, pikir Jisoo.

"Apasih datang datang gak ngabarin dulu" Jisoo langsung membentak Taeyong setelah melihat lelaki itu tersenyum senang kearahnya.

"Aku udah ngabarin kamu lewat chat dari tadi malam. Tapi kamunya belum balas balas"

Jisoo menepuk keningnya, sejak tadi malam dia memang belum mengecek chat masuk perkara wifi dirumahnya mati. Mana dia gak punya uang buat beli kuota.

"Ayok jalan" ajak Taeyong.

"Astaga, aku senggugut, Yong. Ngertiin aku tolong"

"Iya aku ngerti" ucap Taeyong kalem. "tapi, senggugut itu apa?"

Jisoo memutar bola matanya malas lalu dia berbalik arah. "Pikir aja sendiri"

"Kamu mau kemana?"

"Balik! Sana pulang!"

Tiba tiba Taeyong mengikat jaket yang tadi ia gunakan pada pinggang Jisoo membuat gadis itu tersentak kaget. "Apaan sih?"

"Jangan dilepas. Pakai sampai kamu masuk kedalam rumah" titah Taeyong.

Jisoo mengernyit sambil berjalan pergi meninggalkan Taeyong.

Sedangkan Taeyong mulai sibuk dengan ponselnya mencari arti senggugut di mesin pencarian.

Sesampai dikamar, Jisoo langsung melepas jaket Taeyong sambil mengomel sendiri. "Kapan sih tu anak pengertian bisa pengertian. Apa apa mau dia terus yang diturutin. Aku heran. Kok bisa aku jadian sama manusia seegois Taeyong"

Jisoo berdiri membelakangi cermin sambil memutar kepalanya untuk melihat bokongnya. Sial! Ternyata dia tembus! Jisoo langsung berlari ke toilet. Wajahnya memerah mengingat Taeyong melihat yang harusnya gak boleh dilihat.

[Beberapa jam kemudian]

Tok tok

"Jisoo, ini teman kamu datang" terdengar suara seokjin dari balik pintu.

"Suruh masuk aja bang" titah Jisoo tanpa tau siapa yang akan masuk.

"Perut kamu masih sakit?"

Nyaris mata Jisoo keluar saat melihat Taeyong hendak melangkahkan kaki masuk ke dalam kamarnya. Ia refleks melempar bantal kearah Taeyong tapi berhasil ditangkis.

"Mau ngapain kau kesini hah? Udah tau aku lagi sakit. Pergi sana!" usir Jisoo.

Taeyong menunjukkan bungkusan plastik ditangannya.

"Apa itu?"

"Mau?"

"Apaan coba?"

Taeyong berjalan mendekat.

"Jangan kemari! Gak sopan cowok masuk kamar cewek!"

"Ini aku bawain boba sama burger. Kamu gak mau?"

Luluh, tanpa sadar Jisoo melambaikan tangannya menyuruh Taeyong masuk, kalau dia yang menghampiri lelaki itu yang ada jadi banjir lagi.

Taeyong pun berjalan dan mengeluarkan spageti dan burger yang masing masing terdiri dari dua porsi.

"Untuk siapa seporsi lagi?"

"Untuk aku supaya makan berdua"

"Oh" Jisoo mengangguk angguk sambil mencomot bagiannya. Lalu dia lahap dengan rakus tanpa tersisa.

Taeyong yang pertama kali melihat Jisoo makan dengan rakus itupun cengo.

"Apa?" tanya Jisoo. "Kau ilfeel?"

Taeyong menggeleng "Enggak kok"

Mata Jisoo beralih kearah makanan milik Taeyong yang masih banyak. "Lama bener sih makannya. Boleh untukku?"

"Boleh" Taeyong langsung menyerahkan makanannya dan langsung dilahap habis oleh Jisoo.

"Apasih liat liat?" Jisoo kesal sendiri. "Kau gak iklas ya makanannya aku makan?!"

"Enggak kok aku iklas banget"

"Ah sana pergi kalo kau gak iklas dan ilfeel liat aku" Jisoo memukul Taeyong dengan bantalnya.

"Iya iya aku pergi"

"Kan bener, kau emang gak iklas dan ilfeel" Jisoo mengerucutkan bibirnya.

Ya Tuhan, cobaan apa yang kau berikan padaku

"Iya iya aku disini aja" Taeyong kembali duduk di tepi ranjang Jisoo.

Jisoo langsung meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Taeyong berusaha menahan rasa sakit akibat genggaman Jisoo udah seperti orang sedang melahirkan.

"Tangan kamu dingin" ujar Taeyong. "Apa sesakit itu ya?"

Jisoo mengangguk pelan. "Kamu mau tau rasanya gimana?"

Taeyong mengangguk.

"Rasanya sama seperti lagi nahan sakit usus buntu"

Taeyong terkekeh pelan. "Aku gak punya usus buntu jadi aku gak pernah rasain"

Jisoo menggeram kesal lalu dia pukul lagi Taeyong dengan bantal. "Udah ah pergi kau sana! Gak pengertian banget sih!"

Demi apapun Taeyong tidak akan menghubungi Jisoo lagi kalau gadis itu sedang datang bulan.

Mine ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang