21| Aku, kamu dan Dia

5.2K 818 2K
                                    

Pemberitahuan!

Aku gak pernah ngejual ceritaku dengan adegan 17+ or 21+ supaya diminati. Jangan minta aku bikin adegan seperti yang aku tulis di atas, lagian aku tau umur kalian aja kebanyakan belum sampai 17 tahun 'kan?

Plis jangan cemari otak kalian dengan bacaan-bacaan yang dapat merusak otak.

Terimakasih🙏

Jangan lupa vote dan komen❣

•••

Gue gak tahu siapa yang mulai, tapi sekarang kita udah ciuman lagi, bedanya sekarang kita sudah berada di dalam apart.

Gue menginginkan Dirga, gue pengen dimiliki oleh dia sepenuhnya.

Persetan dengan pendirian gue, penilaian Dirga terhadap gue atau bahkan pacar gue sekalipun.

Gue benar-benar menginginkan Dirga.

Tiba-tiba Dirga lepasin ciumannya, dan gue gak nyadar kalau sekarang kita udah ada di kamar. Dia natap gue dengan dalam sebelah tangannya membelai pipi gue dengan lembut dan jujur saja rasanya sangat nyaman. "Saya boleh milikin kamu seutuhnya?" tanyanya dengan hati-hati, walau sama bergairahnya gue salut banget sama dia yang minta izin terlebih dahulu sebelum melakukan hal itu.

Menolaknya sama aja gue udah gila. Alhasil gue mengangguk 'kan kepala. "Bikin gue lupa segalanya," ucap gue sarat akan makna.

Dan setelah mendapat izin dari gue, tanpa menunggu lama Dirga kembali mencium gue, ciuman kali ini lebih dalam, menuntut dan panas.

Gue berjalan mundur dengan di tuntun oleh Dirga untuk mencapai kasur, setelahnya gue duduk di pinggiran ranjang dengan Dirga yang membungku'kan tubuhnya agar dapat tetap mencium gue.

Gue yang udah gak sabaran melepas sendiri pakaian gue yang kemudian di ikuti oleh Dirga yang melucuti pakaiannya sendiri.

Napas Dirga memburu begitu melihat tubuh bagian atas gue yang hanya terbalut bra berwarna hitam favorit gue.

Gue nyentuh leher Dirga, dengan perlahan gue berdiri dan mensejajarkan tubuh gue dengan tubuhnya. Dirga membiarkan gue melakukan apa yang gue mau pada tubuhnya. Gue meraba dadanya dan perutnya yang lumayan berotot, jujur gue suka.

Gue menciumnya lagi yang di sambut dengan semangat olehnya.

"Sekarang giliran saya," gumamnya di depan bibir gue, tanpa aba-aba dia mendorong tubuh gue ke atas kasur dan tanpa menunggu sedetikpun dia naik ke atas gue, awalnya gue sempat terkesiap karena jujur saja ini rasanya begitu aneh.

Napas Dirga membelai leher gue yang polos, detik berikutnya dia membenamkan kepalanya pada cerukan leher, shit itu adalah titik sensitif gue.

"Dir, udah," racau gue.

Dengan terengah-engah Dirga mengangkat kepalanya lalu kembaki menatap gue yang sudah kewalahan padahal baru permulaan.

"Jangan bikin kiss mark dimanapun," ucap gue dengan lirih.

Dia ngangguk, tanpa banyak kata Dirga langsung cium dada gue awalnya di antara tulang selangka dan bagian atas leher gue, dan selanjutnya cowok itu meletakan tangannya di belakang punggung gue dan membuka bra gue dalam sekali hentakan sampai payudara gue terpampang nyata di hadapannya.

Dear, Dirga | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang