Satu (1)

126 15 0
                                    

"Eh, sini lihat, deh!" ujar salah satu trainee.

Tampak banyak orang yang berbondong-bondong menuju ke koridor untuk melihat papan evaluasi bulanan. Mereka adalah sekumpulan trainee dari agensi besar dan populer di Korea Selatan bernama Star Entertainment.

"Permisi! Legendary Trainee Star mau lihat!" pekik Changbin. "Ck, diamlah!" protes Daniel. Para trainee yang awalnya berdesakan, segera memberi jalan untuknya. "Lagi pula, untuk apa kau penasaran jika kau selalu berada pada nomor satu di semua bidang?" timpal Changbin.

Ya, benar. Daniel Adnan. Manusia yang paling sempurna di agensi ini. Tidak hanya sempurna dalam penampilan, ia juga sangat berbakat.

"Mohon perhatian. Kepada trainee yang sedang berada di ruang latihan, di kantin, maupun di koridor. Diharap segera berkumpul ke aula. Terima kasih."

Para trainee pun pergi ke tempat yang dituju setelah mendengar perintah dari pengeras suara. Daniel berhenti sejenak untuk membaca isi papan dinding tersebut sebelum ikut dengan yang lain. Papan itu memuat nama, masa pelatihan, urutan peringkat, trainee baru maupun yang didiskualifikasi, dan juga nama trainee yang debut.

Biasanya, kolom trainee baru selalu kosong. Karena syarat lolos menjadi trainee di agensi ini tak mudah. Namun, Daniel melihat ada satu nama yang terisi di kolom tersebut.

"Daniel, ayo! Nanti kita terlambat!" ajak Changbin. Daniel pun mengabaikannya lalu segera menyusul teman trainee-nya.

。。。

Staf agensi bersama para guru pelatihan berkumpul untuk mengumumkan peserta trainee yang akan debut maupun didiskualifikasi. Yeonjun beserta para trainee sibuk merapal doa supaya segera debut dan sukses menjalani karir sebagai idol.

"Baik, mohon perhatiannya. Tolong duduk bersila dengan tenang. Jangan ada yang mengeluarkan suara sekecil apa pun. Seperti biasa, jika ada kendala seperti ingin ke toilet ataupun urusan lain, langsung kami diskualifikasi."

Daniel terdiam menanggapi staf yang berbicara. Berbanding terbalik dengan keadaan teman-temannya yang sedang menahan hasrat untuk panggilan alam.

"Lihat, apakah dia trainee baru? Dia sangat tampan ..." bisik salah satu permpuan. "Sst ... nanti ketahuan Miss Ellena!" sahut teman perempuan di sebelahnya.

"Yeji! Yuna! Kalian keluar!" teriak staf tersebut. Yang dipanggil pun ketakutan, lalu segera berdiri. "Tapi Miss—"

"KELUAR!" potong Miss Ellena, staf sekaligus pelatih tari. Mereka lantas berlari keluar dari aula seraya menangis.

"Saya sudah peringatkan sedari awal. Kalau memang tidak didengar, jangan harap debut dari agensi ini!" sentak Miss Ellena.

"Baik, walaupun terjadi sebuah kendala kecil. Saya akan tetap melanjutkan kegiatan ini."

"Untuk bulan ini, tidak ada satupun peserta yang debut. Namun, ada satu peserta baru yang lolos menjadi trainee kemarin. Silakan maju ke depan, Ansel Ben."

Sang empu nama pun memunculkan dirinya di hadapan para trainee. Kemudian menimbulkan sedikit kebisingan akibat wajahnya bak pangeran. Ia seperti dilahirkan untuk menjadi artis.

"Tutup mulut kalian sebelum saya diskualifikasi kalian semua." Aula seketika sunyi tanpa ada suara decitan sekali pun.

"Nah, ini yang saya suka. Tunggu, apakah Daniel Adnan hadir di sini?" tanya Miss Ellena. Daniel segera angkat tangan dan menjawab singkat, "Hadir."

"Ansel, tolong bacakan urutan peringkat pertama yang tertera di proyektor."

"Di bidang vokal, dance, rap, attitude, serta postur tubuh peringkat pertama adalah Daniel Adnan."

"Benar sekali. Saya sangat bangga dengan Daniel. Tujuan saya meminta membacakannya adalah supaya kamu bisa menjadi Daniel berikutnya. Coba kalian perhatikan, postur tubuh dan wajahnya 100% layak. Saat audisi, Ansel pun paling mencolok dan paling unik di antara peserta lainnya."

"Oleh karena itu, saya mau kamu menjadi lebih sempurna lagi dengan belajar dari Daniel." Lanjut Miss Ellena dengan sukacita.

"Baik. Mohon bantuannya, sunbae-nim," ucap Ansel sambil membungkuk ke arah Daniel.

"Saya tunggu hasil evaluasi kamu bulan depan, ya. Saya harap tidak akan mengecewakan. Sekian untuk evaluasi bulan ini. Kalian bisa lihat sendiri siapa yang akan pulang dan siapa yang akan menetap. Mohon maaf apabila ada salah kata, semangat meraih kesuksesan. Silakan bubar," jelas Miss Ellena yang mendapat sahutan terima kasih dari seluruh peserta di dalam aula.

"Aku benci dia," ketus Daniel seraya melayangkan tatapan tajam kepada Ansel.

"Ayolah kawan, kau takkan tergantikan. Dia tidak setara denganmu."

"Kau tidak lihat apa yang terjadi? Miss Ellena! Miss Ellena, ya ampun. Dia memuji peserta lain selain aku??? I can't believe this ..." desis Daniel meremas rambutnya frustasi.

"Oh c'mon, dude. At least you're not getting disqualification. Dan sepertinya kita tak bisa memakan ramyeon bersama lagi," ujar Changbin. Daniel yang mendengar perubahan nada bicaranya pun langsung menatap Changbin.

"Huh? What happened? What's wrong, Bin?" tanya Daniel. Changbin tak kian merespon pertanyaan Daniel. Dengan segera, ia melihat proyektor di depannya.

Daniel mengusap-usap matanya untuk memastikan bahwa tidak ada nama Changbin di barisan ke tiga. Namun nama Changbin tetap berada di kolom diskualifikasi bulan ini.

©fixitflip 2021 • Change Fate

Change Fate | TXT (OFF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang