PART 20

3.6K 391 12
                                    

PART 20

Perbedaan suhu udara antara Jakarta dan Bogor cukup terasa saat memasuki daerah perbatasan. Selain itu, perbedaan yang cukup kontras adalah pemandangan kota. Jakarta disesaki gedung-gedung tinggi serta pembangunan di mana-mana sementara Bogor khususnya kawasan Puncak, terasa lebih hijau dan alami. Tidak salah jika warga Jakarta sering menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata. Pemandangan Puncak yang sarat keindahan, tenang serta damai bisa menjadi pelarian sejenak dari kehidupan Jakarta yang dikenal selalu ramai, penuh hiruk-pikuk di mana-mana.

Di sampingnya, Yasmin baru saja terbangun. Mereka mengobrol di sepanjang perjalanan dan Yasmin tidak sadar tertidur saat mereka masih mengobrol. Saat terbangun, Yasmin meminta maaf karena tertidur saat Jati masih asyik berbicara. Buat Jati, hal itu sama sekali bukan masalah dan hal yang sangat biasa. Tapi rupanya manner Yasmin yang sedemikian baik membuatnya harus meminta maaf untuk hal kecil dan cenderung sepele itu.

"Maaf, aku sampai ketiduran."

"Tidur aja lagi kalau mau. Sekalian saya gendong sampai ke kamar vila kalau sudah sampai."

Jawaban Jati dibalas Yasmin dengan cubitan di lengan Jati yang berada di atas kemudi. Jati pura-pura berjengit.

"Lagi nyetir ini, Yas." Jati mengingatkan ketika Yasmin mencubit pinggangnya ketika melihatnya tertawa.

"Tidurnya cuma bentar doang kan?" kata Yasmin cemberut. Pandangannya langsung teralihkan kepada deretan pohon cemara diselingi tanaman bunga Lantana aneka warna di dalam pot-pot besar berbentuk persegi panjang. Taman yang tengah diamati Yasmin itu termasuk bagian dari vila.

"Udah hampir sampai ya?" tanya Yasmin.

"Kurang semenit lagi."

"Really? Aku udah nggak sabar lihat vila-nya."

"Soon."

"Ini pagar vila kan?" Yasmin baru menyadari hal itu setelah melihat atap vila.

"Iya."

"Ooo." Kaca jendela lalu diturunkan Yasmin sehingga pandangannya tidak lagi terhalang kaca berwarna gelap. Tangannya diletakkan di pintu mobil. "Nah, udah hampir sampai dong."

Yasmin segera membenahi barang-barang seperti ponsel, minyak angin, kotak permen dan memasukkan ke dalam tas. Duduknya tegak, dan walaupun Jati tidak bisa melihat raut wajahnya, dia bisa merasakan antusiasme yang dirasakan Yasmin.

Mobil berbelok memasuki halaman luas sebuah bangunan utama yang juga berukuran luas. bangunan utama itu adalah vila berdesain modern tropical semi klasik yang disewakan. Jika dilihat dari dua buah mobil yang terparkir di tempat parkir khusus, sepertinya ada penyewa yang sedang menempati vila utama.

Yasmin tidak menunggu Jati membukakan pintu. Begitu turun dari mobil, kedua matanya langsung mengamati fasad depan vila tempat mereka akan menginap. Arsitektur vila berdesain modern tropical, mengaplikasikan material kayu dan beton. Pintu depan berbahan dasar kayu bercat warna cokelat tua dengan brushed steel door guard yang tampak modern. Tepat di sisi kiri pintu terdapat kaca sempit berbentuk persegi panjang setinggi pintu tanpa tirai. Dua pot berisi palem mini diletakkan di teras berukuran kecil.

Tidak banyak furnitur yang diletakkan di dalam ruangan yang baru mereka masuki. Hanya beberapa benda-benda esensial yang biasanya ada di dalam living room seperti sofa, meja dan pajangan dinding. Sebuah sofa upholstery fabric berwarna navy dan dua single sofa warna abu-abu diletakkan di tengah ruangan, mengelilingi sebuah wood coffee table dengan accessible storage di bagian bawah. Grey table lamp di atas side table bulat di dekat sofa. Pelengkap lainnya seperti beige rugs yang menutupi lantai kayu, dua metal branch wall decor, sebuah lukisan pepohonan musim gugur dan jam dinding. Penerangan berupa LED cheiling juga tambahan chandelier mini yang berfungsi sebagai overhead lighting. Tapi tentu saja mereka tidak membutuhkan lampu di siang hari karena pencahayaan di dalam vila cukup terang.

Overrated HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang