Chapter 19

1.1K 61 1
                                    

Happy Reading

*

*

*

Setiap orang memiliki kesedihannya masing-masing, karena kehidupan tidak ada yang sempurna.

***

Saat Alana dan yang lainnya sampai di pinggir lapangan, mereka melihat di tengah lapangan ada Gisella, Athur, dan beberapa anak basket.

"AKU SUKA DAN CINTA SAMA KAK ATHUR! APA KAK ATHUR MAU NERIMA CINTA AKU?" Gisella mengucapkan kalimat itu dengan lantang dan keras.

Semua murid yang melihat itu langsung terkejut. Mereka bahkan ada yang mengeluarkan hujatan untuk Gisella.

"Berani banget tuh cewek. Dia gak puas udah gue tampar kemarin?!" ucap Alana dengan emosi.

Saat Alana akan ke tengah lapangan menghampiri Gisella, Zanna menahan tangannya.

"Kita jangan ikut campur," ucap Zanna.

"Tapi ini nggak bisa dibiarin!"

"Tenang, Al. Biar Athur sendiri yang nyelesain semua ini," ucap Nara pada Alana.

"Fine."

Wajah Gisella berkeringat dan memerah. Gisella malu menjadi perhatian semua orang. Tapi ini semua sudah terlanjur. Gisella harus bisa menerima konsekuensi dari perbuatannya.

Athur mengeluarkan ponsel dari sakunya. Lalu dia menunjukkan foto Shila pada Gisella.

"Dia orang yang paling gue cintai. Sekarang lo pasti tau jawaban gue," ucap Athur. Lalu Athur kembali memasukkan ponselnya.

Gisella masih mematung di tempatnya. "Itu pacarnya Kak Athur? Gila, beda jauh banget sama gue, cantikkan dia," bantin Gisella.

"Kembali lo sono ke sekolah lama lo! Nggak tau diri banget!"

"Buset, gue aja gak berani bersaing sama Shila. Lah dia murid baru berani banget."

"Pelakor gak punya malu, ya?!"

"Spesies kayak gini, nih yang harus dimusnahin."

"Dasar pebinor! Murahan!"

"Pelakor, Goblok! Udah ngehujat, salah lagi."

"Gue suka, nih yang gayanya kayak gini. Pertahankan ferguso!" Bukanya ikut menghujat Gisella, Dhita temannya Vera itu justru mendukung Gisella.

Tak tahan dipermalukan di depan umum, Gisella langsung berlari pergi dari lapangan. Sesudah ini sudah pasti Gisella akan diasingkan.

"PERTUNJUKAN INI HARGANYA 1 JUTA PERORANG. SILAHKAN BAYAR KE GUE!" perintah Gibran dengan lantang.

Bukannya membayar para murid justru menyoraki Gibran.

Buk

"Setan! Ini siapa yang ngelempar gue pake sepatu butut?" tanya Gibran sambil mengelus-ngelus kepalanya yang terkena lemparan sepatu.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang