"No time for bullshit."
᚜ LEONE ᚛⚜⚜⚜
Sesuatu yang lembut menggelitik hidung Leone. Matanya terbuka dan menemukan beberapa helai rambut hitam kecokelatan yang sedikit menghalangi wajahnya. Perlahan ia menyendok tubuh Alexa dengan lengan yang melingkari pinggang sempit wanita itu seraya mencium pucuk kepalanya beberapa kali.
Alexa benar-benar tenang dalam pelukan Leone. Napasnya yang damai membuat pria itu tidak ingin bangun dari ranjang atau bergerak satu inci pun dari tempatnya. Semalam ia terbangun dan menuntut permainan lain dengan hati-hati. Mereka akhirnya menghabiskan malam panas yang panjang dengan suara penyatuan yang memenuhi ruangan.
Tidak heran jika kau menjadi anggota pasukan khusus, tenagamu sangat luar biasa, Sayang.
Leone menopang dirinya di siku. Menatap bulu mata lentik yang menempel di kulit porselen Alexa dan bibir merah muda yang sedikit terbuka. Kesempurnaan tanpa cacat, itulah Alexa. Wanita paling berharga yang akan ia lindungi sampai napas terakhirnya berhembus.
Perut wanita itu terangkat dan jatuh di bawah telapak tangan Leone. Leone bisa merasakan kehangatan melalui pakaian tipis yang Alexa kenakan. Sejenak pria itu ingin menyelipkan tangannya di antara kedua kaki sang istri dan merasakan panas didalam sana. Ingin mengubur jari-jari dan kepemilikannya seperti tadi malam.
Persetan. Tubuh Alexa bahkan lebih nikmat dari semua minuman beralkohol yang pernah ia coba. Saat Leone mengeratkan pelukannya, napas Alexa berubah. Perutnya menegang di bawah telapak tangan Leone dan segera seluruh tubuhnya ikut menegang.
"Apakah kau tidur nyenyak?"
Alexa tidak merespon karena kesadarannya belum tertangkap sepenuhnya. Perlahan, matanya terbuka lebih lebar dan bergerak kesana kemari, mengamati. Bahkan tanpa riasan, dengan rambut acak-acakan dan mengantuk, Alexa terlihat lebih memukau di mata Leone.
Mata Alexa berlama-lama di dada sang suami, mengamati tato, bekas sayatan dan luka tembak yang tampaknya amat menyiksa, hingga tanpa sadar rona merah sudah menyebar di pipinya. Ini adalah pemandangan yang menarik.
Leone tidak pernah tertidur di samping seorang wanita sampai hari berganti, ia telah menghabiskan lebih dari cukup waktu di tempat tidur bersama mereka. Tetapi bagi Alexa, ini adalah kali pertama ia begitu dekat dengan seorang pria. Sangat dekat. Hingga ia bisa merasakan napas pria itu menyapu kulit tipisnya.
“Aku lapar,” kata Alexa dengan wajah polos. Suaranya lirih seperti orang yang kehabisan tenaga.
“Kau harus segera bangun dan turun untuk sarapan," bisik Leone dengan suara serak basah yang hampir membuat Alexa merinding.
Tanpa sadar Alexa tiba-tiba memutar ulang semua rekaman yang ada di otaknya, tentang apa ia lakukan dengan pujaan hatinya semalaman. Tentang bagaimana ia menjadi lebih bersemangat ketika Leone memainkan jari dan lidahnya dibawah sana.
Pipi Alexa menjadi merah padam, rasa malu yang akut berkedip-kedip di kedua matanya. Ia menyembunyikan wajahnya dari tatapan Leone hingga membuat pria itu menaikkan sudut bibirnya dan tertawa. Leone tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih membahagiakan daripada senyum Alexa. Darah musuh yang menggenang memang cukup membuatnya senang, tetapi Alexa lebih dari itu.
Sinar mentari pagi yang menyusup melalui celah tirai tipis membiarkan rambut Alexa bersinar dalam rona kemerahan. Leone meraih beberapa helai, mengagumi kelembutannya. Segala sesuatu tentang Alexa lembut dan halus, memberi isyarat untuk disentuh.
Jarinya kemudian beralih mengusap lengan dengan kulit telanjang milik sang istri. “Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku akan memenggal siapapun yang berani melukaimu." Senyum tipis tertangkap oleh mata Alexa.
![](https://img.wattpad.com/cover/250981992-288-k54493.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil [21+] ✓
Romansa[FOLLOW SEBELUM BACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE] RECOBRA CHRONICLES BOOK 1 ••• Perjanjian sumpah darah dari masa lalu menyatukan Alexa dan Leone dalam sebuah ikatan pernikahan. Tidak ada jalan lain bagi Alexa selain kematian jika ia ingin kel...