Perpindahan

3 0 0
                                    

Pada suatu malam, Didin meminta tolong kepada ibunya untuk membangunkannya di pagi hari karena akan ada pengumuman penerimaan mahasiswa baru.

"Ibu! Tolong bangunkan Didin jam 7 pagi, untuk melihat hasil penerimaan mahasiswa baru." bilangnya.

Keesokan harinya, pada pagi hari tepat pukul 7 Ibu Didin membangunkan Didin dengan suara lantangnya.

"Din! Bangun din! ini udah jam 7 pagi"

Ibu menggoyang-goyangkan tubuh Didin, namun didin tak kunjung bangun dan malah menarik kembali selimut yang hampir jatuh.

"astagfirulah didin...! Bangun nak! gimana kamu kalo sudah jauh dari ibu? Siapa yang bakal bangunin kamu di pagi hari kalau bukan dirimu sendiri."

Didin pun bangun 30 menit setelah. Dengan muka dan baju yang kusut Didin tidak peduli dan langsung membuka laptopnya untuk melihat hasil penerimaan mahasiswa baru

Di ruang tamu, Didin yang nyawanya belum terkumpul memaksakan untuk menatap layar laptop untuk menunggu hasil penerimaan mahasiswa baru di salah satu kampus yang berada di BojongSoang. Kemudian, notifikasi pun muncul dan Didin dinyatakan diterima di  kampus tersebut

"Ibu! Ayah! Cepat lihat ke sini!" Didin memanggil Ayah dan Ibu.

Ibu dan Ayah yang sedang bekerja langsung meninggalkan pekerjaannya dan buru-buru menghampiri Didin yang berada di ruang tamu.

"Ada apa sih nak? Bikin Ibu kaget saja." saut Ibu.

"Once bu... Didin.. keterima di Universitas Bojongsoang!" jawab Didin sambil merintihkan air mata.

Ayah dan Ibu  sujud syukur sembari merintihkan air mata senang sebab anak satu - satunya dapat diterima di universitas ternama.

"Yallah.. Terimakasih sudah mengabulkan doa kami.." kata Ayah

Ibu dan Ayah memeluk Once dengan pelukan yang sangat erat...

Seminggu setelah pengumuman, Ibu dan Ayah mengantarkan Didin yang akan merantau ke kampus impian

"Hati - hati anakku sayang.. Jangan tinggalkan solat dan harus bisa bangun lebih pagi ya! Ingat sebentar lagi bulan puasa! Harus bisa bangun pagi untuk sahur dan solat." kata Ibu dengan suara merintih-rintih

"Iya ibu.. tau kok tau.." jawab Didin

"Yasudah, hati - hati ya nak!" titip Ayah

Didin pun pamit sambil memeluk erat Ibu dan Ayah untuk menuju Bandung

Puasa Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang