16. the trued

251 59 6
                                    

w a i t .



































aku terbangun dengan tubuh yang lemas. ku pegang dahi ku, sebab kepalaku terasa sedikit pusing. ku tuju pandangan ku kearah kanan dan kiri. tunggu, aku dimana?
tempat ini asing. selama aku berada di rumah ini tidak pernah menemukan ruangan seperti ini. ini ruangan apaan c?

aku mencoba menggerakkan tangan ku. namun... apa? tangan ku di ikat. bodoh, apa yang dilakukan oleh kedua orang gila itu?

ku coba gerakkan kaki ku tapi hasilnya tetap sama. kedua tangan dan kaki berhasil di ikat oleh kedua orang tidak waras itu.

aku menggeram kecil. berusaha melepaskan tangan ku dari ikatan tersebut. namun tak bisa. ikatan itu sungguh kuat.

tunggu.

mana junghwan?

oh tidak, adikku sendirian disana. ku harap dia bisa menjaga dirinya sendiri selama aku di sekap disini. aku yakin dia lari setelah aku pingsan tadi.

jika di pikir-pikir lagi, bagaimana aku pingsan?

aku berusaha mengingatnya. terus menerus hingga kepala ku yang sedari tadi pusing ini kian menambah. oke ini adalah hari tersial ku.

aku berusaha memukul mama dan sebelum itu aku mendengar suara dentingan sendok. tapi dentingan sendok itu beradu dengan apa kira-kira?

sebelum aku pingsan total, aku melihat ayah tersenyum disana dengan membawa secangkir teh. ya! pasti dentingan sendok itu beradu dengan cangkir itu.

jadi dia menghipnotis seseorang menggunakan benda tersebut?

kurasa iya.

tak lama aku berdiam diri disana. mencoba untuk berpasrah diri dan mencoba untuk tidur. namun sebuah televisi di depan ku itu tiba-tiba menyala.

tampak ada seorang pria paruh baya itu di layar kaca.

"adakah yang lebih indah dari matahari terbit?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"adakah yang lebih indah dari matahari terbit?"
















































"saya estrello kim. jika kamu lihat ini, pasti kamu bertanya-tanya kenapa kamu ada di ruangan ini."

mendengar hal itu ku tajamkan indra pendengarku. ku fokuskan mata ku kearah televisi tersebut.

"kenapa kamu disini? karena kamu terpilih memiliki kelebihan fisik yang selalu kamu nikmati sepanjang hidup."

"dengan kelebihan itu, kita bisa jadi bagian dari sesuatu yang lebih besar."

"sesuatu yang sempurna."

omong kosong apaan yang dibicarakan oleh kakek tua itu?

aku frustasi. mendengar kakek itu berbicara membuat kepalaku tambah berdenyut nyeri.

"prosedur Coagula adalah keajaiban yang di ciptakan oleh manusia."

coagula? apa itu prosedur coagula? kakek tua ini sungguh merumitkan.

aku terus mengumpat sementara televisi itu terus membunyikan suara sang kakek.

".... orde kami yang mengembangkannya selama bertahun-tahun,"

mendengar itu aku menjadi mengingatkan tentang kak hyunsuk. apa kak hyunsuk ada hubungannya dengan ini?

"dan hanya baru-baru ini dapat di sempurnakan... oleh darah daging saya sendiri." jelas kakek tua itu.

"saya dan keluarga saya merasa terhormat bisa menyediakan jasa bagi para anggota kami."

"jangan sia-siakan kelebihanmu. jangan berusaha melawan. kamu ngga bisa menghentikan hal yang tak terelakkan." ujar kakek itu.

seketika dahiku menyerngit. apa yang di maksudkan oleh kakek ini? apa yang ia maksud aku tidak boleh melawan?

kakek itu lantas tertawa renyah di layar tersebut. "mungkin juga kamu akan menikmati menjadi bagian dari kami."

setelah itu televisi ini tiba-tiba saja mati. layar yang semula terang benderang kini tinggal hitam.

apa-apaan tadi itu?

"ngga jelas banget sumpah cuk." gumam ku.

lantas kurebahkan kembali tubuh ku yang sedari tadi duduk dengan tegak. aku meringis. sepertinya aku terbawa suasana.

tiba-tiba saja televisi dengan layar mati tadi menjadi nyala. menampilkan secangkir teh dan sendok teh yang sedang diaduk-aduk.

 menampilkan secangkir teh dan sendok teh yang sedang diaduk-aduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"anjir itu ternyata barang laknatnya." gumamku.

tidak ada suara selain suara benturan sendok di dalam cangkir itu. sendok itu terus mengaduk-aduk teh nya. jujur, suara itu terlalu ngilu untuk ku.

setelah selesai mengaduk sendok itupun sengaja mengenai bibir cangkir itu pelan sehingga menghasilkan suara.

aku terkejut. aku tahu ini akan terjadi. tapi aku masih saja melihat layar kaca televisi tersebut.

payah, akhirnya aku terlelap kembali.































***

beneran masih pada nungguin buku ngebosenin ini?


jangan lupa tekan bintang nya ya temen temen! ramaikan dengan komenan kalian awoakwokawok🤑👍

come on guys, let's go to 2k readers ♡-!


i. wait (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang