Katanya langkah pertama yang kita ambil akan menentukan di titik mana kita akan berakhir.
———Disini seseorang berkhayal jauh. Mengingat langkah pertama yang telah dipilihnya. Menelusuri celah-celah memori yang begitu banyaknya.
Gadis itu bangkit dari duduk. Dengan pelan melangkah mendekati jendela. Di luar tidak hujan. Cuaca sangat cerah. Tetapi hatinya gundah.
Sesak rasanya. Tidak ada lagu sedih atau puisi menyayat hati tapi anehnya ia menangis. Namun mungkin ini yang dia butuh. Hanya untuk sesaat tak apa. Ada yang harus benar-benar dilepas dan bebas.
Sepoi angin berbisik menenangkan. Berkata akan membawa rasa-rasa penuh sesak itu dan membiarkan yang baru datang.
Ia memutar langkah menuju nakas. Membuka laci paling atas. Ada sebuah buku kecil disana. Ia ambil pena dan segera duduk. Menulis sedikit banyak yang tersimpan dalam benak. Menulis apa saja yang bisa menyampaikan perasaannya.
Dan saat buku itu ditutup seseorang berhasil membuka pintu kamar. Seorang adam. Mata keduanya bertemu tatap. Yang baru datang mendekat dan mengambil tangannya. Masih tidak mengalihkan netra dari gadis itu, “Kamu menangis lagi” katanya.
Sementara yang ditatap kehilangan kata-kata. Tidak berani beralasan. Mencoba menatap apapun selain matanya. Berusaha menghindar. Lelaki itu menjatuhkan atensi pada buku yang di pegang gadis di hadapannya. Lalu kembali pada pemiliknya.
“Biar saya ambil kotaknya” lelaki itu baru akan bangkit tapi yang dihadapannya menahan. Masih belum menatap. Akhirnya ia kembali berlutut.
“Kenapa?”
“Untuk yang satu ini… tolong simpan untuk saya” sang puan berbicara dengan suara bergetar. Dengan pelan dan hati-hati.
“Kamu mau saya sendiri yang membawa ke kotaknya?”
Ia menggeleng. Akhirnya menatap lelaki itu. Meski dengan mata yang berkaca-kaca.
“Lalu?”
“Bawa ini bersama kamu— untuk saya”
———
14 Juli 2021,
Hari saat lembaran baru dimulaiTidak ada rinai hari ini
Tidak ada hujan
Angin berhembus menenangkan
Tapi saya menangis.Semoga bukan penyesalan
Saya tidak ingin menyesal
Melalui angin saya titip do'a
Agar yang saya beri luka dengan lekas menemukan obatnya.———
Note:
Pertama-tama selamat datang dan selamat membaca untuk semuanya.
Terimakasih sudah bersedia mampir disini dan saya harap betah.
Saya terbuka dengan saran atau masukan yang dapat mendukung berkembangnya cerita saya maupun diri saya sendiri.
Dan mengenai visualisasi, saya harap kita semua bisa bijak dalam menanggapi fiktif disini. Dan perihal visual yang saya gunakan itu murni hanya untuk kepentingan cerita, bukan dengan maksud buruk. Juga karena saya ngefans. Kalau membuat tidak nyaman boleh diabaikan.
Sekian dari saya dan mohon pengertiannya. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐀𝐍𝐆𝐊𝐀𝐇
Fiksi Penggemar𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐃𝐢𝐚- 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐢𝐦𝐩𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐡𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧-𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮. 𝐀𝐬𝐚 𝐧𝐲𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐚...