°AdBo° 1. Tracksuits

3 1 0
                                    

Leo benar-benar pasrah saat ini, disaat teman satu kelasnya mulai mengganti pakaian, ia hanya diam dibangkunya.

"Leo, Lo gak ganti baju?" Seorang laki-laki bertanya, sebenarnya laki-laki itu sudah memperhatikan Leo yang tampak sedang melamun sedari tadi.

Leo menoleh, "Leo... Leo sakit perut. Kayaknya gak bisa ikut olahraga." Ia tersenyum canggung ke arah temannya.

"Maag Lo kambuh lagi? Kalo gitu Lo ke UKS aja."

Dengan cepat Leo menggeleng, "Nggak usah, Leo disini aja." Tolaknya.

Lelaki itu mengangguk, "Yaudah, gue sama yang lain ke lapangan. Nanti gue bilangin ke Pak Tama kalo Lo lagi sakit."

Lelaki itu menepuk bahu Leo lalu pergi bersama teman-teman satu kelasnya keluar menuju lapangan.

Leo hanya menatap kepergian mereka, "Kenapa Leo harus bohong." Gumamnya pelan.

Leo melipat kedua tangannya diatas meja, ia menghela nafas panjang seraya menjatuhkan kepalanya di lipatan lengan itu.

Sebenarnya kejadian dikantin tadi itu bukan kesalahannya, jika saja seseorang tidak menubruk punggungnya yang tengah membawa segelas jus berwarna oranye itu, kejadian saat ini tidak akan terjadi.

Setelah ini pasti dia bakal jadi bahan pembicaraan orang-orang. Ya, ia tak masalah jika jadi bahan gosip karena ketampanannya atau kekayaannya.

Tapi ini? Jadi bahan gosip gara-gara menyiram tubuh cantik seorang most wanted girl yang terkenal suka mem-bully.

Beruntungnya saja ia tidak di bully.

Tapi bagaimana jika setelah ini gadis itu berubah pikiran dan malah menjadikan Leo sebagai bulan-bulanan nya?

Sial, padahal ia kira bersekolah disini akan mendapatkan ketenangan bersama sahabat barunya hingga lulus nanti.

"Apa Leo harus pindah sekolah?"

"Masa gitu aja harus pindah sekolah, Leo cemen." Lelaki itu bermonolog sembari menatap keluar jendela.

"LEONARDO!"

Leo terkesiap saat mendengar teriakan yang menyebut namanya. Ia menoleh melihat seorang lelaki yang menghampirinya.

"Kenapa?"

"Kata Pak Tama kalo Lo sakit tapi gak mau ke UKS, Lo duduk aja di tribun lapangan." Ya lelaki itu adalah lelaki yang tadi.

Lelaki itu bernama Sungkar Bagaskara, teman sekaligus sahabat baru Leo. Mereka berdua kenal pada saat masa pengenalan sekolah karena satu ruangan. Dan ternyata mereka satu kelas saat ini.

Mata Leo membinar, "Sekarang materinya bagian basket?" Tanya nya antusias.

"Iya, buruan. Sekarang lagi penjelasan materi."

Leo berdiri dari duduknya, "Ayo." Ajaknya. Leo setengah berlari meninggalkan kelas, disusul oleh Sungkar dibelakangnya.

Saat sampai, Leo melihat teman-temannya tengah duduk berjejer di tribun lapangan dengan seorang guru didepannya yang tengah menjelaskan materi.

"Permisi Pak, maaf telat." Ucap Leo seraya menghampiri mereka.

Guru yang bernama Pak Tama itu menoleh, "Oh iya, silahkan bergabung."

Leo dan Sungkar pun duduk di bangku jajaran ketiga paling kanan.

"Ya sudah, jadi itu penjelasannya. Sekarang kita bagi kelompok, untuk perempuan dibagi menjadi... tiga kelompok, dan untuk laki-laki dibagi menjadi dua kelompok."

Para murid yang ada disana mulai bersuara untuk memilih teman sebagai anggota satu kelompoknya. Terlebih lagi para perempuan, seperti biasa riweuh nya.

"Pak saya baru dateng tiba-tiba udah dibagi kelompok aja." Kalian pasti tahu siapa yang berprotes, ya tentu saja Sungkar.

Adorable Boyfriend | °Zhong Chenle°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang