Hari baru dimulai, pagi ini cuaca tampak sangat cerah. Matahari menyinari bumi yang gelap, burung burung berkicau indah bak nyanyian peri.Hari ini aku akan memilih sekolah daring saja, karena terlalu malas untuk ke sekolah yaa begitulah diriku.
Ku raih laptop yang berada di meja belajar, karena kelas akan dimulai sebentar lagi. Aku juga menyempatkan diri untuk sarapan
Kelas online pun dimulai, hari ini ada empat mata pelajaran yang harus di pelajari hari ini. Sebagai seorang pelajar ini adalah suatu kewajiban.
"Huhh fisika selesai" kata ku merapi kan buku buku yang berserakan di kasur, jika bunda tau pasti itu semua akan melayang ke kepala.
Handphone ku sedang ribut akan notifikasi chat, seperti nya itu mereka yang menanyai kabar mengapa aku tidak masuk.
Namun tak ku hirau kan, aku harus fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung. Setelah semua materi selesai tanpa basa basi ku kerjakan semua tugas itu dalam sehari
Aku menyelesaikan nya di jam dua siang sangat melelahkan, dan handphone ku berbunyi ohh telpon dari Gilang
"Iya halo..."
"Meet di perpus mau ga?"
"Boleh juga"
"Gue yg jemput"
Panggilan itu dimatikan nya begitu saja, aku langsung bergegas siap siap untuk berangkat bersama nya.
Ku pakai lagi dress putih kesayangan ku, serasa seperti putri kerajaan jika memakai dress ini.
"Bii aku pergi sama temen dulu" aku berpamitan dan pergi ke depan gerbang, ternyata mobil nya sudah berada di depan.
Gilang keluar dari mobil nya dengan setelan jaket denim tidak lupa hoodie di dalam nya.
Yaa seperti biasanya, lelaki itu membuka kan pintu nya untuk ku lalu mempersilahkan ku duduk di mobil nya.
Itu adalah suatu kewajiban bagi kami anak konglomerat menandakan kita menerima dan menghargai derajat wanita tidak peduli yang muda atau tua.
"thanks ya, btw kok ngajak ketemuan?" Tanya ku, tanpa menatap mata nya.
"Gabut aja" singkat nya sambil terus mengendarai mobil sport nya, hmm aku masih bingung mengapa dia tau rumah ku.
Dan usut punya usut ayah kami berdua adalah sahabat karib di perusahaan, hanya beda tingkatan saja.
Huhh pantas saja
Kami berdua pergi ke perpustakaan di sekitar Jakarta, di sana mungkin kita akan membaca buku bersama itu lah yang ku harap kan.
Setelah sampai aku dan gilang berjalan santai dengan aku yang sibuk dengan handphone.
"Ih pacar nya ya kak?" Tanya perempuan itu, sambil memberikan senyuman jahil nya
"Iya dia paca-" ucapan gilang terpotong karena aku menyahut nya
"Ga dia Abang saya" kata ku sambil menyenggol nya, gilang hanya menampilkan wajah kesal.
Disana aku hanya duduk membaca buku begitu juga gilang beda nya dia membaca buku pelajaran sedangkan aku Novel.
"Gilang, kita diliatin orang" ucap ku pelan sambil memukul nya menggunakan novel yang ku baca
"Bodo gue ga peduli" sahut nya sambil tertawa, andai saja disini boleh berkelahi sudah ku bantai lelaki itu.
sekuat tenaga ku tahan malu, karena orang orang terus menatap ku apalagi sekelompok wanita di pojok yang sedang menggibah.
"meng elah, cabut ae kuy" kata ku sambil terus menarik narik jaket denim nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Great Love Lost
FanfictionMisteri hidup akan kah menghilang dan bahagia diakhir cerita? "mahes.. seandainya kita gak bisa bersama sampai akhir gimana?" "aku tetap bersyukur bisa mencintai mu setulus dan sedalam ini" balas nya seraya mengelus lembut pipi denallie