He Junlin nampak antusias menyuapkan berbagai masakan buatannya sendiri ke dalam mulutnya. Namun ketika ia melihat Su Xinhao yang tak juga menyentuh makanan, perasaannya mulai tidak enak.
"Shuai, kamu sakit ?"
"Sebenarnya tadi kami sudah makan banyak di rumah Junhao, mungkin Shuai sudah kenyang."
Zhixin menoleh ke samping, dan ternyata Su Xinhao tidak sadar jika Junlin melontarkan pertanyaan. Ia pun inisiatif mencubit pelan paha sahabatnya dan akhirnya sang empu cukup terperanjat sehingga pandangannya kembali terfokus.
"O-oh ya.. Zhuzhu benar. Aku cukup kenyang. Nanti malem aku bakalan makan kalo perutku bunyi." ucapnya mencairkan suasana.
Ingin rasanya Su Xinhao menunduk lagi ketika Yan Haoxiang terkadang melemparkan senyum saat ia sedang berbicara. Mengapa harus segugup ini pikirnya.
"Hah aku hanya sibuk makan dari tadi, padahal aku pengen ngenalin seseorang sama kalian." Junlin menghentikan kegiatan makannya dan meneguk segelas air putih.
"Shuai. Maaf ga bilang sebelumnya kalo gege bawa orang lain ke rumah. Kenalkan, dia Yan Haoxiang."
Mau tak mau, Su Xinhao harus berusaha tersenyum ke arah pria yang sangat ia sukai. Dan ya.. Ketika mereka saling melempar senyum. Otomatis jari tangannya langsung bertautan. Adik dari He Junlin itu sekeras mungkin menahan kondisi jantungnya yang berdegup kencang.
Beberapa detik kemudian, Su Xinhao langsung menoleh ke arah Zhixin dan begitu kagetnya ia ketika mendapati raut wajah sahabatnya yang nampak tidak baik baik saja.
"Salam kenal Haoxiang ge. Aku Su Xinhao. Dan ini, Zhu Zhixin."
"Boleh kakak manggil kamu Shuai seperti yang lainnya ?"
"Hmm.. B-boleh."
Haoxiang tiba tiba tertawa kecil lalu menaruh beberapa sendok sayuran ke piring milik Su Xinhao, "Makan yang banyak. Biar kamu ga pendek seperti gegemu."
"Yan Haoxiang !!!" Junlin memberikan tatapan seram meskipun di mata kekasihnya tetap saja terlihat menggemaskan.
Melihat kebahagiaan dari kedua orang didepannya membuat hati seseorang terasa begitu hancur. Bisakah ia berharap ? Padahal tanpa harus dijelaskan juga semuanya pasti tahu jika mereka bukan sekedar sahabat.
"Shuai kamu mau kemana ?" tanya Zhixin setelah selesai meminum air putih miliknya.
Pertanyaan tersebut akhirnya bisa menghentikan kegiatan Xianglin yang sedari tadi bercanda hingga sedikit mengabaikan keberadaan dua sosok dalam ruangan itu.
"Setidaknya minum dulu susu buatan gege." Junlin bangkit sembari menyodorkan segelas susu hangat tepat ke hadapan sang adik.
Dengan raut wajah yang sudah lelah, Su Xinhao menerima tawaran kakaknya kemudian langsung meneguknya habis. Ia pun memberi isyarat kepada Haoxiang untuk berpamitan meninggalkan meja makan.
Sementara Zhu Zhixin masih menatap sepasang adik kakak itu meski pada akhirnya sosok Su Xinhao menghilang perlahan. Ketika Junlin kembali duduk di samping Haoxiang, pria manis tersebut berbalik menatapnya.
"Adikku tidak baik-baik saja Zhu. Kamu tahu alesannya kan?"
.
.
.
.
.
.
Tak sempat mengganti seragam sekolah, Shuai langsung melentangkan tubuhnya diatas ranjang. Pelan-pelan ia berbalik dengan kondisi wajah menyedihkan yang tenggelam ke dalam bantal kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Told the Moon about You
RandomKau tahu definisi cinta itu apa ? Entahlah. Aku tidak mengerti. Apakah cinta punya batasan ? Aku pun masih tidak mengerti. Yang jelas, saat aku melihatnya untuk pertama kali. Hatiku terguncang. Namun siapa sangka, perasaan itu membawaku ke dalam kis...