13

7.6K 766 12
                                    

"Aku akan pergi ke L.A besok."

Sakura diam mematung ditempatnya. Deja vu. Perkataan Sasuke membuatnya teringat pada kejadian dua tahun yang lalu, lagi. Mereka berdua saat ini berada di apartment Sakura karena mereka baru saja pulang dari kantor.

"Berapa lama?" tanya Sakura.

"Mungkin satu sampai dua minggu, ada masalah dengan pembangunan hotel baruku disana." ujar Sasuke.

"A-apa aku boleh ikut?"

Jujur saja dia takut akan mendapatkan jawaban seperti waktu itu. Kejadian ini sangat sama dengan waktu itu. Sasuke yang akan pergi dan dia menawarkan dirinya untuk ikut.

Sasuke menatap Sakura. "Aku juga ingin mengajakmu, tapi besok kau harus ikut dengan Ayah untuk rapat dengan Naruto." ujar Sasuke.

Dia menyadari adanya perubahan dari raut wajah Sakura. Diapun menggenggam tangan Sakura, sehingga membuat wanita itu menatapnya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku akan menyelesaikan secepat mungkin agar bisa kembali kesini lebih cepat." ujar Sasuke.

Sakura berharap kata-kata itu dapat menenangkannya, tapi nyatanya dia masih takut. Namun, kali ini dia harus percaya pada Sasuke. Pria itu tidak mungkin meninggalkannya lagi seperti dulu. Jika hal itu terjadi lagi, Sakura akan pergi jauh dari Sasuke agar tidak bertemu dengan pria itu lagi.

"Iya, aku mengerti." ucap Sakura sambil tersenyum.

Sasuke pun menarik Sakura kedalam pelukannya untuk menyalurkan kehangatan pada kekasih kesayangannya itu. Sakura membalas pelukannya dan menyamankan dirinya disana.

"Aku akan merindukanmu." bisik Sasuke.

"Makanya kau jangan lama-lama disana, Sasuke-kun." ucap Sakura.

"Iya sayang."

Keesokan paginya Sakura terbangun dan tidak menemukan Sasuke disampingnya. Pria itu sepertinya sudah berangkat, karena tadi malam Sasuke mengatakan bahwa dia akan berangkat pagi-pagi.

Sakura sedikit merenggangkan badannya yang agak kaku karena baru bangun tidur. Matanya kemudian menangkap sebuah nampan yang berisi sepiring pancake dan juga susu putih di nakas samping tempat tidur. Sakura tersenyum karena dia sudah tahu siapa yang meletakkan itu disana.

Sakura langsung mengambil nampan tersebut dan meletakannya di atas tempat tidur dengan hati-hati. Saat dia ingin meminum susunya, dia melihat secarik kertas dibawa gelas. Sakura pun mengambilnya sebuah senyuman pun langsung mengembang di wajahnya setelah dia membaca notes dari kekasihnya.

'Maaf aku tidak berpamitan langsung, kau tertidur sangat pulas aku tidak tega membangunkanmu. Kalau kau sudah membaca ini, artinya aku sudah berangkat. Habiskan sarapanmu aku membuatkan pancake special untukmu. 

—U.S'

"Sejak kapan dia jadi semanis ini?" ucap Sakura sambil terkekeh geli.

Sakura pun memakan pancake kesukaannya itu. Pada suapan pertama dia merasa baik-baik saja, tapi saat disuapan kedua entah mengapa Sakura merasa mual. Dia mengangkat pancake tersebut dan menciumnya, mungkin saja ada bahan yang sudah kadaluarsa yang Sasuke gunakan untuk membuatnya hingga Sakura merasa mual. Tapi dia tidak mencium bau apa-apa. Pancake itu terlihat normal. Sakura pun memutuskan untuk memakan lagi, dan mualnya semakin menjadi. Dengan segera dia berlari menuju ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya di closet.

Setelah beberapa menit dia muntah, Sakura terduduk lemas di lantai kamar mandinya sambil bersandar di tembok. Pikirannya melayang kemana-mana, ada yang salah dengan pancake buatan Sasuke atau mungkin sakit lambungnya saat ini sedang kambuh. Diapun memutuskan untuk mengambil obatnya tapi saat dia akan bangkit kepalanya terasa sangat pusing.

Ex-Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang