#7 Teater

1.3K 215 8
                                    

Selama latihan teater di mulai otak Raja di bayang bayangi oleh kalimat yang keluar dari mulut Djuna,hal itu membuat fokus Raja blank begitu saja.

Pelatihnya sudah mengatakan untuk mengosongkan pikiran agar tak terbebani namun apa kenyataanya,dia benar benar tidak bisa fokus sekarang.

Djuna mengatakan padanya untuk menjauhi Sultan,lantas Raja harus bersikap bagaimana nanti di hadapan Sultan.

Tidak mungkin ia langsung berbicara pada Sultan jika,sikapnya ini memang seperti itu bukan hanya kepada Sultan tapi kepada murid lainnya.

"Raja fokus!"teriak pelatihnya,ketika salah satu muridnya tidak mengikuti alur di teks tetapi malah terdiam di tengah sana.

Raja tersadar ketika suara sang pelatih membuyarkan lamunannya,lelaki itu menatap sang pelatih sambil mengatakan maaf.

"Maaf ka saya gak fokus".

Pelatih Raja menyuruh Raja untuk duduk dan minum air putih agar fokus anak itu kembali jika Raja terus terusan seperti ini pentas seni akan gagal nantinya.

Ratu yang melihat Raja berjalan ke tempat duduknya,menyusul melihat lelaki itu kini duduk bersila di lantai sambil membuka tutup botol air putih dan menegaknya hingga habis,Ratu mengambil tempat di samping Raja,memperhatikan ekspresi Raja yang makin hari makin tak terbaca.

Sebenarnya Raja itu punya masalah apa sih setaunya Raja tidak pernah punya beban hidup,hidupnya saja berkecukupan di limpahi kasih sayang,banyak teman,pintar berprestasi,tampan,begitu sempurna sampai sampai Ratu tak bisa berkedip menatap paras Raja yang bak dewa yunani dengan pahatan sempurna.

Apa Raja lahir dari rahim dewi aphrodite,dewi kecantikan,sehingga putranya bisa setampan ini jika Ratu bisa mengatakan satu hal tentang Raja,Raja itu sempurna.

Hanya saja manusia memang tak sempurna yang sempurna hanya tuhan,tapi di mata Ratu,Raja itu mahluk tuhan yang paling istimewa,mungkin tuhan waktu membuat Raja ketika tuhan sedang senang.

Raja meletakkan botol kosongnya di lantai,ia merasakan sedari tadi dirinya di tatap begitu intens,pria berhidung mancung itu menoleh melihat Ratu yang tersenyum senyum sendiri dan matanya tidak berkedip karna menatapnya.

Alis Raja berkerut,tanganya di lambaikan di depan wajah gadis itu,sebenarnya apa yang Ratu lakukan,menatap wajahnya?sebegitu seru kah?.

Bibir Ratu sampai terbuka,mungkin jika Raja tidak segera menyadarkan air liurnya bisa saja menetes tadi.

"Ratu,lo ngapain".

Gadis itu tersentak,buru buru mengusap wajah dan sudut bibirnya takut takut air liurnya menetes dan malah menjadi iler,pasti nanti Raja akan ilfeel,Ratu menyengir dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan yang menutupi kecantikannya karna pipinya sudah semerah tomat.

"Gak ngapa ngapain,sumpah beneran Raja".

Raja mengerut dalam, lalu dia menghela nafas pelan.


















BRUK

Ratu tidak sengaja tersandung kakinya sampai gadis itu hampir terjatuh ke depan, namun lengan kekar lelaki tampan dengan sigap menahan perut ramping gadis tersebut, menariknya ke dalam pelukan hangat.

Ratu sangat shook ketika dia membayangkan kalau dirinya bisa saja jatuh ke lantai jika pria di belakangnya tidak cepat tanggap untuk menangkap tubuhnya.

"Lo gak apa apa? kenapa bisa ceroboh".

Gadis itu memegang lengan yang melingkar di perutnya, wajahnya terdongak kesamping menatap cowok tampan itu dengan wajah sayunya.

"Maaf, aku kurang hati hati"cicitnya.

"Hati hati, jangan ceroboh lagi, lo bakal terluka kalo gak hati hati"ucap cowok itu, melepas pelukannya dengan ekspresi dingin, Ratu berdiri dan berbalik badan, kakinya sedikit berjinjit untuk menyentuh pundak cowok tinggi di hadapanya.

"Makasih Raja".

Ekspresi dingin dari raut wajah Raja di gantikan, senyuman manis dari cowok bernama Raja itu di dapati oleh Ratu, tak lama suara tepuk tangan riuh menggema di ruang teater, pelatih drama bertepuk tangan begitu bangga dengan chemistry keduanya.

"Bagus, kalian udah ngelakuin hal yang bener bener perfect, feelnya dapet cuma Raja, tolong ekspresinya lebih di dalami"ucap pria berumur 30 tahun itu, para pemain lain menghampiri keduanya dan mengucapkan selamat atas pemeranan tokoh utama yang benar benar bagus.

"Sekarang latihan selesai sampai disini, besok tinggal pematangan dan inti alur, jadi semangat kalian".

Para murid yang di tunjuk untuk menjadi pemeran dalam drama romantis sekolah itu mengangguk semangat.

Begitu juga Ratu tersipu malu mendengar pujian dari pelatihnya.

"Kalian gila aktingnya, kenapa gak coba buat ikut film genre romance, pak Diego kebetulan kerja di tempat per filman dia juga sutradara"ujar Bryan, menyenggol lengan tangan Raja, namun Raja hanya menggelengkan kepalanya tidak begitu peduli dan tak tertarik sama sekali dengan hal tentang film seperti itu.

"Raja sama Ratu jangan jangan jadian lagi, cuma mereka diem dieman aja biar gak ketahuan satu sekolah".

"Eh bisa jadi, pantes mereka keliatan banget perasaanya, kalo bener sih hati gua potek ini mah".

Janu yang mendengar bisik bisik tetangga hanya berdecak, dasar betina sukanya bikin gosip.

Janu berlari kecil mendekati Raja yang bersiap siap untuk pulang, karna latihan juga sudah selesai, lelaki tinggi itu sudah bersiap dengan jaket dan tasnya, Raja ingin beranjak keluar dari ruang teater setelah siap, namun Janu menahanya.

"Ja..raja! Tunggu".

Raja menoleh.

Janu tersenyum, saat Raja menolehkan kepalanya.

"Raja lo bakal ngelakuin adegannya besok, lo gak kasian sama Sultan?".

Mengerenyit dalam, Raja menatap Janu dengan pandangan sempurna"apa masalahnya sama Sultan gua gak ada apa apa".

"Tapi Ja, lo tau kan si Sultan tuh suka sama lo, pikirin perasaan dia kali".

"Berisik, salah dia, dia yang nge gay kenapa gua yang susah"balas telak Raja lalu meninggalkan Teater, membuat Janu mendengus pelan.

•••

Gimana nih, jadi gak pede gua udah lama juga gak jalan jalan ceritanya.

Raja, Sultan dan Jajaranya [NoMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang