nge-basket

1.3K 216 13
                                    

#kawalampeending
#sadganih wkwk







"dewa, ada anggota baru mau masuk basket nih, kebetulan si Gama keluar kan" Kaisar menghampiri lelaki yang tingginya sedikit lebih pendek darinya, lelaki itu sedang memegang sebuah buku dan bolpoin, menghitung berapa jumlah anggota basket sekarang pasalnya banyak yang masuk basket.

Dewa menoleh, mengalihkan fokusnya pada anak anak yang sedang melakukan pemanasan, cowok itu menaikan satu alisnya.

"Siapa?".

"Sultan, tau kan".

Uhuk!

Dewa tersedak, ketika Kaisar menyebutkan nama itu, cowok tersebut menatap Kaisar dengan tatapan remeh "yakin, cowok gay itu?".

Kaisar memandang Dewa "mulut lo bisa gak di jaga, tinggal tulis selesai, kalau gay emang mempengaruhi skill? enggak kan" tekan Kaisar.

Dewa diam, dengan bahu bergidik menuliskan nama Sultan di buku anggota basket setelah itu melewati Kaisar, cowok tinggi itu menggelengkan kepala heran, memangnya kenapa dengan Sultan harus banget semua orang menyematkan kalimat gay untuk anak lelaki itu.

Akhirnya Kaisar memutuskan untuk menghampiri Sultan yang duduk di pinggir lapangan, memperhatikan beberapa orang tengah berlatih basket, memang setiap sabtu sekolah di liburkan namun kegiatan basket tidak di liburkan justru anggota basket lah yang menguasai sekolah ketika hari sabtu.

"Sultan, tau kan yang diajarin Kaisar kemarin kemarin gimana?".

Anak itu mendongak, dan mengangguk polos dengan mulut terbuka sedikit.

Kaisar tersenyum tipis, lalu membalikkan tubuhnya, cowok itu menggerang kecil, shit terlalu menggemaskan, memegang jantungnya yang berdetak dua kali, Kaisar mencoba untuk tenang, jangan sampai dia di curigai jika menaruh rasa pada Sultan.

"Kaisar kenapa? sakit kupingnya merah tuh" Sultan melihat kuping Kaisar yang tiba tiba merah keduanya, Kaisar menutup kedua telinganya bisa bisanya dia ceroboh, perasaan Kaisar itu bisa terlihat dari perubahan warna telinganya yang memerah dan memanas.

•••

"Oper bolanya jangan di kuasain sendiri".

"Ini basket jangan kayak sepak bola ngerubung kayak lebah".

"Lo, Wildan! lemot amat sih rebut aja rebut cepet tanggep dong, Ayo!".

"Itu yang nunduk di tengah lapangan ngapain?!".

Teriakan teriakan kesal dari Dewa, memperhatikan permainan latihan untuk para anggota yang baru bermain terlihat kesal, lelaki itu menghela nafas lelah, berbalik arah dan duduk di tempatnya memijat pelipis pusing.

Cowok itu tampak frustasi melihat permainan yang acak acakan itu, seharusnya dia ajarkan dulu teknik dasar bukannya langsung di suruh latihan seperti ini.

Dewa tersentak mendapati seseorang menepuk pundaknya, lalu duduk di samping tempat yang kosong, Dewa menoleh melihat Raja baru datang.

Raja melepas tasnya, dan membuka jaket bomber yang dia pakai, meletakkanya di kursi sebelah lalu mengelurkan botol minum yang di bawa dari rumah tadi.

Mata sipitnya menatap sekumpulan anak anak yang cukup asing, bermain di lapangan basket, permainannya cukup acak acakan.

Pantas saja Dewa tampak frustasi melihat permainan di lapangan itu, "woi main yang bener elah!" sarkas Dewa menegaskan para pemain untuk bermain dengan benar, setidaknya di pelajaran olahraga sudah di ajarkan tekhnik tekhnik bermain bola basket, namun anak anak itu seperti anak kecil yang berebut bola.

Raja melirik Dewa lalu terkekeh pelan "santai aja, gak usah marah marah baru main kan mereka".

Dewa menutup wajahnya dengan buku, lalu menghela nafas panjang "capek gue ngeliatnya, lemah semua" tutur Dewa di balik buku yang menutupi wajahnya, Raja menganggukan kepala mengerti, Dewa itu tipe orang yang mudah sekali kesal apa apa yang tidak sesuai ekspektasinya akan membuat Dewa kesal setengah mati.

"Gue nyoba latihan ya".

"Heum, sono deh lo latih mereka sekalian, anak anak yang lain juga pada males, tuh liat aja" tanpa Dewa menunjukkan wajahnya pun dia sudah tau jika teman temannya yang lain sudah jengah, Raja berdiri memasang headband hitam, yang bercetak angka 23 di kepalanya.

Lalu langsung berdiri di pinggir lapangan memperhatikan para pemain.

"SULTAN!!".

Raja menoleh, melihat Kaisar yang tiba tiba melompat turun dari bleacher di tingkat ke dua dari bawah, berlari melesat begitu saja membuat Raja sedikit bingung ketika cowok itu memisah kerumunan para pemain, merusak acara permainan lalu cowok itu tampak menangkap tubuh seseorang yang jatuh ke dalam dekapannya, Raja mengerutkan kening ketika Kaisar mengangkat ala bridal style cowok dengan kulit putih mulus itu dia tidak bisa melihat dengan jelas sama sekali tidak dia kenal Kaisar pergi membawanya keluar dari lapangan indoor, Kaisar berlari sambil menggendong cowok tersebut.

Sultan? tadi Kaisar meneriakkan kalimat Sultan, apa anak itu berada disini juga, bermain basket.

"Sultan main basket? bukannya dia gak kuat fisiknya, pantes pingsan, kenapa ceroboh" gumamnya sembari menatap yang lain sudah duduk di pinggir lapangan, latihan terpaksa berhenti karna kekurangan pemain.

•••








Raja, Sultan dan Jajaranya [NoMark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang