“Seperti matahari terbenam yang bersinar setiap hari tanpa syarat,aku berharap kamu selalu tersenyum seperti itu setiap hari.lalu aku bisa menjagamu selamanya karena meski dalam kegelapan,kamu paling bersinar di mataku”
🍂🍂🍂🍂
Drap...drap...drap
Suara langkah kaki yang menghempas genangan air hujan menghasilkan gemercik air.membiarkan seluruh pakaiannya basah karena hujan deras yang tenang tanpa ada suara gemuruh. Tidak memperdulikan beberapa pasang mata yang melihatnya heran di persinggahan tempat berteduh.
Langkahnya terhenti,ia sudah sampai di tempat yang ia tuju.
Flat sederhana yang terletak di ujung kota seoul.
Harus menempuh jarak 30 menit dari rumah untuk menuju ke sini,karena taxi yang ia tumpangi terjebak macet,alhasil ia memilih berlari menerobos hujan.
“Lisaya,buka pintunya!”,menggedor pintu sedikit keras agar penghuni flat mengetahui ada tamu yang sedang menunggu,sayang sekali tidak ada bel.ia akui fasilitas flat di sini kurang memadai apalagi jauh dari pusat kota sangat sulit jika harus berangkat ke kampus yang letaknya ada di pusat
“Lisa,kau mendengarkanku tidak?” masih dengan usahanya menggedor sedikit keras pintu flat yang sudah terlihat usang minta di ganti.
Ceklek.
Pintu flat terbuka setengah,menampakkan seorang gadis yang membungkus dirinya dengan selimut,tangannya menggenggam tisu dan wajahnya sedikit pucat
“Yaak,mengapa kau baru mengabariku,eoh?” marah sang oknum penggedor pintu
“Kau,kehujanan?,mengapa kau menerobos hujan.jika kau sakit bagaimana?” alih-alih menjawab pertanyaan sang lawan bicara,lisa justru memarahi balik sang lawan bicara
“Masuklah,ganti bajumu.kemarin kau meninggalkan beberapa lembar kemeja dan celana bahan” tanpa mengatakan apa pun sang tamu menerobos masuk flat di mana lisa berteduh nyaman di dalamnya.
🍂🍂🍂🍂
Dua cangkir susu coklat hangat,di genggaman masing-masing,keduanya mendudukan diri di sofa yang berhadapan dengan jendela,di luar sana sang langit masih betah menangisi buminya walaupun sekedar rintik tapi tetap saja membuat manusia merasa malas untuk beraktifitas berlebihan.
“Kau sudah merasa baikan?”
“Sedikit” sahut lisa dengan suara pelan
“Jaga kesehatanmu,kau tahu.aku sangat khawatir tadi saat mengetahui kau sakit itu pun aku tahu dari teman kelasmu” dengan nada sedikit merajuk
Lisa terkekeh pelan
“Mianhe,hyunsuk.aku hanya tak ingin membuat fokusmu hancur saat mengikuti kelas”
“Justru aku tambah hancur,saat sahabatku sakit tapi aku tidak tahu sama sekali.sahabat macam apa aku” hyunsuk memanyunkan bibirnya.
“Sudahlah,lagi pula aku sudah merasa baikan”
“Kau yakin?”
“1000% yakin” jawab lisa mantap
Hyunsuk tersenyum dan mengusak pelan surai lisa
“Baguslah,kau ingin aku menginap di sini?” tawar hyunsuk
“Eung,kau menginap disini saja ya.aku sedang tidak ingin sendirian” mohon lisa
“Apapun untuk tuan putri” hyunsuk mencubit gemas hidung lisa.
🍂🍂🍂🍂
Keesokan hari.
Kini lisa dan hyunsuk berada di meja makan,hanya ada mereka berdua dengan suara dentingan sendok.
“Bagaimana kabar adikmu,lisa?”
“Mengapa bertanya padaku,bukankah kau dan adikku satu geng”
Hyunsuk memutar bolamatanya malas.
“Kau ini bagaimana sih,kakaknya tapi tidak tahu kabar adiknya”
“Aku memang tidak tahu,sudah satu minggu ia tidak kemari.memangnya kenapa?” tanya lisa
“Tidak aku hanya bertanya,karena aku jarang berkumpul bersama mereka jadi aku tidak tahu bagaimana keadaan mereka”
Lisa hanya menganggukan kepalanya
Mungkin jika kalian bertanya mengapa lisa dan adiknya tinggal terpisah dan di mana orangtua mereka,perlu kalian ketahui lisa dan adiknya adalah anak broken home kedua orangtua mereka bercerai dan lisa memilih tinggal sendiri di flat sederhana sedangkan adiknya memilih ikut bersama eomma.masalah biaya hidup,appa lisa selalu mengirimi putrinya setiap bulan.
“Hyunsuk” panggil lisa
“Hmm”
“Setelah kita selesai sarapan,ayo kita jalan-jalan” ajak lisa yang terlihat antusias
Hyunsuk tersenyum dan mengangguk
“Baiklah,hari ini kita habiskan waktu bersama”
Tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan.pasti salah satunya ada yang menyimpan perasaan,hyunsuk contohnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Lalisa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
