Chapter 02

9 2 0
                                    

"Luna, titip jus lemon yaa," seru Belva mengalihkan atensi Luna yang sedang memesan makanan.

Luna menoleh dan mengangkat jempolnya lalu dibalas senyum lebar dan jempol juga oleh Belva. Gadis itu terlalu periang, pikirnya.

Meninggalkan hukuman mereka dan berakhir di kantin seperti saat ini. Tidak memedulikan guru guru yang mencarinya di lapangan.

"Ini neng pesenannya, mau ibu bawain apa bawa sendiri?" tawar Bu Rahmah membawa nampan berisi pesanan mereka.

"Saya bawa aja bu, duluan ya Bu Mahh," Luna mengambil alih nampan tersebut dari genggaman Bu Rahmah dan membawanya ke tempat mereka duduk.

"Lun, ntar kalo kita dicariin barongsei lagi gimana?"

"Kabur lagi lah, masa jalanin hukuman dua kali."

Mereka menyantap makanan mereka dengan khidmat dan tenang. Hingga,

Maww...

Mawwww...

"Aissh capa ni, cantik kali lah. Ulu ulu cayang.." kucing tersebut menyundulkan kepalanya ke kaki Luna, hingga membuat Luna meninggalkan makan nya dan berjongkok mengambil kucing tersebut.

Bulunya cantik, pasti ada yang punya. Tapi kenapa masuk area sekolah?, Batin Luna bertanya, mengelus bulu kucing tersebut yang nampak bersih dan sangat wangi.

"Bu Mah, ini kucing siapa yaa?" tanya Luna setengah berteriak.

"Gatau neng, Ibu tadi pagi kesini udah ada aja kucingnya. Tapi dikalungnya ada namanya kok," sahut Bu Rahmah.

"Bawa pulang aja Lun, cantik cantik gaada yang punya," usul Belva yang juga gemas melihat kucing tersebut menjilati tangannya dan berseru lucu.

Luna meraih kalung tersebut dan membacanya, "Rabita.."

"Rabita Bel, namanya."

Kucing yang merasa namanya dipanggil pun, langsung menggulingkan badannya menjadi terlentang dan meraih tangan Luna.

_____

Belva menyamakan langkahnya sejajar dengan Luna. Jam pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu.

Rencananya Luna akan menunggu Belva untuk melakukan jadwal piketnya, namun yang ditunggu malah tidak tau diri. Dia malah bernyanyi dan berjoget didepan kelas saat menyapu. Sangat mengulur waktu, pikirnya.

"Ehehe, maapin."

"Kenapa?"

"Lo ninggal gue tadi, gue kira lo marah Lun."

"Nggak, gue duluan mau ngambil kucing. Mau gue bawa balik," membelokkan langkahnya menuju kantin saat dirasa kantin telah sepi.

"Kan ada namanya, Rabita. Punya orang itu Lun," Belva tetap mengikuti langkah Luna memasuki kantin.

Benar kan dugaan Luna, tidak ada yang membawa kucing ini pulang. Padahal sekolah sudah sepi, bahkan gerai gerai kantin sudah tertutup semua.

"See? gaada yang bawa dia balik," Belva menganggukan kepalanya, setuju dengan ucapan Luna.

"Adop aja lah, kasian klesotan di lantai gitu."

Luna menggendong kucing tersebut dan bergegas menuju mobilnya, "Gue duluan ya Bel. Bokap lo kayanya tadi didepan!" melambaikan tangannya pada Belva dan menghidupkan mesin mobilnya.

Belva mengacungkan jempolnya dan berlari menuju orang tuanya didepan pagar, "Kalo sama orang dinginnya minta ampun, kalo sama kucing sayang banget. Maunya nikah sama kucing kali ya," gumam Belva lantas tertawa geli melihat kelakuan sahabatnya.

_____

26 June '21

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE TREASURERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang