iv. kebenaran

937 96 1
                                    

taeyong berdecih pelan, tak peduli dengan amarah jaehyun yang sedang meledak ledak sekarang.

jaehyun mencoba meredam kemarahannya dengan memejamkan matanya, memegang frustasi kepalanya lalu menenggelamkannya di meja.

akhir akhir ini kesibukannya bukan main, dia bahkan sering tak pulang demi pekerjaannya sebagai ketua kepolisian, meninggalkan sang istri serta anaknya di rumah.

bukankah ini yg diinginkannya? menikah dengan park chaeyeon lalu mempunyai anak laki laki tampan bernama jeno.

tapi mengapa rasanya sangat hampa. entah karena pengaruh kesibukannya atau hal lain. ini kosong. semuanya palsu, jaehyun menganggap pernikahan ini tak pernah ada di hidupnya, kasih sayang? jangan dibicarakan.

apa kalian pernah merasa terasingkan karena kesibukan sendiri? benar. jaehyun benar benar lupa jika faktanya ia mempunyai istri dan seorang anak laki laki.

mungkin ini efek dari perbuatannya, lebih menyayangi pekerjaan dan egonya dibanding keluarga dan lainnya. jaehyun tak akan pernah menyangka jika chaeyeon harus mati dalam keadaan menjijikan saat taeyong menceritakan semuanya padanya tadi.

"dia sangat menjijikan! mati dengan keadaan bermain solo lalu mendesahkan nama orang lain yang tentunya bukan namamu."

perkataan taeyong tadi terus berdengung, mustahil kan chaeyeon memang jalang?

jaehyun menemukan chaeyeon dan jeno untuk pertama kalinya bahkan di jalanan, lalu waktu dengan cepat memberikan kesialan padanya, lagi.

jaehyun menyesal tak lebih mengamati gerak gerik istrinya sendiri. jujur, sampai sekarang rasa sakitnya masih terasa. antara merasa kehilangan dan terpukul kenyataan menjadi satu, ini menyakitkan.

"kenapa kau begitu peduli pada jalangmu, bagaimana dengan anak kita yang kau telantarkan? kau tau? dia meninggal kemarin."

"apa maksudmu?" jaehyun mendongakan kepalanya, menatap taeyong menyala.

"jangan berpura pura tak tau jung jaehyun."
jaehyun terdiam sesaat begitupun dengan taeyong atmosfer tegang berkumpulan di ruang kedap suara tersebut, hanya ada taeyong dan jaehyun.

"kau menghilang." taeyong menenggelamkan kepalanya.

"lalu datang membawa orang asing kedalam kehidupan kita, kau bahkan tak tau jika nantinya akan menjadi seperti ini. mengapa kau sebegitu baik dan bodohnya disaat bersamaan?" sudah cukup selama ini taeyong memendam semuanya sendiri, kali ini dia mungkin akan merasa lega setelah membuat jaehyun bungkam dengan tutur katanya sendiri.

"membiarkanku tertindas dengan kebohongan kebohongan yang diperbuatnya hingga sekarang masih terasingkan. bukan hanya aku, kau bahkan mengasingkan anakmu sendiri." bahunya merosot menahan rasa sesak yang mengguncang dadanya.

"lee jaeminku."

ralat, harusnya jung jaemin.

ralat, harusnya jung jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
demons | jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang