3. Vivi

45 2 7
                                    

Ivy bangun di pagi buta, ia harus segera mempersiapkan diri untuk berangkat ke klinik. Semalam asistennya memberi tahu bahwa ia memiliki dua belas pasien yang harus di periksa.

Sejak dia memenangkan mahkota Miss Korea dia semakin sibuk dan waktu istirahatnya berkurang sangat banyak. Nanti saja setelah selesai memeriksa seluruh pasiennya ia harus datang ke kantor Yayasan Beauty Peagent, di mana yayasan itu yang akan mengirimnya ke ajang tingkat internasional.
Ivy harus berprogres dan mempersiapkan diri dengan baik,  supaya layak berangkat ke ajang Grand Slam.

Rencananya pagi ini Ivy akan melakukan joging. Ia akan menghirup udara pagi yang segar. Nggak ada salahnya juga.

Setelah melakukan pemanasan, Ivy berlari kecil meninggalkan rumah. Ia berlari menuju taman sambil melihat keindahan taman kota.

Setelah melakukan lari beberapa putaran Ivy memutuskan untuk kembali ke rumah. Dia harus bersiap-siap datang ke klinik.
Namun dari kejauhan tiba-tiba saja Ivy melihat seekor anjing yang berlari kencang ke arahnya. Anjing berbulu putih sangat lebat. Anjing menggemaskan jenis Bichon Frise itu tiba-tiba menerjang Ivy.

Tubuh Ivy yang tidak seimbang terhempas ke kerumput dengan anjing berbadan besar dalam pelukannya. Ivy terpekik sambil mengernyit karena punggungnya sakit.

"Vivi..."

Seorang pria menjulang sangat tinggi,  Anjing miliknya mengikik.

"Sehun?" Ivy kaget.

"Kau?"

Sehun buru-buru membungkuk membantu Ivy bangun dari jatuhnya. Ivy berdiri setelah Sehun menolongnya. Vivi masih di dalam gendongan Ivy,  tangan kiri Ivy menepuk-nepuk bokong, untuk menghilangkan noda kotor di sana.

"Sorry ya aku nggak bisa mengendalikan Vivi, sini!"

Sehun mengambil alih Vivi yang masih berada dalam gendongan Ivy. Ivy menyerahkan Vivi, tapi sepertinya  Vivi sedang marah pada majikan tampannya. Kepala Vivi menyusup ke dalam ketiak Ivy.

"Aaa... Dia marah padaku." kata Sehun.

Ivy tertawa kecil sambil mengusap bulu Vivi yang  lembut dan tebal.

"Kamu apain emangnya?"

"Dia akan mengejar anjing betina cantik, tapi aku menahannya, tapi aku kelepasan talinya, jadi dia lari ke arahmu."

"Aaaa... Begitu. Hai Vivi kamu harus pulang,  supaya bisa makan enak, oke?"

Ivy mengangkat tubuh Vivi lalu berusaha bicara padanya. Anjing itu sepertinya mengerti. Setelah mengikik lembut, Vivi malah menjatuhkan kepalanya di pundak Ivy. Anjing itu seperti malas pada Sehun.

"Ya ampun, Anjingmu merajuk." keluh Ivy.

Sehun menghenpas bafas kehabisa ide.

"Ehhh... Dimana rumahmu?" tanya Ivy,

"Beberapa blok dari sini. Aku tinggal di dorm."

"Ohhh... Aku antar dia. Barangkali dia tidak marah lagi. Ok?"

"Nggak usah, ini pasti merepotkan."

Ivy melihat jam tangannya, lalu menatap Sehun.

"Nggak papa, aku masih punya banyak waktu kok."

"Oke, makasih aya?"

Sehun tersenyum, lalu mereka meninggalkan taman berjalan ke arah dorm. Mereka berhenti di depan rumah Exo. Benar saja Vivi sudah memaafkan majikan tampannya. Anjing itu nurut dan bersedia di gendong lagi oleh Sehun.

"Makasih ya." kata Sehun.

"Ya, sama-sama, sampai ketemu lagi Vivi."

Ivy mengelus kepala Vivi lalu berbalik meninggalkan Sehun dan juga anjingnya.

Exo's The Last Bachelor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang