1

57 1 0
                                    

Gerombolan yang bernama Flugel memasuki area sekolah sehingga menimbulkan pekikan yang sangat heboh. Flugel berasal dari jerman yang artinya sayap, mereka akan selalu di atas dan tidak segan tanpa memandang bulu jika ada yang menginjak harga diri Flugel yang berhubungan dengan salah satu dari mereka akan kena pukul atau hukuman yang membuat banyak orang bergidik ngeri dan enggan untuk ikut campur dengan Flugel.  Itu motto Flugel.

Menurut mereka Flugel bukan seperti yang banyak orang katakan yang hanya nisa membuat onar dan masalah tetapi bagi mereka Flugel adalah keluarga,  rumah mereka.

Flugel di ketuai oleh seorang pria bermata hitam legam dengan wajah datar dan sifat kasar dan semena menanya yang sedang melangkahkan kakinya dikoridor bersama kedua temannya.

Semua murid SMA Negara yang berada dikoridor semua terpekik heboh dan berteriak histeris karena datangnya sang ketua Flugel, walaupun di takuti namun banyak  yang menyukai mungkin karena parasnya yang tampan khususnya para kaum hawa sehingga membuat laki laki itu bisa terpilih menjadi bintang di sekolah ini.

Walaupun wajahnya datar, kasar, dingin dan jutek serta perkataannya cukup tajam dan menohok hati apalagi dia tergolong seseorang di daftar hitam di sekolahnya karena catatan berkelahinya terlalu banyak dia memiliki sifat kekeluargaan di Flugel yang tidak banyak orang yang mengetahuinya.

Ia adalah Moazzam Akalanka Ladislauv sang ketua Flugel anggota laki-laki yang terkenal di lingkungannya dengan watak keras dan kasar serta mudah sekali terpancing emosi.

Mereka kini tengah berada dikantin yang cukup ramai, tetapi jarak mereka terpisah satu meja karena gadis yang sedang di perhatikan lebih memilih bersama teman perempuannya yang bernama Tsabita, sedangkan Akalanka yang kerap biasa di panggil  Kalan memutar bola matanya malas jika harus bersama kedua temannya yaitu Javas dan Arven. Bukan, bukan dia tidak mau bersama mereka tetapi ia tidak mau berjauhan dengan gadis yang sudah menjadi bualannya.

"Hati dede nggak kuat bila harus berjauhan dengan, Isya." Ucapnya dramatis saat melihat dikejauhan tempat Isya, banyak para lelaki yang diam-diam memperhatikan perempuan yang sedang di usili.

Javas langsung menoyor kepala Akalan sedangkan Arven memilih tertawa melihat perdebatan kecil mereka.

"Isya nggak bakal kemana-mana jarak sejengkal aja kayak jarak beradius-radius meter aja dasar somplak." Celetuk Javas.

"Tau nih, Kal. Lihat Isya masih disana aman bersama keimutan dan kemanisannya nggak ada yang berubah." Sambung Arven menyetujui apa yang dikatakan Javas.

"Tapi liat para cowok bengah itu pada liat ke Isya, gue nggak mau doi gue direbut." Javas dan Arven hanya tertawa, kenapa semakin hari sikap possesive cowok itu agak berlebihan, "Inget Kalan,  lo cuman menjadikan Isya bahan ledekan lo doang. Apa jangan-jangan lo mulai suka?"

Karena tidak kuat bila terus-terusan melihat banyak laki-laki yang melihat kearah Isya yang notebenenya adalah istrinya, pria itu pun memutuskan untuk mendekati gadis itu lalu menyodorkan tempat makan berwarna hitam itu tepat ditangan Isya tanpa memperdulikan apa yang barusan di katakan kedua temannya.

"Makan." Isya kesal dan hanya memutar bola matanya seraya memalingkan pandangannya kearah teman perempuannya yang sedang senyum meledekinya.

Isya mendekat dengan hati hati seraya memperhatikan di sekitarnya apakah ada yang melihat atau tidak,  "gue udah bilang,  jaga jarak di sekolah jangan samain kayak di rumah dodol."

Antara Kalan dan IsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang