Tukang Ngadu

1.2K 159 39
                                    

8 yo Haruto x 8 yo Asahi
Feat. Watanabe Mayu as Haruto's Mom

Ini masih di universe yang sama kaya Peri Gigi kemarin ya. Enjoy~


-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-


“Haruto!”

Haruto tengah menonton tayangan kartun di televisi. Kegiatan hari Minggunya setelah dari gereja ya ini, nonton kartun seharian. Dia pikir hari Minggu ini akan berjalan indah tanpa PR dari gurunya. Tapi mendengar teriakan dari luar rumahnya, ia jadi ragu. Pemilik teriakan itu siapa lagi kalau bukan tetangga resenya, Hamada Asahi.

“Asahi, masuk sini” sayup-sayup ia mendengar suara ibunya. Tak lama kemudian, Haruto mendengar derap langkah tergesa-gesa. Semakin keras suaranya, semakin Haruto menenggelamkan diri dalam sofa ruang TV nya, berharap Asahi tidak bisa menemukannya.

Lamat-lamat Haruto dengar langkah kaki kecil itu naik ke lantai dua, ke kamarnya tentu saja. Si Setan Kecil Hamada Asahi itu pasti mengiranya di kamar. Ah, ini kesempatannya untuk bersembunyi.

Baru saya ia hendak beranjak, tiba-tiba saja Asahi sudah duduk di sampingnya.

“Haruto suka gitu, kalau dipanggil diem aja” gerutu Asahi. Bibirnya mencebik, berpura-pura marah, “Nanti aku bilangin bibi, lho!”

Ini dia yang paling tidak Haruto suka dari bocah umur 8 tahun di sampingnya itu. Tukang ngadu. Huh.

“Bodo amat!” Sahut Haruto ketus. Ia pun mengalihkan pandangannya kembali ke TV di depannya. Lanjut nonton serial Tsubasa.

Melihat Haruto yang tampak fokus ke televisi, Asahi mau tidak mau ikut menonton. Padahal tadi niatnya ke sini mau mengajak Haruto main kelereng di luar. Di saku celananya bahkan sudah ada kelereng setengah kantong plastik. Hasil jerih payahnya tidak jajan demi beli kelereng.

Sejenak ruangan itu tampak hening. Mayu diam-diam tersenyum dari arah dapur mendapati anaknya dan si tetangga yang tampak akur. Padahal biasanya sering kali ia mendapati Haruto berteriak marah dan Asahi yang menangis. Tapi meski begitu, Asahi tidak pernah bosan menghampiri Haruto, dan Haruto selalu menanyakan Asahi jika si kecil itu tidak tampak batang hidungnya. Sebenarnya, mereka saling menyayangi kok. Hanya saja, Asahi terlalu usil dan Haruto tidak suka diusili.

Tayangan Tsubasa di televisi sudah habis. Haruto mendesah kecewa mendapati layar penuh dengan tulisan berjalan. Ia pun meraih sekotak susu di depannya beserta remote TV. Minum dan berniat untuk mengganti salurannya.

“Haruto minum apa?” Tanya Asahi lirih.

“Udah jelas ini susu, ga lihat?” Jawab Haruto ketus.

“Aku boleh minta?”

“Enggak!” Haruto buru-buru beringsut menjauh.

“Aku minta dikit aja kok!” Ujar Asahi memaksa

“Enggak!”

Haruto tetap kekeuh tidak mau membagi susu kotaknya. Enak saja, dia minum sedikit-sedikit kan biar habisnya lama. Masa mau diminta?

Tapi Asahi memaksa. Ia beringsut mendekat dan berusaha merebut kotak susu itu dari tangan bocah 8 tahun di sampingnya. Haruto mati-matian mempertahankan susu kotaknya, maka Asahi juga mati-matian semakin merebutnya. Asahi cuma mau minta sedikit kok, tidak sampai habis, masa tidak boleh?

Tanpa sadar, genggaman kedua anak kecil itu semakin mengerat dan membuat susu itu menyemprot ke wajah Haruto. Mendapatinya, Haruto menggeram marah. Asahi yang kaget langsung melepaskan genggamannya. Dan seketika itu Harutl melempar susu kotaknya ke lantai.

berättelse - hasahi harusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang