Run to you

46 2 0
                                    

Morgan POV

Kini kami menonton the Conjuring 2, horor genre kami berdua.
Auryn sudah pernah menontonnya, begitu pula denganku. Tapikan kami belum menonton bersama.

Entah di film maupun kehidupan nyata. Saat adegan mulai menyeramkan, perempuan akan mendekat pada laki-laki. 99% biasanya begitu, bagaimana dengan sisanya 1%? Jawabannya sekarang duduk manis di samping kiri gue.

Ekspresinya biasa saja, tidak mengeluh ketakutan, tidak seincipun mendekat. Apa karena dia mempunyai rambut mirip sadako?
Malah gue yang terus mendekat. Jadi disini yang sebenarnya pria siapa dan perempuan siapa?

Aku sama sekali tidak fokus menonton.
" Boleh gue tanya" tiba-tiba sekali sekali pertanyaan gue.

"Hm" tatapannya tak berpindah ke gue

Tata kramanya bukan begini. Kutangkap kedua pipinya, kuputar 90° kini menghadapku.

Yang benar saja matanya tetap kesamping terarah pada film.

" Kalau orang ngomong tuh dilihat atuh matanya " ahkirnya kami saling bertatapan.

" Selama ini kau bahagia ? "

" Yap " singkat padat jelas, sakit dikit rasanya. Lalu kembali fokus film.

Finally happy now are you.
Nice.

Habis film, terbitlah jalan-jalan.

" Jalan-jalan gih. Gak bosen apa liat plafon terus "

" Gue malas ganti baju " jiwa-jiwa malasnya keluar.

" Pakai itu aje "

" Minta dielus palanya lagi? Mau Out kemana ?

" Terserah elu, gue ngikut " biasakan, cowok selalu ngikut cewek.

" Kemanapun gue pergi ? "

" Hm.. gue selalu ngikutin elu "

" Sejak kapan " kepo banget sih lu.

" Sejak lu lahir, sejak saat itu gue selalu ngikutin lu. "

Bukannya ngegombal, itu kenyataanya. Kemanapun dia pergi, gue selalu dibelakangnya. Saat lu lelah, berbalik lah. Lu bakal nemuin gue, orang pertama yang lu lihat.

" Punten, gue belum ada 24 jam di Korea." Bener juga.

" Lu pernah main ice skating? " Pertanyaan cuma buat formalitas doang.

" No "

Bener kan firasat gue. Alhasil, kami ganti pakaian musim dingin demi bermain ice skating. Lebih tepatnya gue buka kursus ice skating. Gue bakal jadi guru killer haha. Bukannya gue dendam, kapan lagi bisa ngebawelin si Bonek ?. Kesempatan langka ini tak datang dua kali rek.

Kenapa gue merasa gak punya baju? Gue gak percaya sama apa yang gue lakuin sekarang ini. Gue dandan !
Demi apa Morgan! Ini sudah lewat setengah jam dan gue masih rempong milih mantel musim salju yang mana.

Gue pingin makai warna hitam, imagenya bakal sedih. Masalahnya gue seneng bareng dia.

Aha! Coklat.
Sip, lu kelihatan ganteng Morgan.
Narsis banget kan gue.

Saatnya menaikan harga diri gue, setelah kejadian diskon 75% tadi.

Gue ahkirnya sampai di lantai satu. Kenapa dia selalu bertentangan dengan semua hal-hal yang pernah gue denger tentang cewek. Dia sudah turun lebih dulu, yaampun dia nunggu gue berapa lama.

Selamat, ketauwan sekarang. Terungkap sudah gue jomblo sejati.

Auryn melihat salju turun, dia membelakangi ku yang melihatnya.

Wasiat Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang