Jisung menghampiri Minho yang sedari tadi hanya diam di dalam kamar. Sejak beres makan malam, pemuda itu sama sekali tak membuka suara. Entahlah, tapi Jisung merasa ada yang tak beres dengan suaminya itu.
"Minho, ada apa?" Jisung duduk di samping Minho, mengelus tangan yang lebih tua dengan lembut. Karena pemuda itu masih saja menunduk, Jisung memberanikan diri untuk meraih tangan sang suami agar menoleh ke arahnya. Namun, Jisung terkejut karena ternyata Minho menangis.
Minho ... menangis.
Demi Tuhan, Jisung bahkan merasa dalam sedetik nafasnya terhenti.
"M-minho, k-kenapa menangis?" Jisung menghapus air mata itu dengan panik. "Katakan padaku kena-"
Belum sempat menuntaskan ucapannya, Minho lebih dulu memeluknya dengan erat. Terisak dengan terus mengucapkan kata maaf yang hampir tak terdengar karena tangisannya. Jisung sungguh bingung, hatinya berdenyut sakit melihat Minho yang menangis seperti ini.
"Minho, katakan padaku kenapa kau menangis? Apa terjadi sesuatu?" Jisung mengelus punggung bergetar itu.
Minho hanya menggeleng lalu melonggar kan pelukannya, memandang wajah Jisung yang menatapnya khawatir. Wajah pemuda polos yang sudah ia sakiti.
"Selama ini aku menyakitimu, maafkan aku."
Jisung menggeleng kuat. "Tidak, apa yang kau katakan? Kau sama sekali tak menyakitiku."
"Kau bohong." Minho menjatuhkan kepalanya di bahu Jisung, kembali menangis membuat Jisung mau tak mau sedikit meraih bahu pemuda itu dengan kasar.
"Aku sudah melupakan perlakuan mu padaku dulu, aku sudah menguburnya ... karena hari dimana kita menikah, hari itu juga menjadi awal langkah baru untuk kita. Jangan meminta maaf, Ho."
Minho tak tahu harus bagaimana lagi, ucapan Jisung semakin membuatnya merasa sangat bersalah. Pemuda manis di depannya ini sudah banyak menerima sakit karenanya.
"Sudah, jangan menangis. Kau jelek, aku tidak mau punya suami jelek seperti ini." Jisung tersenyum dan mengelus pipi Minho menghapus air mata pemuda itu. Minho hanya tertawa mendengar ucapan Jisung. Sekali lagi, ia memeluk sang istri dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Full Of Pain || Minsung
FanfictionBahkan dengan banyaknya rasa sakit yang ia terima, suara lembut itu selalu mengalun dengan tenang; tanpa keluh dan tanpa tangis. Jisung menyusun rapi bait-bait luka yang setia ia tutup dengan senyum manis. Seakan tak pernah puas, takdir lagi dan l...