Hai, hai, apa ada yang merindukan cerita ini??
Atau merindukan kehadiran mimin??
Oh, gak ada ya..🤔🤭Ok, meskipun gak ada yang rindu sama mimin... Mimin akan tetap menulis.
Maaf, mimin lama banget hiatus nya, mimin lebih fokus ke cerita yang satu, dan di aplikasi sebelah, mimin pengen nyelesain satu persatu karya mimin..
Dengan kembalinya mimin update cerita ini, semoga para readers bisa senang.
Mimin berharap, dengan kehadiran kalian lagi bisa menyemangati mimin kembali....
Ok, gak perlu berlama-lama, kita mulai aja ya..
Happy reading...
Hari di mana keberangkatan Nadia dan kawan-kawan nya untuk berlibur pun tiba.
Di bandara
"Nadia ini, kenapa lama sekali dia datang? Dia menyuruh kita untuk menunggu di sini, sedangkan dia masih belum terlihat batang hidungnya." Rutuk Indah, yang terus mengotak-atik ponsel nya, mencoba menghubungi sahabat nya itu.
"Sabar, mungkin dia terjebak macet!" Timpal Ratih, menenangkan nya.
Seorang gadis terlihat dari kejauhan, dengan menyeret kopernya di tangan kanan nya, dan ponsel di tangan kiri nya.
"kau ini, kenapa membuat kita sangat cemas? Jika kau telat datang, kita akan tertinggal penerbangan." Omel Indah, yang sedari tadi kesal padanya, karena si buat menunggu lama dirinya.
Nadia hanya tersenyum kecil pada nya, lalu memeluk sahabatnya itu.
"Tapi tidak telat kan? Kita check ini dulu!" Ucap gadis itu seraya terus berjalan, melewati sahabat-sahabat nya.
"Astaga, wanita ini, dia sudah membuat kita cemas, dan kesal, dan dia hanya seperti itu?" Celoteh Indah terus-terusan dengan nada yang kesal.
"Sudah lah, Nadia sudah datang, lagi pula kita tidak terlambat, masih banyak waktu." Ucap Mike menenangkan teman sekaligus kekasihnya itu, dan merangkul pundak nya untuk berjalan.
Indah pun mengalah, dan berhenti mengomel.
Nadia dan sahabatnya masuk ke dalam ruang tunggu setelah melakukan check-in dan boarding pass.
"Hei Nad, apa kita tidak salah lihat?" Ucap Ratih, seraya jari telunjuk nya menunjuk seorang pria yang sedang berjalan santai bersama rombongan nya.
Nadia menengadahkan kepalanya, melihat sekilas ke arah telunjuk sahabatnya itu.
Nadia tertegun, ketika yang di lihat oleh kedua bola mata nya adalah seorang pria yang sudah menjadi saingan nya universitas.
"Sudah lah, mungkin dia juga akan berlibur. Dan berhenti menunjuk ke arah nya, Ratih." Nadia menurunkan tangan Ratih yang masih saja terangkat.
Ratih hanya terkekeh.
Nadia kembali pada ponselnya, dia membalas beberapa pesan yang masuk.
"Nad, loe lihat, siapa pria yang sedang duduk tidak jauh dari tempat kita." Indah yang duduk di sebelah kanan Nadia, sengaja menyenggol lengan Nadia dengan sikut nya, dan hampir saja ponsel yang sedang di pegang Nadia terjatuh.
"Aku sudah tahu! Biarkan saja." Jawab Nadia dengan santai.
Indah melirik ke arah Ratih yang duduk di sebelah kiri Nadia, yang hanya dijawab dengan mengangkat kedua bahu sahabat nya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan " Let me be happy"
RomanceMaaf aku harus berkorban, walau aku akan terluka tapi ini demi kebahagianmu. Aku tidak pantas untuk kamu miliki, aku akan sakit tapi tidak akan sesakit jika suatu hari harus kehilanganmu, jalani hidupmu penuh kebahagiaan, aku akan selalu ada untukmu...