Chapter 1 - Bad Impression

189 29 33
                                    

Mengemas, angkat-mengangakat, serta menyusun barang, segala hal Jisung lakukan dengan mandiri -bukan bank- olehnya. Dengan pertolongan Chan yang mau meminjamkan mobil mahalnya menjadi kendaraan angkut barang, Jisung jadi tidak perlu menyewa jasa ojol tukang ngegas untuk membawa muatan barang seubruk miliknya itu.

Pindah hunian, sekarang Jisung memiliki tempat tinggal sendiri. Berkat kesuksesannya berdagang di online shop berwarna hijau dengan slogan 'Selalu Ada Selalu Bisa', akhirnya dia dapat mengumpulkan uang hingga mampu membeli rumah. Ia bisa bernafas lega setelah terbebas untuk tidak satu atap dengan tukang ojol ngegas yang hobinya menagih hutang setiap pagi tersebut.

"Uhuy... beres juga." Hari ini cukup melelahkan baginya, dia mungkin akan bersantai dulu sebentar sebelum mengembalikan mobil milik Chan.

Tidit!

Suara klakson berbunyi barbar layaknya Changbin saat menagih hutang. Jisung dengan cepat segera keluar rumah, dia mengkhawatirkan mobil mahal Chan yang diketahui masih nyicil itu. Karena dia ingat saat memarkirkan mobil tadi dia parkir seenaknya, tepat di depan gerbang rumah orang. Seperti kurang kerjaan dia ini, padahal parkir di depan rumahnya sendiri juga bisa.

Berdiri di samping motornya yang terparkir, pengendara berhelm hitam itu tetap saja membunyikan klakson walau melihat Jisung sudah menghampirinya untuk memindahkan mobil.

"Maaf! Mobilnya mau dipindahin sekarang, maaf ya mas." Jisung tersenyum sungkan sambil membungkuk pada orang itu.

Karena merasa tanggung, sekalian saja dia mengantarkan mobil ini langsung kembali ke pemiliknya. Rencana untuk rebahan harus ia tunda dulu sebentar karena hal ini. Mood swing Jisung jadi muncul lagi, seketika dia merasa malas pada orang tadi. Baru saja pindah rumah sudah langsung dapat tentangga kurang menyenangkan. Alhasil dia jadi mengerutu sepanjang jalan.

"Mentang-mentang pake moge, rumahnya paling gede, ngerasa jadi bos mafia gitu? Cih!"

"Baju item-item, ngelayat lo?"

"Sok banget ngelipet tangan depan dada, mana helm kagak dicopot pas gue lagi ngomong."

"Ngerasa keren kali begitu? Awas aja kalo mukanya buluk, fix gue hujat sampe kena mental."

Menggurutu bukan sebuah tindakan yang baik, Jisung tahu itu. Hanya saja orang tidak sopan sudah sewajibnya ia gerutui, lalu kemudian ia jadikan bahan gosip untuk dibagikan dengan temannya yang lain. Sebut saja salah satu penggosip ulung di kalangan kawan Jisung, siapa lagi kalau bukan Hyunjin si bibir berisi. Selain suka menggombali cewek, Hyunjin ini hobi sekali bergosip seperti cewek.

Singkat cerita, Jisung sampai di kediaman Chan. Memang tujuan awalnya ialah mengembalikan mobil, tapi dengan adanya kejadian di kompleks tadi Jisung pun mengeluarkan unek-uneknya dengan jalur ngeteh sambil bergosip di rumah Chan. Kebetulan di sana ada Hyunjin juga, maka karena itu pergosipan jadi lebih meriah dengan adanya si mesin gibah.

"Kesel gue jadinya!" Jisung telah menceritakan kejadian tadi lengkap didengarkan Chan dan disahuti Hyunjin.

"Orang kaya suka pada songong emang," keluh Hyunjin dengan ekspresi julid.

"Lebih mending daripada orang songong yang sok kaya kan?" Felix yang merasa ter-mention pun nimbrung dalam kegiatan gosip ini.

"Ngerasa berduit lo? Hidup masih ditanggung Chan jangan sombong," sindir Hyunjin.

Niat Felix hanya bercanda, tapi Hyunjin malah baper. Di sinilah Felix mulai mendramatisasi ucapan Hyunjin. Karena casting untuk jadi pemeran dalam sinetron Suara Hati Suami tidak lolos, akhirnya Felix jadi rajin mendrama dalam kehidupan sehari-hari. Selamat, hasil didikan Hyunjin malah membuat dia sendiri menyesal karena suka mendrama.

Wannabe Hot | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang