4. Mengenai Paman

116 33 139
                                    

#. happy reading-! .#

.

---

Perihal Taehyung, kala itu Mora menganggap asing. Saat gadis-gadis begitu memuja, Mora hanya diam merutuk.

Tampan, namun bukan seleranya-- tadinya berpikir seperti itu.

Sudah dua tahun berlalu, tapi perasaannya enggan hilang. Taehyung begitu banyak memberi warna pada kehidupan Mora. Tanpa sadar sesuatu berdesir hangat didadanya.

Paman, aku menyukaimu.


Berawal dari Taehyung yang mengunjungi rumah Mora, beretika sebagai tetangga baru.

Memberi bingkisan kecil, penuh coklat bersama amplop putih yang bertengger di atasnya. 

Tulisannya tidak rapih, namun cukup membuat pipih.

" ...terimakasih."

"ya, sama-sama." Tersenyum singkat, menatap lekat, lalu pergi.

Mora menatap punggung itu. Punggung yang dibalut kemeja putih, sangat pas dengan posturnya.

Kian menjauh, kian tak rela.


Semoga suka. 

Kudengar dari ibumu kamu suka coklat. Aku bertemu beliau kemarin. Kamu pergi, jadi aku berkunjung lagi hari ini.


Mora mendesis, lalu menutup amplop itu bersama hati yang kacau.

Sialan, manis sekali. Sialan, aku jatuh hati!

---

Masih dua tahun yang lalu, beberapa hari setelah Taehyung menyapa. Dan kali ini, ia kembali.

"Permisi.." ramahnya pada ibu Mora, Yu Gyung-- yang sedang menata meja tamu.

"Taehyung? Untung kamu kesini, bisa bantu tante?" 

Tanpa basa-basi, Taehyung mengangguk menyanggupi. 


"Bangunin anak gadis, ya. Tante, sedang repot."

Semua terasa membisu, kata 'anak gadis' terngiang dikepala Taehyung. Ingatannya tertuju pada hari yang lalu, saat Mora tersenyum gugup serta kepala yang tertunduk. 

Gemas sekali.

"Taehyung? Denger engga? Itu kamarnya di lantai dua, pojok kanan."

"Sip, serahkan sama Taehyung." 

Kemudian, Taehyung menuju tangga, membuka pintu sang empu pelan, mengunjungi tubuh mungil itu, lalu duduk pada tepian kasur.

Mengelus kepalanya lembut dilanjut mendekati telinga si gadis, membisiki dengan seduktif, suara seraknya berkata, "Mora.. bangun. Aku datang."

---

"Jangan marah padaku. Ibumu yang menyuruh."

"Dasar mesum! Tua bangka!" emosinya memuncak mengingat tadi malam, Mora memakai pakaian yang cukup terbuka untuk tidur lelapnya. 

"Aku belum tua, umurku dua puluh enam tahun."

"HAH?! KAMU SERIUS?" lagipula Taehyung terlihat muda, masih remaja. Wajar saja kalau Mora terkejut.

"Telingaku mau patah tahu!..." dengusnya sambil merotasikan mata.

" ...iya, serius. Engga usah sekaget itu."

"Tua sekali, paman Taehyung."

"Ya! Paman katamu?"

"Iya, paman." Lidahnya menjulur, matanya ia buat putih. Berlari menuju Yu Gyung, meminta perlindungan.



Paman.. sudah lama ya kita mengenal. Tolong bantu aku hapuskan senyummu di sini, di pikiranku. Itu mengganggu.


tbc.


maaf, kali ini Yeonjunnya engga hadir soalnya lagi date sama aku :( 

dan supaya kedepannya engga bingung, aku mau jelasin dulu

Taehyung di sini menggunakan kata panggil aku-kamu dan aku-kau, tergantung situasi dan waktu. Yang terpenting, enjoy aja bacanya. Simple kok tapi engga juga hehe '3'

 Simple kok tapi engga juga hehe '3'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ꜰᴏxxɪᴜᴇ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

setelah hujan [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang