Welcome gaes!!
Gimana kabar kalian? Baik kan?
Semoga kalian semua tetap sehat, dan mari kita sama-sama mengikuti protokol kesehatan, agar virus yang jadi perbincangan disegala penjuru negara saat ini segera berlalu. Karena jujur, Ness udah pengen banget sekolah normal kayak dulu.
Kalau ada typo kasih tau😘Okelah, nggak usah banyak basa-basi...
And
Happy reading!❤
~♥~
Kring kring
Bel pulang berbunyi bertepatan dengan itu kelas 12 IPA 3 pun bubar. Biasanya kelas ini akan bubar 10 menit lebih lambat, tapi kali ini mungkin dewi fortuna sedang memihak pada kelas mereka. Siapa sih yang nggak suka kelasnya bubar bertepatan dengan bunyi bel? Apalagi kalau bubarnya lebih awal!
"Lo semua langsung pulang kan?" Tanya Rose.
"Nggak" Sahut Ririn, Aini dan Raina kompak.
"Ya! Gue pulangnya sama siapa dong?!" Kata Rose dengan lesuh. Ini nih, salah satu resiko punya sahabat yang ikut organisasi, kadang ditinggal sendiri pas jam pelajaran atau bahkan yang lebih parahnya seperti saat ini,pulang pun harus sendiri, mana nggak bawa kendaraan pribadi lagi.
"Tinggal telpon supir lo aja, apa susahnya sih" Jawab Ririn tidak habis pikir.
"Hp gue lowbet jamila. Lo yang make sampe mati, kalau lo lupa" Balas Rose sinis.
"Yaudah sih, santai aja" Ririn membalas disertai toyoran buat Rose.
"Nggak tau diri banget lo anj-"
"Gimana kalau lo pulang bareng, Mirzha aja? Kebetulan tuh dia nggak ada eskul hari ini" Sahut Raina tiba-tiba.
Mendengar itu mata Rose melotot sempurna. "Yang benar aja lo!" Pekik Rose tidak percaya.
Raina mengendikkan bahu. "Tergantung dari lo nya sih".
"Idih, gue sih ogah" Tolak Rose mentah-mentah.
"Yaelah, cuman nebeng doang kali" Timpal Aini jengah.
"Ta.."
"Raina, udah siap? Pulang yok" Sambar laki-laki yang sedari tadi menjadi perbincangan Raina dan kawan-kawan.
"Oh iya, Za. Lo pulangnya bareng Rose ya? Soalnya gue ada bimbingan buat olim nih" Titah Raina.
Mirzha yang mendengar itu melotot tidak terima. "Gue bareng lele? Nggak mau gue" Tolaknya.
"Heh! Lo pikir gue sudi gitu?" Sambar Rose.
"Nah, liat sendiri kan Ra? Tuh lele aja nggak mau" Ujar Mirzha.
"Zaa" Balas Raina dengan tatapan penuh harap.
"Ck, iya iya" Kata Mirzha dengan raut tidak iklas, sedangkan Rose yang melihat itu sudah siap melontarkan kalimat protesan tapi lebih dulu diselah oleh Aini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Teen Fiction[FOLLOW DULULAH SEBELUM BACA, BIAR SAMA-SAMA ENAK! KAMU SUKA CERITA INI? SAYA PUN SENANG! MARI SALING MENYENANGKAN!] [HARAP MEMAKLUMI CERITA INI, KARENA AUTHORNYA MASIH PENULIS AMATIR] [CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, TOLONG BIJAK DALA...