Childish Hubby

Prolog.

"Kak, ayo nikah."

Jiandra yang saat itu sedang meminum air mineral, hampir saja menyemburkan semua airnya keluar. Menatap sosok pria yang selama satu tahun ini berstatus sebagai pacarnya.

"Leo, kebiasaan!" katanya memperingati.

"Aku serius."

"Kamu masih muda."

"Terus kenapa? Aku nikah juga gak bikin aku langsung berubah jadi tua."

"Ya, iya emang. Tapi—" ucapan Jiandra terpotong saat Leo kembali berbicara.

"Apa? Aku ganteng, mapan, baik, suka menabung, bertanggung jawab. Apa lagi yang kurang?"

Jiandra menghela napas.

Jiandra tidak masalah jika menikah dalam waktu dekat, karna umurnya sudah matang untuk itu dan dia siap. Tapi Jiandra tidak yakin dengan kesiapan Leo.

Umur mereka berbeda tiga tahun dengan Leo yang umurnya berada di bawah Jiandra. Memang umur bukan patokan untuk menentukan kedewasaan seseorang, tapi yang Jiandra lihat, Leo memang belum siap untuk itu. Jiandra takut nanti Leo akan menyesal karna menikah diumurnya yang sekarang, yang harusnya masih bebas bermain dengan teman-teman sebayanya.

"Bukan itu, Leo." Jiandra mencoba untuk memberi pengertian.

"Apa?"

"Aku emang gak ada niat untuk ngekang kamu, tapi setelah nikah waktu main sama temen-temen kamu pasti gak seleluasa sekarang. Pasti. Kamu gapapa? Belum lagi sama masalah rumah tangga lain. Kamu siap bawa beban itu diumur kamu yang sekarang?"

"Aku udah sering bilang, kan? Aku udah pikirin itu dan aku siap," jawabnya frustasi, "tinggal Kakaknya aja."

Ya, Leo memang sudah sering mengatakan ingin menikah dengannya. Tapi Jiandra hanya menganggap ucapannya itu sebagai bentuk rasa cemburunya saja karna Leo pasti akan mengajaknya menikah jika melihatnya berinteraksi bersama dengan partner kerjanya sesama guru.

"Kamu beneran siap?" tanya Jiandra mulai mempertimbangkan.

Leo menatapnya lurus, "Kak, percaya sama aku."

Dan ya, akhirnya mereka menikah. Lalu Jiandra mulai mengetahui sifatnya yang kekanakan itu, ternyata lebih kekanakan saat dirinya dan Leo tinggal satu atap.