Anak Komplek 1

10 5 6
                                    

***

Anina Silvya, anak komplek perumahan 'Indah Sari'. Salah satu perumahan mewah yang memiliki 6 rumah. Nina bukan anak yang ceria awalnya, tapi setelah nonton drama korea reply 1988 dia memiliki cita-cita untuk akrab dengan semua anak komplek yang sudah tinggal bersama selama kurang lebih 10 tahun lamanya. Saat SD keenam anak komplek sering main bersama, tapi beranjak remaja sudah mulai menjauh, penyebab utamanya karena puber.

Nina bertekad ingin kembali membuat komplek ini menjadi hangat dan akrab, bukan hanya cuma bertegur sapa saat bertemu. Hal yang sulit adalah harus darimanakah Nina memulainya?

Pertama, ia harus menjadi ramah, saling bertegur sapa ataupun lebih. Seperti SKSD contohnya.

Anak komplek terdiri dari 4 laki-laki dan 2 perempuan. 3 antara laki-laki itu seumur dengan Nina dan satunya lagi lebih tua dari Nina. Sedangkan yang perempuan seumuran dengan Nina.

Selasa pagi itu, Nina berniat mulai menjalankan rencananya. Dia melihat Dirga sedang memanaskan motor kesayangannya di depan rumahnya.

"Pagi Dirga!" Sapa Nina ceria. Sangat kentara bahwa Dirga terkejut dengan apa yang terjadi. Perempuan yang hanya keluar saat gempa atau sekolah tiba-tiba menyapanya dengan senyum manis.

"P-pagi juga?" Jawabnya ragu. Reaksi yang sudah diprediksi Nina. Memang benar, ini tidak mudah. Tapi demi mewujudkan geng komplek seperti geng sammundong Nina harus berusaha.

"Mau sekolah ya?"

"Iya, kan pake seragam" Dirga menunjuk seragam putih abu-abu yang dipakainya

"Ohiya hehe." Nina tersenyum canggung.

"Yaudah deh aku juga mau berangkat. Dah Dirga!" Nina segera melaju ke sekolah meninggalkan Dirga yang masih dilanda kebingungan.

Siangnya

"Sialan Nabila! Bisa-bisa nya nurunin gua didepan komplek siang bolong gini. Mana gerah banget!" Nina mendumel saat berjalan masuk komplek.

"Dasar manusia ga ada hati! Untung gua ada beli es potong."

Tiba-tiba Nina melihat Bagas yang sedang buang sampah. Sontak Nina memegang dadanya tak kuat melihat mahakarya indah di depannya sedang buang sampah, bahkan dengan kaos oblong putih dan celana ponggol Bagas masih tampak sangat mengagumkan.

"Eh ada kak Bagas." Nina menyapa dengan suara yang dibuat seimut mungkin.

"Hai Nina, baru pulang sekolah ya?" Tanya Bagas basa-basi.

"Enggak kak, baru pulang bajak sawah," Jawab Nina bercanda membuat Bagas tertawa renyah. Nina ikut tersenyum melihat wajah menawan tetangganya itu. Nina pasti pernah menyelamatkan Indonesia dulu sehingga bisa bertetanggaan dengan makhluk menawan ini.

"Kak mau jadi pacar aku?" Nina reflek menutup mulut malu karena pertanyaan spontannya. Sial, ini pasti efek wajah tampan Bagas.

Bagas tersenyum geli menatap wajah Nina yang perlahan memerah. "Kakak masuk dulu ya,"

Nina mengangguk lesu, dia ditolak lagi untuk yang ketiga kalinya.

"Ma! Princess cantik mama ditolak lagi sama calon mantu mama!" Nina merengek begitu kakinya mencapai pintu masuk.

"Ma! Ish Ma! Dengerin ga sih?" Omel Nina saat tidak terdengar sahutan dari mamanya seperti biasa.

"Diem! Mama lagi fokus ini," Sahut Ria—Mama Nina—sambil menghias kue.

"Mama ngapain?" Tanya Nina sesaat setelah sampai didapur dan melihat kekacauan yang terjadi, pasti ulah Godzilla eh Mamazilla.

"Udah sana ganti baju terus bantu Mama beresin ini." Nina spontan merengut kesal.

ANAK KOMPLEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang