Saat ini Maura sedang mengobati luka di tangan nya setelah tangisan nya mereda. Maura meringis ngilu saat ia mengoleskan salep ke tangan nya, Maura meniup menahan rasa ngilu. Berbicara tentang Arka entah kemana pria itu pergi karena setelah memberikan nya obat pria itu pergi. Maura sendiri merasa lebih baik Arka tidak disini sebab ia tidak akan berkonsentrasi mengobati luka nya ini. Setelah selesai Maura bingung harus menaruh obatnya dimana kemudian ia memutuskan menaruh nya di meja dan duduk terdiam menunggu Arka.
"Kemana dia?" gumamnya bingung. Selama menunggu Arka, Maura menatap seisi Mansion Arka yang sangat besar dan juga mewah ia tidak menyangka Arka bisa memiliki Mansion ini hanya selama 6 tahun. Maura bangga kepada Arka yang sudah sukses di usia nya yang masih muda. Maura menunduk sedih karena sekarang ia merasa tidak pantas kalau seandainya ia bersanding dengan Arka yang sekarang.
Arka yang semakin tampan dan gagah dan lihatlah Mansion yang begitu mewah dan luas tak ketinggalan taman dan kolam belakang yang tak kalah luas nya juga belum lagi ia melihat beberapa mobil mewah di halaman depan rumah itu semakin membuat Maura sadar diri.
Maura menunggu Arka tetapi dia tidak kunjung datang membuat Maura bingung harus melakukan apa. Tidak baik bukan ia langsung pergi tanpa pamit kepada Arka terlebih dia sudah menolongnya dari pria jahat itu. Mengingat kejadian tadi membuat Maura ingin menangis kembali tetapi ia mencoba untuk melupakan nya meski itu sulit."Kemana dia? Kenapa dia tidak muncul juga." gumamnya mencari keberadaan Arka tetapi tidak ada.
"Apa aku harus mencarinya?" Maura pun memutuskan untuk mencari Arka. Maura mencari dan memanggil Arka tetapi tidak ada sahutan dari siapapun dan ia bertemu dengan Pelayan di rumah ini dan memberitahu nya bahwa Arka sedang sakit dan berada di kamar sekarang. Maura yang mendengar Arka sakit jelas terkejut dan segera menemui pria itu dan benar saja ia melihat Arka sedang terbaring dengan selimut yang melilitnya.
"Arka.." panggil Maura pelan tetapi tidak ada sahutan dari Arka."Aku masuk." Maura mendekati Arka dan memegang dahinya yang cukup panas. Arka membuka kedua mata nya saat merasakan sebuah tangan di dahinya.
"Apa yang kau lakukan." marah Arka melihat Maura masuk ke kamarnya. Maura pun langsung menjelaskan bahwa ia akan pamit pulang tetapi sekarang ia tidak mungkin pulang sebab Maura tidak bisa meninggalkan Arka dalam kondisi seperti ini.
"Aku akan memanggil Dok..." ucapan Maura terhenti karena Arka memegang tangan Maura dengan erat dan mengatakan bahwa dia tidak memerlukan Dokter.
"Kau pulanglah. Aku bisa mengurus diriku sendiri." usir Arka tetapi Maura tidak mau pergi justru Maura bangkit dan melihat beberapa obat demam yang mungkin Arka sudah minum.
"Tunggu sebentar. Aku akan membuatkan sesuatu untukmu." Maura pergi meninggalkan Arka yang menatap Maura yang tidak bisa di artikan. Arka memejamkan kedua mata nya dan mendesah lelah. Ia memang tidak ingin ke rumah sakit sebab musuhnya akan tahu bahwa ia sedang lemah dan ia juga bisa memanggil Dokter pribadi nya tetapi Arka berpikir kembali mungkin setelah meminum obat kondisinya akan jauh lebih baik.
Beberapa menit berlalu Maura datang membawa sup yang menggugah selera. Arka menatap Maura. Ia menyuruh Arka bangun dan segera memakan sup nya ini."Aku buat kan sup untuk mu, sebenarnya ini bukan buatan ku seluruhnya karena aku tidak bisa memasak aku hanya membantu pelayan disini saja." jelas Maura tersenyum kikuk saat menyadari Arka saat ini sedang menatapnya.
"Aku tidak lapar." tolaknya tetapi Maura bersikeras bahwa Arka harus memakan nya kalau tidak Maura tidak akan kembali pulang. Arka menarik nafasnya dalam lalu bangun dari tidurnya kemudian ia mengambil Sup yang Maura bawakan. Maura tersenyum melihat Arka yang memakan sup nya itu.
"Aku sudah memakan sup nya kau bisa pergi sekarang." usir Arka tetapi Maura menolak untuk pergi sebelum demam Arka menurun. Bagaimana bisa ia pergi dengan keadaan Arka begini bisa bisa Maura tidak akan bisa tidur sepanjang malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terdalam
Chick-LitNovel Hurt Love & Hate. Arkatama Javierro adalah pria pertama yang membuat Maura Aldavino, primadona sekolah, terpesona hingga tergila-gila. Tak peduli seberapa sering Arka menolaknya, Maura tidak mengenal kata menyerah. Dengan semangat yang mengge...