PULPEN

17 0 0
                                    

Queenucy09

Part 5

Terlihat seorang gadis terbaring dengan perban di bagian keningnya, tidak ada seorangpun selain dirinya. Kaca jendela masih terkunci dengan tirai-tirai yang bergoyang karena hembusan angin dari luar pintu.

 Kaca jendela masih terkunci dengan tirai-tirai yang bergoyang karena hembusan angin dari luar pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak lama kemudian, gadis itu membuka matanya tampak sangat lesu dan pucat. Gadis itu adalah Bila, yang baru tersadar dari pingsannya akibat terkena lemparan bola basket.

Bila meringis kesakitan, kepalanya terasa begitu pusing. Dia memperhatikan setiap sudut ruangan UKS, dia sedikit kebingungan dengan situasi yang dialaminya sekarang. Bila mengambil Ponsel yang terletak di atas meja disampingnya, mengirimkan pesan singkat kepada sahabatnya.

"Dhia lama bangat sih, aduh mana tidak ada orang lagi" keluh Bila yang mulai merasa takut.

Tidak lama kemudian, Dhia terlihat dengan wajah panik menuju sahabatnya itu.

"Bila kamu tidak kenapa-kenapa kan?" Dhia membantu Bila untuk duduk agar posisinya lebih terasa nyaman.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja, kamu sudah menulis pesan dan kesan?"

"Ya Allah Bila, sudah sakit begini masih saja mikirin pesan-kesan?

"Hehe bukan begitu, panitia kan mencoba memberikan yang terbaik buat kita, jadi apa salahnya aku mikirin pesan dan kesan sebagai dukungan kita mahasiswa baru untuk mereka"

"Iya iya, menulis beberapa kalimat saja kok" balas Dhia

"Ya sudah, mana kertas pesan-kesan yang aku titipkan sama kamu tadi? Aku sekalian minjam pulpen juga ya, aku nggak ingat tas aku dimana"

Dhia memberikan kertas pesan-kesan dan memeriksa tas untuk mencari pulpennya. Seketika dia mengingat sosok wajah baru yang ditemuinya di kantin tadi. "Yah, pulpen ku dipinjam sama mahasiswa baru tadi, gimana dong Bil. Oh ya, kamu jangan khawatir mungkin saja tas kamu sudah diamankan oleh panitia"

Namun, tiba-tiba terdengar suara dari luar yang sejak tadi melihat mereka berdua. "Hei anak maba, kamu tidak dengar bel baru saja berbunyi untuk berkumpul di lapangan?"

Tersentak mereka berdua terkejut, Dhia yang tadi duduk disamping sahabatnya langsung pergi berlalu, "Baik, kak. Bil aku pergi duluan ya kamu jaga diri baik-baik".

Bila mengangguk dan menatap kepergian sahabatnya hingga keluar ruangan, disamping itu sosok tinggi yang bersandar di pintu berjalan menuju ke arah Bila. Suasana menjadi canggung antara senior dan junior. Bila yang tadinya bersandar mulai mengambil posisi tidur dan menghadap kearah samping untuk menghindari kontak mata dengan seniornya.

Ruang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang