BALAS DENDAM

35 3 2
                                    

Queenucy

Part 2

"Percuma juga gua ngomong sama cewek bisu kayak lu!! Lu harus ganti rugi, karena lu sudah bikin hari gua sial dan memalukan." Ungkap Evan secara lugas, lalu mengambil kokarde Bila yang terletak di atas kursi dan berlalu pergi.

Melihat sikap Evan yang seperti itu membuat Bila kesal, Bila berdiri memanggil nya setelah Evan berlalu
" Heyy!! Itu punya aku."

Evan hanya melirik kebelakang dan tersenyum tipis melihat ke arah Bila, sedangkan Bila berdesah kesal melihat Evan. Bila baru tersadar bahwa semua orang di sekitar koridor sedari tadi memperhatikannya, membuat gadis berkulit putih itu malu dan memutuskan untuk pergi dari situ. Bila pun mengambil tasnya yang terletak di atas kursi, dalam waktu yang bersamaan ponsel Bila berdering "Ngapain ya, Dhia meneleponku?" Pikirnya sembari menyentuh layar ponselnya.

"Assalamu'alaikum Bila, kamu lagi dimana? Ke kantin yuk, Aku sendirian nih" Ucap Dhia yang berbicara tanpa jeda.

" Wa'alaikumussalam. Iya deh, aku sekarang ke sana. Kamu tunggu aja!" Balas Bila, lalu menutup telvonnya.

😊_____😊

Evan mendapatkan hukuman karena datang terlambat, akibatnya dia harus membersihkan toilet belakang setelah pulang nanti. Keluarnya Evan dari ruangan komdis dengan wajah yang kesal, Evan langsung menuju koridor tadi bermaksud untuk menemui Bila.

Dari kejauhan Evan menatap kursi yang di duduki Bila tadi sudah kosong, "Kemana hilangnya tuh anak, apa dia takut ya?" Evan melanjutkan langkah kakinya, setiba di sana Evan duduk sejenak memikirkan tentang apa yang telah dialaminya tadi.

"Nasib gua kok gini sih, kesannya miris amat di hari pertama gua" pikirnya seolah-olah tidak percaya apa yang telah dialaminya.

Sekilas pikiran Evan terarah pada kokarde Bila yang ada di dalam tas ransel abu-abu yang masih tersandang di punggungnya, Evan mengeluarkan kokarde tersebut dan melihat kearah tulisan nama "Oh jadi namanya Shabila Putri dari Ilmu kesehatan Masyarakat, yah satu jurusan. Awas tunggu pembalasan gua!!" Ancaman Evan tampak serius.

Satu jam berlalu dan waktu istirahat pun berakhir, semua mahasiswa baru kembali berkumpul di lapangan futsal. Setelah semuanya berkumpul, panitia melakukan pemeriksaan kokarde untuk memastikan semua sudah berada di lapangan. Mendengar pengumuman itu membuat Bila cemas, karena Bila tidak memakai kokarde berhubung kokardenya tadi ditahan sama Evan.

" Aduh, gimana nih? Kokarde aku nggak ada?" Bila sangat cemas dan membuat hatinya tidak tenang.

"Bil, kakaknya sebentar lagi kesini tuh!! Emang kokarde kamu kemana sih? Tadi setahu aku, kamu pakai loh" Dhia terheran kenapa kokarde Shabila tidak ada.

"Ceritanya panjang, aduh gimana nih? Aku pasrah aja lah" Ungkap Bila yang panik tidak tau harus ngapain lagi. Kalau jujur, gimana caranya? dia kan nggak mengetahui nama orang yang mengambil kokardenya itu.

"Mana kokarde kamu!! Kamu pikir kokarde itu tidak berharga???" Bentak panitia kepada Bila.

Bila hanya menundukkan kepalanya dan tidak sepatah kata pun yang mampu keluar dari mulutnya. Melihat sikap Bila yang seperti itu membuat panitia kesal dan menyuruh Bila ke depan " Sekarang kamu ke depan, cepat!!"

Bila tanpa pikir panjang berjalan ke depan, wajah bila memerah ketika di permalukan di depan umum. Meskipun bukan dia saja yang tidak memakai kokarde, akan tetapi panitia sepertinya ada masalah pribadi dengan Bila. Karena hanya Bila yang dipojokin di depan, entah mungkin karena hanya Bila cewek sendirian yang tidak memakai kokarde atau ada alasan tertentu.

" Semuanya diam sebentar!! Coba kalian perhatikan orang-orang yang tidak tau aturan ini, terlebih cewek yang pemberani ini" Salah seorang panitia bernama Kevin mengumumkan dan menunjuk ke arah Bila.

" Siapa nama kamu?" tanyanya kepada Bila.

" Shabila Putri kak" Bila menjawab dengan suara yang lambat sehingga Kevin mengulangnya kembali dengan microfon yang dipegangnya " Shabila Putri".

Mendengar nama itu, sontak membuat cowok yang dari tadi tidak memperhatikan apa yang terjadi di depan membuatnya melirik ke arah cewek yang berada di depan itu.

"Heh, Rasain lu. Emang enak dipermalukan seperti itu" Evan tersenyum dan menatap tajam Bila yang tertunduk.

"Kasihan bangat sih tu cewek, kalau gua jadi panitia, pasti gua belain tuh cewek" ungkap cowok yang berbaris di samping Evan.

" Kasihan apa'an sih, gua lebih kasihan lagi gara-gara dia" pikir Evan setelah mendengar perkataan cowok di depannya tadi.

...........


Lanjut part 3 guys 😊
Apakah Evan akan mengakhiri balas dendamnya kepada Bila???
Selamat Membaca Terima kasih

Ruang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang