Bab 11

30.9K 2.5K 13
                                    

Tatiana memberikan sentuhan terakhir pada riasan wajahnya. Ia mengoleskan lipglos bewarna pink di bibirnya. Dari pantulan kaca, ia bisa melihat Risyad sedang sibuk mengancingkan kemejanya.

Untuk kebiasaan Risyad ganti baju di kamar memang tidak ingin dia ubah. Sebisa mungkin jika Risyad sedang berganti baju, Tatiana akan keluar kamar atau lebih memilih memejamkan matanya. Sebenarnya jika di rumah orang tuanya di Malang, Tatiana juga memiliki kebiasaan yang sama persis seperti Risyad. Ia lebih suka ganti di kamarnya. Tapi tidak mungkin ia bawa kebiasaan itu sampai sekarang. Ia cukup malu harus berhadapan dengan Risyad saat harus berganti baju.

Pernah sekali ia lupa membawa pakaiannya ke kamar mandi dan mau tidak mau ia berteriak kepada Risyad meminta tolong untuk diambilkan baju. Dengan bodohnya ia lupa, jika Risyad membuka lemari yang berisikan baju-bajunya, Risyad sudah pasti akan melihat celana dalam atau bra miliknya. Setelah insiden lupa bawa baju itu, sebisa mungkin Tatiana akan membawa baju kalo ke kamar mandi. Sekalipun Risyad sedang tidak ada di rumah. Ia takut Risyad tiba-tiba pulang dan menemukan dirinya bugil saat membuka kamar.

"Mau sampai kapan kamu ngoles itu di bibirmu?" Tanya Risyad.

Tatiana kemudian tersadar dan meletakkan kembali lipglos di meja riasnya. Meja rias ini baru dibelikan oleh Risyad karena Tatiana merengek. Ia heran di kamar sebesar ini, tidak ada kaca satupun kecuali di kamar mandi.

"Nanti pulang jam berapa dari kampus?" Tanya Risyad.

"Gak tau."

"Kok bisa gak tau? Kan sudah ada jadwalnya."

"Aku gak ingat."

"Kelas pertama dimulai jam berapa?" Tanya Risyad lagi.

"Setengah sembilan." Jawab Tatiana.

"Yaudah berangkat bareng saya sama Abel aja sekarang." Usul Risyad.

"Gak mau!" Jawab Tatiana terlalu cepat.

Risyad menaikkan sebelah alisnya menatap Tatiana heran. "Kenapa?"

Tatiana menatap Risyad. "Aku maunya berangkat sendiri." Rengek Tatiana.

"Abel pasti lebih suka kamu berangkat sama-sama dia." Ucap Risyad tegas.

Mendengar kata Abel membuat Tatiana tidak bisa menolak.

"Tapi kan..."

"Gak ada tapi-tapian. Kita berangkat bareng!"

Risyad keluar dari kamar terlebih dahulu meninggalkan Tatiana yang ngedumel. Tak lama ia menyusul Risyad menuju ruang makan.

"Ayo Mama kita sarapan." Ucap Abel yang sudah siap di meja makan bersama dengan Risyad.

Tatiana hanya tersenyum dan mengambil tempat di hadapan Abel. Selama makan tidak ada yang mengeluarkan suara. Hanya terdengar suara alat makan yang beradu.

Abel sudah siap di kursi belakang sedangkan Tatiana di depan bersama dengan Risyad dibalik kemudi.

"Kemarin waktu sekolah ada temen Abel yang pake jam tangan baru." Ucap Abel memecah keheningan di dalam mobil.

Tatiana memutar badannya ke belakang untuk bisa melihat Abel. "Oh ya?" Tanya Tatiana antusias.

"Iya Ma. Bagus banget deh, warnanya pink. Ada gambar dolphinnya." Sahut Abel dengan semangat.

"Jam tangan Abel juga bagus." Ucap Tatiana.

"Tapi jam tangan Abel gak baru." Ucapnya seolah-olah sedih.

Tatiana mulai mengerti kemana arah pembicaraan yang dimaksud oleh Abel. Ia melirik sekilas pada Risyad yang terlalu fokus mengemudi. Ia yakin Risyad pasti mendengar pembicaraannya dengan Abel. Tapi ia tidak menanggapi apapun.

Selisih 22 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang