Bab 15

31.2K 2.5K 7
                                    

Risyad yang sedang membaca di kasur dan melihat Tatiana yang sudah kesekian kalinya menguap saat sedang mengerjakan tugas. Ia melihat Tatiana meletakkan kepalanya di meja.

"Aaahhh..." Teriak Tatiana tiba-tiba.

Risyad yang mendengar Tatiana berteriak tiba-tiba segera turun dari kasur dan menghampiri Tatiana. "Ada apa?" Tanyanya panik.

Tatiana mengangkat kepalanya dari meja kemudian menatap Risyad dengan tatapan melas. "Tugasnya banyak banget. Dosennya tega banget ngasih tugas sebanyak ini." Rengek Tatiana.

Risyad melihat tumpukan buku dan kertas yang berserakan di meja. "Masih banyak?" Tanya Risyad.

Tatiana mengangguk lelah.

"Kerjain dulu." Setelah mengatakan itu Risyad keluar kamar.

Tatiana yang menatap kepergian Risyad hanya menggerutu. Tatiana pikir ia akan disemangati atau apa gitu. Ternyata pikirannya salah besar. Tatiana saat ini benar-benar ingin menangis. Rasanya ia mengerjakan tugas dari tadi tapi gak selesai-selesai.

Risyad datang tak lama kemudian dengan satu cangkir coklat panas dan satu toples cookies. "Minum dulu." Risyad menyerahkan coklat panas dan meletakkan toples di ujung meja.

"Kenapa bukan kopi biar aku bisa melek?" Tanya Tatiana heran. Meski begitu, ia tetap menerima coklat panas yang diberikan oleh Risyad.

"Gak baik kalo terlalu sering kopi." Jawab Risyad. "Udah kamu lanjutin ngerjain tugasnya. Saya temani sampe kamu selesai." Risyad mengambil kursi lainnya dan menggeser di sebelah Tatiana.

Kemudian Risyad tenggelam kembali dalam buku di tangannya.

Tatiana menatap sejenak Risyad yang duduk di sebelahnya yang sedang hanyut dalam bacaannya.

"Cepet dikerjain! Jangan ngelihatin saya terus." Tegur Risyad tanpa mengangkat kepalanya.

Tatiana buru-buru mengalihkan pandangannya dan mulai melanjutkan mengerjakan tugas.

Risyad melirik sekilas Tatiana yang tengah tenggelam dalam tugasnya kembali. Ia tersenyum sekilas kemudian melanjutkan bacaannya.

***

"Mama kenapa? Sakit ya?" Tanya Abel saat tiba di ruang makan.

Tatiana hanya menggeleng lemah. "Ayo Abel sarapan, nanti terlambat ke sekolahnya." Tatiana mulai mengambilkan makan untuk Abel.

"Kalo kamu gak enak badan ijin aja." Usul Risyad.

Tatiana lagi-lagi hanya menggeleng. "Sia-sia dong begadangku semalem kalo aku ijin."

"Muka kamu pucat banget itu." Ucap Risyad khawatir.

"Gak papa kok."

Mereka mengantar Abel terlebih dahulu seperti biasa, kemudian baru mengantar Tatiana.

"Kalo ada apa-apa kabari saya." Ucap Risyad sebelum Tatiana turun dari mobil.

Tatiana mengangguk. Ia mencium tangan Risyad, baru turun dari mobil.

"Mukamu kenapa?" Tanya Alisha khawatir.

Tatiana meletakkan tasnya di atas meja kemudian meletakkan kepalanya di atas tasnya.

Alisha memegang kening Tatiana. "Badanmu anget lho."

Tatiana menepis tangan Alisha pelan. "Aku gak papa kok."

"Pulang aja deh kalo sakit." Ucap Alisha khawatir.

Tatiana menggeleng. "Gak papa kok, hari ini kan cuma kelas ini aja. Habis kelas aku bisa langsung istirahat."

Selisih 22 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang